☑︎ Panduan ini sudah diperbarui untuk 2025

Jadi kamu pengen bikin website?

Mungkin untuk proyek sampingan, bisnis kecilmu, portofolio freelance, atau sekadar ingin punya bagian dari internet yang benar-benar milik kamu sendiri.

Apapun alasannya — selamat! Kamu sudah satu langkah lebih maju dibanding kebanyakan orang, karena kamu bertanya hal yang paling penting: gimana sih cara mulai bikin website?

Kabar baiknya:

⚡Kamu TIDAK perlu bisa coding.
⚡Kamu TIDAK perlu menyewa developer.
⚡Dan kamu TIDAK harus keluar banyak uang.

Panduan ini akan menemani kamu melalui prosesnya langkah demi langkah, dengan bahasa yang manusiawi — tanpa istilah teknis yang bikin pusing, tanpa omong kosong ala “tinggal install Nginx dan edit DNS zone file”.

Bahkan, setelah selesai membaca, kamu akan tahu dengan jelas:

  • Apakah kamu benar-benar butuh website lengkap? (spoiler: kadang enggak!)
  • Jalur mana yang paling cocok: Wix? WordPress? Framer? Atau yang lain?
  • Langkah-langkah apa yang perlu diambil — dan urutannya — dari nol sampai website kamu live.

Yuk langsung mulai.

Langkah 0: Perlu Website, Nggak Sih?

Mari jujur saja — di 2025, punya website bukan lagi hal yang otomatis dilakukan semua orang.

Tergantung tujuannya, sebuah website lengkap bisa jadi terlalu berlebihan… atau malah mengalihkan fokus dari hal yang penting.

Jadi sebelum buru-buru beli domain dan mulai drag-drop layout, coba tanya dulu pertanyaan yang lebih mendasar:

Apakah saya benar-benar perlu website — atau ada cara yang lebih cepat, murah, dan cerdas untuk mencapai tujuan yang sama?

Berikut panduan singkatnya:

  • Mau bikin personal brand atau profil profesional? Website masih jadi juaranya.
  • Lagi meluncurkan produk atau startup baru? Website = pusat kendali kamu.
  • Freelancer atau konsultan? Klien biasanya nyari kamu via Google.
  • Punya bisnis fisik? Website bantu membangun kepercayaan, booking, dan arah lokasi.

Tapi kadang…

  • Cuma ingin pamer karya atau foto? Akun Instagram atau Behance bisa lebih cepat dan simpel.
  • Mau jual produk digital? Coba Gumroad atau Lemon Squeezy — bisa langsung jualan tanpa website.
  • Mau berbagi cerita atau opini? Medium atau Substack bisa bantu kamu langsung punya pembaca.
  • Cuma butuh satu halaman dengan link in bio? Pakai Carrd, Linktree, atau Beacons — beres dalam hitungan menit (detailnya ada di bagian ini).

Masih bingung? Ini aturan praktis yang bisa kamu pegang:

  • Kalau kamu peduli dengan kendali penuh atas tempat online-mu (dan nggak mau tunduk pada algoritma atau aturan platform lain), bikinlah website.
  • Kalau yang kamu cari adalah kecepatan, kesederhanaan, dan tanpa repot maintenance — mulai dari platform hosted atau sosial media, dan nanti bisa naik level.

Singkatnya:

Website memberimu kebebasan, fleksibilitas, dan ruang untuk tumbuh dalam jangka panjang. Tapi kalau belum siap, nggak apa-apa mulai dari tempat lain — dan kembali ke sini saat waktunya tepat.

Kalau kamu merasa masih di tim “kayaknya perlu website deh” —
Selanjutnya: mari cari tahu jenis website apa yang paling cocok buat kamu.

Langkah 1: Pilih Jalur Website-mu

Oke, jadi kamu sudah memutuskan kalau bikin website itu layak dilakukan. Keren!

Sekarang muncul pertanyaan besar berikutnya:

Mau bikin website jenis apa — dan gimana caranya?

