Search results for

"slider"

Cara Memilih Tema WordPress di 2025 (Tanpa Bikin Pusing Sendiri)

☑︎ Panduan ini telah diperbarui untuk 2025

Memilih tema WordPress bisa terasa seperti masuk ke toko besar yang penuh ribuan desain—semuanya tampak menarik, tapi kamu tidak tahu mana yang benar-benar cocok buat situsmu.

Semua mengklaim cepat, cantik, SEO-friendly, dan penuh “magic” – tapi mana yang benar-benar sesuai kebutuhanmu?

Dalam panduan ini kita akan membahas:

  • apa sebenarnya tema WordPress itu (petunjuk: bukan cuma soal warna dan font)
  • apakah sebaiknya pakai tema gratis atau berbayar
  • dan 8 hal penting yang harus kamu perhatikan sebelum memilih tema

Entah kamu sedang membuat blog, portofolio, atau halaman utama perusahaan, panduan ini akan membantumu menghindari tema yang berat, desain yang bikin menyesal, dan support yang bikin stres — supaya kamu bisa fokus pada pertumbuhan situsmu, bukan merawatnya setiap hari.

Yuk kita mulai dari awal:

Apa Itu Tema WordPress?

Mari luruskan satu hal penting: tema WordPress bukan cuma soal tampilan.

Ini adalah “mesin visual” yang mengatur seluruh tampilan situs — mulai dari tata letak, tipografi, warna, navigasi, bentuk tombol, desain arsip blog, hingga responsif di perangkat mobile.

Di balik layar, tema terdiri dari template, stylesheet, dan terkadang sedikit “sihir” JavaScript yang memberi tahu WordPress bagaimana menampilkan kontenmu. Ada tema yang minimalis, ada juga yang penuh fitur, demo, dan plugin bawaan.

Tapi masalahnya:

Tidak semua template itu sama — dan lebih dari itu, setiap tema dibuat khusus untuk platform tertentu. Template Joomla tidak akan jalan di WordPress. Layout Wix tidak bisa diimpor begitu saja ke Drupal. Tema itu spesifik untuk CMS-nya.

Jadi ketika kita bilang “tema WordPress”, maksudnya adalah tema yang dibuat khusus untuk WordPress. Dan jumlahnya ada ribuan. Secara harfiah.

Nah, sekarang kita masuk ke pertanyaan berikutnya…

3 Cara Mendesain Website (dan Kenapa Tema Jadi Pilihan Paling Masuk Akal)

Misalnya kamu ingin meluncurkan situs baru. Secara umum, ada tiga pilihan:

  1. Menyewa desainer + developer 🧑‍💻 bisa menghasilkan website custom yang keren – kalau kamu punya beberapa juta rupiah (atau ribuan dolar) untuk dibelanjakan. Tapi jangan kaget kalau setelah jadi, kamu masih perlu bayar orang yang sama untuk maintenance.
  2. Membangunnya sendiri dari nol 🔧 bagus banget kalau kamu sudah paham HTML, CSS, JavaScript, dan punya banyak waktu luang seperti pertapa di gunung. Tapi kalau kamu baca panduan ini, kemungkinan besar kamu punya hal lain yang lebih penting daripada debugging kode jam 2 pagi.
  3. Menggunakan WordPress + tema 🎯 adalah solusi paling pas untuk kebanyakan orang: cepat, terjangkau, dan tampilannya sudah keren sejak awal.

Kenapa tema itu jadi sweet spot?

  • Harganya lebih murah dari makan malam berdua – kebanyakan tema premium berkisar $40–$80.
  • Langsung bisa dipakai – tidak perlu desain halaman dari nol.
  • Banyak yang sudah termasuk layout siap pakai, demo konten, dan plugin tambahan (seperti slider, contact form, atau page builder).
  • Tema top biasanya dilengkapi dokumentasi lengkap dan support dari developernya.
  • Kamu bisa meluncurkan situs dalam satu akhir pekan — dan masih punya waktu nonton Netflix.