Jawabannya tergantung dari apa yang kamu ingin website-mu lakukan, seberapa banyak kontrol yang kamu butuhkan, dan seberapa besar waktu (atau uang) yang mau kamu investasikan.

Untuk mempermudah, kita bagi semua metode populer ke dalam tiga jalur utama:

  • Website builder seperti Wix, Squarespace, atau Weebly – cocok kalau kamu pengen yang visual, cepat, dan nggak ribet urusan teknis.
  • WordPress (self-hosted) – terbaik kalau kamu butuh fleksibilitas total, kontrol penuh atas data, dan akses ke ribuan tema serta plugin.
  • No-code builder modern seperti Framer, Typedream, atau Carrd – ideal buat landing page, proyek personal, dan MVP startup.

Yuk bandingkan secara singkat:

Jenis Platform Kemudahan Pakai Kontrol Desain Biaya Paling Cocok Untuk
Website Builder Klasik ⭐⭐⭐⭐⭐ ⭐⭐⭐ $–$$ Portofolio, bisnis kecil, toko lokal
WordPress (self-hosted) ⭐⭐ ⭐⭐⭐⭐⭐ $ Blog, proyek besar, SEO-sentris
No-Code Builder ⭐⭐⭐⭐ ⭐⭐⭐⭐ $ Startup, personal site, MVP cepat

Masih bingung? Gampangnya begini:

  • Pengen yang cepat dan simpel? → Coba website builder (lihat perbandingan lengkapnya di sini).
  • Butuh fleksibilitas jangka panjang dan performa SEO? → Pilih WordPress.
  • Mau tampil keren tanpa repot desain? → Coba Framer atau Typedream.

Selanjutnya: kita akan bedah masing-masing opsi agar kamu bisa memilih dengan yakin — tanpa tebak-tebakan.

Opsi A: Website Builder

Kalau kamu ingin langsung online secepat mungkin — tanpa menyentuh satu baris kode pun — website builder adalah sahabat terbaikmu.

Platform-platform ini menangani semuanya untukmu: hosting, desain, update, bahkan penghubungan domain. Semua dalam satu paket yang ramah pemula.

Tinggal seret, ketik, klik “Publish” — dan beres, website kamu langsung tayang.

Berikut beberapa pilihan teratas yang layak dipertimbangkan:

  • Wix – builder paling fleksibel saat ini. Banyak template, editor powerful, dan pasar aplikasi yang luas.
  • Squarespace – terkenal dengan desainnya yang cantik dan nuansa minimalis. Cocok untuk kreator dan portofolio.
  • Weebly – simpel, solid, dan ramah di kantong. Milik Square, jadi ada fitur e-commerce bawaan juga.

Siapa yang cocok pakai website builder?

  • Kamu ingin website yang tampil oke tanpa perlu menyewa desainer
  • Kamu ingin launch cepat (bahkan bisa jadi di hari yang sama)
  • Kamu lebih memilih bayar sedikit per bulan daripada ribet update, keamanan, atau urusan hosting

Tapi tetap ada beberapa kelemahan yang perlu diingat:

  • Kamu akan punya kontrol terbatas atas SEO, kecepatan, dan kode custom (dibanding WordPress)
  • Pindah platform di masa depan tidak selalu mudah — migrasi bisa ribet
  • Beberapa fitur hanya tersedia di paket premium (misalnya e-commerce, membership, analitik)

💡 Tips dari kami:

Sebagian besar builder punya versi gratis atau masa uji coba — jadi kamu bisa coba-coba dulu sebelum bayar. Kalau bingung mulai dari mana, coba Wix atau Squarespace — dua-duanya pilihan yang solid.

Kalau kamu mau membandingkan lebih detail antar website builder, mampir ke analisis lengkap kami.