Tidak yakin tema apa yang dipakai oleh situs tertentu? Coba alat kami: detektor tema WordPress gratis 🔍

…Oke, sekarang setelah tahu kenapa tema itu pilihan cerdas, mari bahas bagaimana memilih yang bagus.

Checklist: Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memilih Tema WordPress

Ada ribuan tema WordPress di luar sana — dan hampir semuanya terlihat keren di demo.

Tapi tampilan bisa menipu 😬

Berikut panduan singkat agar kamu tidak terjebak dengan tema yang lambat, error, atau sekadar jelek:

✅ Siapa Pembuatnya?

Gunakan tema dari pengembang yang terpercaya — yang sudah lama berkecimpung, punya review bagus, dan rutin memperbarui produknya.

Beberapa tempat terbaik untuk mulai:

Marketplace seperti ini sangat kompetitif — artinya developer punya alasan kuat untuk menjaga kode mereka tetap bersih, aman, dan modern.

✅ Apakah Desainnya Modern?

Desain yang bagus ikut berevolusi. Hindari tema yang tampak seperti buatan tahun 2010.

Cari yang punya:

  • Tata letak bersih dengan banyak ruang putih
  • Font yang mudah dibaca (tolong, bukan Comic Sans 😅)
  • Responsif di mobile (bukan cuma di desktop)
  • Animasi minimal (bonus kalau loading-nya cepat)

Selalu uji situs demo-nya di ponsel dan tablet sebelum membeli.

✅ Cocokkah Gayanya dengan Kontenmu?

Tema portofolio hitam-putih yang elegan mungkin tidak cocok untuk blog kuliner 🍜

Tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah aku butuh tampilan visual besar atau teks padat?
  • Lebih suka gaya minimalis atau yang kaya tekstur?
  • Apakah tema ini memang dibuat untuk jenis kontenku?

Jangan memaksakan konten agar sesuai dengan tema. Pilih tema yang sesuai dengan kontenmu.

✅ Apakah Tema Ini Dibuat untuk Niche-mu?

Kadang tema serbaguna sudah cukup. Tapi kalau situsmu punya bidang spesifik (misalnya fitness, hukum, real estate), tema khusus bisa jadi penyelamat waktu.

Biasanya sudah termasuk:

  • Ikon, font, dan layout yang relevan dengan industri tersebut
  • Plugin spesifik (contohnya tool booking untuk salon, peta properti untuk real estate)
  • Demo konten yang disesuaikan dengan kebutuhan

Tema niche bisa menghemat berjam-jam waktu setup.

✅ Apakah Cepat?

Tema secantik apa pun yang butuh 7 detik buat loading = tidak layak dipakai.

Kecepatan berpengaruh ke semuanya — SEO, bounce rate, bahkan mood kamu sendiri.

Gunakan alat seperti:

untuk mengetes halaman demo sebelum membeli.

Tips: animasi “pre-loader” memang terlihat keren, tapi bukan pengganti kode yang bersih ⚠️

✅ Apakah Termasuk Page Builder?

Kecuali kamu suka ngoding layout manual, pastikan tema kompatibel dengan page builder populer.

Tema premium biasanya mendukung:

  • Elementor
  • WPBakery (dulu Visual Composer)
  • Editor blok bawaan WordPress (alias Gutenberg)

Beberapa bahkan sudah menyertakan builder-nya sendiri — tapi hati-hati, pastikan tidak terjebak shortcodes aneh jika nanti kamu ganti tema.

✅ SEO-friendly?

Perhatikan hal-hal berikut:

  • Struktur HTML bersih
  • Dukungan schema markup
  • Bisa ubah meta title dan deskripsi
  • Kompatibel dengan plugin SEO seperti RankMath atau Yoast

Gunakan SEO Site Checkup atau W3C Validator untuk mengecek demo-nya.

✅ Kompatibel dengan Plugin Populer?

Minimal, pastikan tema mendukung:

  • WooCommerce (kalau kamu ingin jualan online)
  • Contact Form 7
  • WPML (untuk situs multi-bahasa)
  • Page builder yang kamu pakai

Nilai tambah kalau tema sudah punya gaya dan layout siap pakai untuk plugin-plugin itu.