Next: kamu butuh kontrol dan fleksibilitas lebih? Mungkin kamu tim WordPress 🌞

Opsi B: WordPress (Self-Hosted)

Kalau website builder itu ibarat menyewa apartemen yang sudah lengkap perabotannya 🛋️

maka WordPress self-hosted adalah seperti beli tanah kosong dan membangun rumah versi kamu sendiri di atasnya 🏡

Perlu sedikit usaha ekstra di awal — tapi fleksibilitasnya nggak ada lawan.

Lebih dari 40% semua website di internet dibangun dengan WordPress. Mulai dari blog pribadi sampai media besar dan toko online raksasa.

Kenapa masih banyak yang pakai WordPress?

  • Gratis dan open-source 100% (kamu hanya bayar hosting + domain)
  • Bisa install tema dan plugin apapun untuk ubah tampilan atau tambah fitur
  • Cocok untuk SEO, kecepatan, blogging, dan scaling ke proyek besar
  • Kamu punya dan kontrol semua hal — tanpa aturan dari platform pihak ketiga

Tapi, tentu saja ada sisi minusnya juga:

  • Bukan sistem all-in-one — kamu harus pilih sendiri penyedia hosting seperti Hostinger (tenang, kita bantu juga kok)
  • Ada kurva belajar yang lumayan, terutama kalau ini pengalaman pertama kamu bikin website
  • Kamu perlu urus update, backup, dan maintenance (atau pakai plugin buat bantuin)

Tapi kabar baiknya: WordPress sekarang jauh lebih ramah pengguna — apalagi dengan bantuan tools seperti:

  • Page builder seperti Elementor, Spectra, atau Kadence Blocks (bisa drag-and-drop tanpa coding)
  • Starter theme yang langsung keren — seperti Astra, Neve, atau Blocksy
  • One-click installer dari hampir semua penyedia hosting yang bisa langsung pasang WordPress otomatis

Secara keseluruhan, WordPress adalah 🏆 pilihan terbaik untuk blogger, kreator konten, penyedia jasa, agensi, dan siapapun yang ingin mengembangkan website-nya seiring waktu — tanpa batasan dari platform.

Next: kalau kamu pengen sesuatu yang lebih ramping, cepat, dan stylish untuk proyek kecil… saatnya bahas no-code builder modern.

Opsi C: No-Code Builder Modern

Kalau website builder terasa terlalu kaku — dan WordPress terasa terlalu ribet — kamu mungkin bakal suka generasi baru alat no-code yang super cepat dan bergaya ini.

Platform-platform ini dirancang untuk kecepatan, kesederhanaan, dan tampilan keren — sering dipakai oleh kreator indie, startup, dan siapa saja yang pengen langsung live tanpa drama.

Bayangkan: tampilan website startup keren, tapi tanpa perlu hire desainer atau nulis satu baris kode pun.

Beberapa favorit kami:

  • Framer – cepat banget, fokus pada desain, animasi cantik, dan layout responsif bawaan.
  • Typedream – mirip Notion, tapi buat website. Clean, minimal, super gampang dipakai.
  • Carrd – rajanya one-pager. Cocok untuk halaman personal, portofolio, atau link-in-bio. Mulai dari $9 per tahun(!)

Kenapa pilih no-code builder?

  • Instalasi super cepat – bisa jadi live dalam waktu kurang dari sejam
  • Tampilannya modern dan responsif – animasi built-in, layout rapi
  • Cocok banget untuk landing page, portofolio, atau proyek sederhana

Tapi ada juga batasannya:

  • Tidak ideal untuk website dengan banyak konten, blog aktif, atau fitur backend custom
  • Kamu agak terikat pada style visual platform-nya (terutama di Typedream dan Carrd)
  • Beberapa fitur lanjutan (form, analytics, script khusus) butuh upgrade atau workaround

💡 Tips praktis:

No-code builder juga cocok banget buat uji coba ide cepat — bikin landing page, validasi produk, atau buat one-pager untuk proyek kamu sebelum investasi ke website besar.

Selanjutnya: kamu sudah pilih platformnya — sekarang mari bahas isinya. Apa aja yang sebaiknya dimuat di dalam websitemu?

Langkah 2: Struktur dan Rencana Konten

Sebelum kamu mulai seret-seret widget atau pilih font kesukaan, ada baiknya kamu tahu dulu:
sebenarnya kamu mau bilang apa sih di website ini?

Anggap langkah ini seperti bikin sketsa atau denah rumah 📋 sebelum mulai bangun.
Kabar baiknya? Kamu nggak perlu overthinking kok. Yuk kita uraikan:

🔹 Halaman vs Postingan

Kalau kamu pakai WordPress (atau platform yang bisa blog), kamu akan ketemu dua jenis konten: halaman (pages) dan postingan (posts).

Perbedaan singkatnya:

Halaman (Pages) Postingan (Posts)
Konten statis (Tentang Kami, Kontak, Layanan) Artikel atau update dengan tanggal
Biasanya jadi bagian utama struktur situs Biasanya ditampilkan di blog atau feed
Diatur lewat menu navigasi Diatur lewat kategori dan tag

💡 Anggap aja “pages” itu bagian tetap, dan “posts” adalah konten yang kamu tambahkan dari waktu ke waktu (seperti artikel, kabar terbaru, atau studi kasus).

🔹 Halaman Wajib untuk Sebagian Besar Website

Struktur dasar yang klasik dan aman untuk website kecil:

  • Beranda – siapa kamu, apa yang kamu tawarkan, dan bagaimana kamu bisa bantu
  • Tentang – cerita, nilai-nilai, tim, atau latar belakangmu
  • Layanan / Portofolio / Produk – yang kamu tawarkan, lengkap dengan harga atau link
  • Kontak – cara pengunjung bisa hubungi kamu (formulir + email + mungkin tautan medsos)
  • (Opsional) Blog – kalau kamu berencana berbagi artikel atau berita

Kamu nggak perlu nulis semuanya sekarang — cukup bikin outline singkat untuk tiap halaman. Daftar poin aja sudah cukup.

🔹 Tips Pro: Bikin Sketsanya

Ambil kertas dan pensil, lalu gambar struktur website impianmu — kotak buat halaman, panah buat navigasi.

Serius, ini beneran membantu.

Bahkan di 2025.

Kamu akan kaget betapa jelasnya jadi kelihatan arah dan struktur situsmu nanti.

Atau pakai alat gratis seperti Figma untuk wireframe dan Octopus.do untuk bikin sitemap cepat.

Kalau kamu sudah 🗺️ tahu mau naro apa di mana — waktunya masuk ke tahap berikutnya:
desain! Mari bahas logo, font, warna — semua bagian visual yang bikin websitemu terasa “kamu banget.”

Langkah 3: Desain dan Branding

Ini bagian di mana website kamu mulai kelihatan… ya, kayak kamu.

Tapi tenang — kita nggak akan ceramahin soal teori warna atau suruh kamu pilih dari 92 jenis font.

Tujuannya adalah bikin tampilan yang konsisten dan rapi, tanpa tenggelam dalam lubang kelinci Pinterest selama 4 jam.

Mari kita bahas satu per satu:

🔹 Logo (atau Cukup Nama)

Kalau kamu sudah punya logo – mantap, tinggal upload dan lanjut.

Kalau belum? Gak masalah. Kamu nggak perlu logo mewah untuk mulai.

Sebagai gantinya:

  • Pakai nama kamu atau nama bisnis dengan font yang bersih dan sesuai nuansa proyekmu — selesai!
  • Atau bikin logo simpel pakai tools berikut:
    • Looka – logo otomatis berbasis AI
    • Canva – template logo drag-and-drop, versi gratis udah cukup
    • Hatchful – branding kit cepat dan gratis

🔹 Font dan Warna

Pilih maksimal 2 jenis font. Satu untuk judul, satu untuk isi. Kombinasi terbaik itu yang simpel dan mudah dibaca. Coba ini (semua gratis di Google Fonts):

  • Judul: Montserrat / Raleway / Playfair Display
  • Isi: Open Sans / Lato / Inter / Roboto

Butuh inspirasi warna? Coba:

Tips utama: cukup 1 warna utama, 1 warna netral (abu-abu/hitam/putih), dan 1 warna aksen kalau perlu.