Merasa kewalahan? Santai — kamu tidak perlu tema yang “sempurna”. Cukup satu yang bisa jalan dengan baik, cepat, dan fleksibel.

Selanjutnya: sebaiknya pilih tema gratis atau premium?

Tema Gratis vs Premium: Apa yang Sebenarnya Kamu Bayar?

Mari kita pecahkan mitos dulu: berbayar tidak selalu berarti lebih bagus.

Ada beberapa tema WordPress gratis yang benar-benar solid — bahkan kami sendiri pernah membuat satu:
coba Bento kalau belum.

Lalu, apa bedanya dengan tema premium?

Secara umum:

  • Tema gratis biasanya ringan, bersih, dan… sederhana. Cocok untuk blog atau situs dasar tanpa fitur tambahan.
  • Tema premium menawarkan demo lengkap, banyak pilihan layout, widget ekstra, plugin bundling, dan support dari developer.

Bagian support ini penting banget: ketika layout rusak tengah malam dan Google tidak membantu, bisa email langsung ke manusia yang balas dalam 24 jam — priceless.

Jadi mana yang cocok untukmu?

  • Pilih gratis kalau kamu sudah cukup paham WordPress dan tidak butuh fitur tambahan.
  • Pilih premium kalau ingin hemat waktu, tampilan profesional sejak awal, dan tidak mau ribet dengan forum support.

🧠 Analogi mudahnya: tema gratis itu seperti IKEA — fungsional tapi kamu harus pasang sendiri.
Tema premium itu seperti rumah prefabrikasi yang sudah siap ditempati.

Keduanya bisa berfungsi dengan baik — tergantung berapa banyak waktu dan tenaga yang ingin kamu investasikan.

Sekarang: di mana tempat terbaik menemukan tema yang layak dibeli?

Di Mana Menemukan Tema WordPress yang Bagus

Sekarang kamu tahu apa yang perlu dicari, pertanyaannya adalah:

👉 di mana menemukan tema WordPress yang terpercaya?

Berikut 3 tempat terbaik untuk memulai — semuanya populer, aman, dan rutin diperbarui:

  • ThemeForest
    – marketplace tema WordPress terbesar di dunia. Ribuan pilihan, filter lengkap, review mendalam. Tapi tetap hati-hati — tidak semua tema diciptakan setara.
  • Elegant Themes
    – dikenal dengan tema dan builder populernya, Divi. Cocok kalau kamu ingin sistem desain yang fleksibel dan halus.
  • TemplateMonster
    – penyedia lama dengan banyak template niche. Berguna kalau kamu mencari desain untuk industri spesifik.

Kamu juga bisa melihat direktori resmi tema WordPress — penuh pilihan gratis yang sesuai standar inti, walaupun kualitas dan dukungannya bervariasi.

💡 Tips: Kalau kamu menemukan situs yang kamu suka dan penasaran pakai tema apa, gunakan alat ini:
detektor tema WordPress gratis 🔍

Alat itu bisa mengidentifikasi nama tema dan kadang juga plugin yang aktif.

Sekarang kamu sudah punya semua alat dan peta jalan.
Satu pertanyaan tersisa: siap memilih temamu?

Masih Bingung? Yuk Kita Bantu Pilih

Kalau kamu sudah sampai di sini tapi masih galau antara 2 (atau 12) tema — santai saja, itu wajar.

✨ Kabar baiknya? Kamu tidak perlu memutuskan sendirian.

Tinggalkan detailmu di kolom komentar:

  • Situs seperti apa yang ingin kamu bangun?
  • Gaya atau fitur apa yang kamu cari?
  • Ada tema yang sudah kamu pertimbangkan?

Kami akan bantu kasih rekomendasi — tanpa jualan, tanpa basa-basi, hanya saran jujur dari orang yang sudah mencoba terlalu banyak tema supaya kamu tidak perlu.