🔹 Gambar dan Visual

Ini udah 2025, jadi lupakan foto stok yang kelihatan norak. Gunakan visual berkualitas tinggi yang benar-benar mewakili proyekmu:

Dan ya — Canva bisa dipakai untuk bikin header, mockup, atau preview untuk sosmed juga.

🔹 Layout dan Spasi

Kalau situs kamu terasa “berantakan”, kemungkinan besar karena masalah spasi.
Gunakan lebih banyak ruang putih daripada yang kamu kira: jangan menjejalkan semuanya ke satu layar.

Ruang kosong itu sahabatmu. Begitu juga dengan grid. Mayoritas tema dan builder sudah pakai grid — jadi jangan rusak kecuali kamu tahu betul apa yang kamu lakukan.

Kalau font, warna, dan layout sudah oke — saatnya tekan tombol publish.

Lanjut ke langkah berikutnya: mari kita launching dan sambungkan websitemu ke dunia.

Langkah 4: Publikasikan, Hubungkan, Promosikan

Selamat! Kontenmu sudah siap, desainnya juga keren — dan kamu tinggal selangkah lagi untuk menunjukkan website barumu ke dunia ✨

Berikut langkah-langkah untuk benar-benar launching — dan biar orang lain bisa nemuin kamu (baik manusia, Google, maupun AI).

🔹 Gunakan Domain Kustom

Gak ada yang mau ngetik alamat kayak namakamu.weebly.com atau brandmu.framer.website

Gunakan domain beneran, seperti namamu.com — murah, gampang, dan langsung bikin situsmu kelihatan profesional.

Kamu bisa:

  • Beli domain langsung lewat builder seperti Wix atau Squarespace
  • Atau beli via penyedia domain seperti Namecheap dan sambungkan manual

💡 Usahakan ambil .com kalau tersedia, tapi ekstensi lain seperti .co, .io, atau .site juga oke — terutama kalau kamu sasar pasar lokal.

🔹 Tambahkan Info SEO Dasar

SEO (Search Engine Optimization) terdengar teknis, tapi dasarnya cukup simpel.

Pastikan setiap halaman punya:

  • Judul unik (muncul di tab browser & hasil pencarian Google)
  • Deskripsi singkat (biar orang tahu halaman ini tentang apa)
  • URL yang gampang dibaca (contoh: /kontak lebih baik daripada /page?id=43721)

Kalau pakai WordPress, instal plugin seperti All-in-One SEO atau Rank Math.
Sebagian besar website builder juga punya kolom SEO bawaan — isi aja!

🔹 Daftarkan ke Google

Supaya Google tahu website kamu ada, lakukan ini:

  1. Buka Google Search Console dan tambahkan domain situsmu.
  2. Verifikasi kepemilikan domain lewat dashboard domain kamu (Google kasih panduan super lengkap, kok).
  3. Kirim sitemap via Search Console — sebagian besar platform bikin otomatis, tapi dengan submit manual Google bisa nemuin lebih cepat 🙂

Langkah ini bantu mempercepat kemunculan websitemu di hasil pencarian — plus kamu bisa pantau trafik dari waktu ke waktu.

🔹 Pasang Analytics

Mau tahu berapa banyak orang yang mampir ke situsmu dan ngapain aja mereka di sana? Pasang analytics!

Beberapa opsi populer, dari yang mainstream sampai privasi-first:

Biasanya cukup tempelkan 1 potongan kode. Di WordPress bisa pakai plugin, di builder cari opsi “Analytics” atau “Tracking”.

🔹 Promosikan!

Website kamu udah live — jangan dibiarkan diam!

Bagikan ke mana-mana:

  • Tambahkan link ke bio media sosial
  • Masukkan ke signature email
  • Sebutkan di LinkedIn atau Twitter/X
  • Ceritakan ke klien, audiens, dan teman-teman

Kalau kamu berencana ngeblog atau jual produk, ini juga waktu yang pas untuk mulai mikirin newsletter dan alat pemasaran — cek Webmaster Academy kami untuk panduan lengkapnya.

Next: masih ragu bikin website penuh? Atau pengen sesuatu yang lebih cepat dan ringan? Kita juga punya alternatifnya!

Masih Ragu? Pertimbangkan Alternatif Berikut

Kamu sudah baca sejauh ini tapi masih ragu?
Mungkin bikin website penuh terasa terlalu ribet sekarang — atau kamu cuma butuh eksistensi online yang ringan dan instan.

Tenang, kamu nggak sendiri — dan kabar baiknya, ada beberapa alternatif solid yang bisa kamu pakai dengan usaha seminimal mungkin.

Berikut beberapa yang layak dicoba:

  • Instagram – sempurna untuk kreator visual, fotografer, seniman. Bisa jadi portofolio sekaligus pusat kontak.
  • Linktree / Beacons / Carrd – bagus untuk halaman “link in bio”. Tambah tautan, bio singkat, dan selesai.
  • Medium / Substack – pengen nulis tapi nggak mau ribet bikin situs? Di sini kamu tinggal fokus nulis, sisanya udah diurusin.
  • Gumroad / Lemon Squeezy – kalau kamu cuma butuh etalase digital buat jual produk, nggak perlu bikin website besar.
  • Typedream / Framer – one-pager modern super cepat untuk landing page, MVP, atau proyek personal.

💡 Mulailah dari yang paling mudah. Kamu selalu bisa upgrade ke website penuh nanti — bahkan banyak platform memungkinkan redirect dari halaman lama ke situs baru.

Punya website itu powerful — tapi memulai dari kecil seringkali adalah langkah paling cerdas. Yang penting, kamu punya sesuatu online yang bisa mewakili dirimu saat kamu nggak sedang online.

Next: masih ada pertanyaan? Yuk kita bahas pertanyaan paling umum sebelum kita akhiri panduan ini.

FAQ: Bikin Website di 2025

Punya pertanyaan? Kamu nggak sendirian. Berikut beberapa yang paling sering ditanyakan — plus beberapa mitos yang sebaiknya disingkirkan 👇

🙋🏽‍♀️ Haruskah saya bisa coding untuk bikin website?

Sama sekali nggak perlu. Kalau kamu ngoding website dari nol di 2025, kemungkinan kamu developer… atau suka menyiksa diri. Builder seperti Wix, WordPress, dan Framer memungkinkan kamu bikin situs keren tanpa sentuh satu baris kode pun.

🙋🏻‍♂️ Berapa sih biaya bikin website?

Kamu bisa mulai dari di bawah $50 per tahun kalau pakai WordPress + hosting murah. Builder seperti Wix atau Squarespace mulai sekitar $10–20 per bulan. Fitur premium, domain, dan email mungkin nambah biaya — tapi ada opsi untuk semua budget.

🙋🏿‍♂️ Bisa nggak sih bikin website gratis?

Bisa aja — tapi biasanya ada konsekuensinya: iklan, watermark, dan tanpa domain sendiri. Oke buat uji coba atau prototipe, tapi kurang cocok buat kesan pertama yang profesional. Serius deh, domain $10/tahun itu investasi yang layak.

🙋🏽 Apakah punya website bikin saya muncul di Google?

Hanya kalau kamu atur dengan benar — kontennya harus berguna, struktur situsnya rapi, dan SEO dasarnya diurus. Google nggak bakal otomatis suka kamu cuma karena kamu ada. Tapi tanpa website sendiri, kamu hampir pasti nggak akan muncul di hasil pencarian sama sekali.

🙋🏾‍♀️ WordPress masih relevan di 2025?

Masih banget. WordPress masih jadi motor di balik 40% website di internet. Memang ada alat baru yang lebih “kekinian”, tapi WordPress tetap pilihan terbaik kalau kamu butuh fleksibilitas, konten yang kompleks, atau fitur lanjutan — tanpa biaya platform bulanan.

🙋‍♀️ Bisa pindah platform di kemudian hari?

Bisa, tapi nggak selalu mulus. Kamu bisa bikin ulang situsmu di platform lain kapan saja, tapi proses pindahan desain dan konten kadang ribet — apalagi dari builder seperti Wix atau Squarespace. Kalau kamu merasa bakal berkembang, sebaiknya mulai dari WordPress atau builder yang lebih portable seperti Framer.

🙋 Apa punya media sosial aja cukup?

Untuk awal-awal, kadang cukup. Tapi website adalah satu-satunya tempat online di mana kamu bikin aturannya sendiri. Nggak ada algoritma, nggak ada iklan, nggak ada shadowban. Itu markas digital kamu.

🙋🏾‍♀️ Saya dengar bikin website itu butuh berminggu-minggu…

Itu kalau kamu mau bikin Airbnb berikutnya. Untuk kebanyakan orang, website pertama bisa jadi live dalam hitungan jam. Nggak perlu nunggu semuanya sempurna — lebih baik rilis versi sederhana dan upgrade seiring waktu.

Sekarang Giliran Kamu

Selamat, kamu sampai di akhir panduan ini! 🎉

Kita udah bahas banyak banget — mulai dari apakah kamu butuh website, pilih alat yang tepat, menyusun konten, desain, sampai publikasi dan alternatif.

Sekarang bagian paling penting: eksekusi!

Ingat, website pertamamu nggak harus sempurna. Yang penting: eksis dulu. Lebih baik “jadi” daripada “sempurna tapi nggak pernah dirilis.”

Mau kamu pakai WordPress, Wix, Framer, atau apapun — langkah yang paling penting adalah yang kamu ambil hari ini.

Kalau panduan ini bermanfaat buatmu — atau kamu punya pertanyaan, komentar, atau opini pedas 🌶️ — langsung aja scroll ke bagian komentar dan tinggalin pesan. Kita beneran baca, kok.

Dan kalau menurutmu ini berguna, jangan ragu buat bagikan ke teman atau rekan kerja yang lagi butuh info serupa.

Sampai jumpa di internet 👋

Ayo diskusikan!

24 comments

Izin bertanya, jadi apakah ini berarti website itu adalah tempat kumpulnya/rumahnya untuk blog? Hanya saja address nya bisa sesuka hati kita?

Alexandrino da cruz

damain Garatis ?caranya

Mantab! Luar Basa! Dan pastinya sangat bermanfaat. Terima kasih yaa

akhirnya jadi lebih mengerti

domain gratis ..? bagai mna cara nya

Bingung

Terimakasih banyak. Sungguh sangat membantu untuk saya pemula.

terimakasih bozz…?
informasi anda sangat bermanfaat

Bagaimana tutorial lengkapnya pembuatan website secara detail dan singkat yg mudah dipahami?

Bisa kah di persingkat lagi cara membuat website halaman ini?

Ko gada kolom nya ya buat belajar web

dimana saya bisa menemukan tutorial website dengan detail & lengkap menggunakan bahasa indonesia ?

Standing Teknik

Oke gan, Sangat membantu untuk pemula yang ingin membuat website

Marupa Sinurat

Kenapa harus bayar… Tidak bisa kah seperti akun facebook tidak bayar selama lamanya? Atau akun youtube tidak pernah tuh bayar…

Bisa kok gak bayar, tapi bukan membuat website,tapi membuat blog (di website orang). Anda bisa buat WordPress blog tanpa sekalipun membayar, namun anda gak punya domain sendiri (hanya numpang).
Ilustrasinya Sama seperti ini Pak.
“anda pngn punya motor,tapi gak pngn bayar. Cukup pinjem motor temen kan bisa,atau pinjem motor keluarga, gak perlu beli/kredit”.

bang, bagi lagi wawasannya selain wordpress (contoh: joomla!) dan hosting alternatif lainnya! :)