Atau kalau mau lebih privat, kirim pesan langsung lewat halaman kontak kami.
Apa pun caranya, kami siap bantu.

Intinya: tema yang “tepat” adalah yang membantu kamu online lebih cepat, terlihat profesional di mata pengunjung, dan tidak bikin stres enam bulan kemudian.

Kamu sudah selangkah lebih maju dari kebanyakan orang hanya dengan membaca sejauh ini — sekarang waktunya membuat situsmu benar-benar hidup 🚀

Cómo Elegir un Tema de WordPress en 2025 (Sin Volverte Loco)

☑︎ Esta guía ha sido actualizada para 2025

Elegir un tema de WordPress puede sentirse como entrar a un gigantesco almacén con 50.000 atuendos… y ningún maniquí.

Todos prometen velocidad, belleza, SEO, polvo de unicornio — pero ¿cuál realmente te queda bien?

En esta guía, vamos a desglosar:

  • qué es un tema en realidad (pista: es mucho más que “colores y tipografías”)
  • si te conviene elegir un tema gratuito o de pago
  • y las 8 cosas clave que deberías tener en cuenta al escoger el tema adecuado para tu web

Ya sea que estés lanzando un blog, creando un portafolio o renovando la página de tu empresa, esta guía te ayudará a evitar temas pesados, arrepentimientos estéticos y pesadillas con el soporte técnico — para que puedas concentrarte en hacer crecer tu sitio, no en criarlo como si fuera un Tamagotchi.

Vamos desde el principio:

¿Qué es un tema de WordPress?

Empecemos aclarando una confusión bastante común: un tema de WordPress no es solo cómo se ve tu sitio.

Es el motor visual completo detrás de tu web: distribución, tipografías, paleta de colores, estilo de navegación, formas de los botones, diseño del blog, adaptación a móviles… todo eso y más.

En términos técnicos, un tema está compuesto por plantillas, hojas de estilo y a veces un poco de JavaScript mágico que le indica a WordPress cómo mostrar tu contenido. Algunos temas son minimalistas; otros vienen cargados de demos, animaciones y plugins incluidos.

Pero aquí viene el truco:

No todos los temas son iguales — y además, están hechos para plataformas específicas. Un tema de Joomla no sirve para WordPress. Un diseño de Wix no se importa mágicamente a Drupal. Los temas están pensados para cada CMS.

Así que cuando hablamos de “tema de WordPress”, nos referimos a uno creado específicamente para WordPress. Y hay miles de ellos. Literalmente.

Lo que nos lleva al siguiente punto…

3 formas de diseñar una web (y por qué los temas ganan para la mayoría)

Supongamos que quieres lanzar un nuevo sitio web. A grandes rasgos, tienes tres opciones:

  1. Contratar a un diseñador + desarrollador 🧑‍💻 puede darte un sitio espectacular hecho a medida… si tienes varios miles de euros disponibles. Y aun así, no hay garantía de que sea fácil de mantener o actualizar, a menos que también presupuestes soporte continuo.
  2. Construirlo tú mismo desde cero 🔧 es genial si ya sabes HTML, CSS, JavaScript… y tienes el tiempo libre de un monje ermitaño. Si estás leyendo esta guía, probablemente tienes mejores cosas que hacer que depurar código a las 2 a.m.
  3. Usar WordPress + un tema 🎯 es el punto medio ideal para la mayoría: es rápido, asequible y se ve bien desde el primer momento.

¿Por qué los temas son el punto dulce?

  • Cuestan menos que una cena para dos — la mayoría de los temas premium rondan los $40–$80.
  • Están listos para usar — no necesitas diseñar cada página desde cero.
  • Muchos incluyen diseños prediseñados, contenido demo y plugins integrados (como sliders, formularios de contacto o constructores visuales como Elementor).
  • Los mejores temas están bien documentados e incluso incluyen soporte de los desarrolladores.
  • Puedes lanzar tu web en un fin de semana — y aún te queda tiempo para Netflix.

¿No sabes qué tema está usando un sitio que te gusta? Prueba nuestro detector gratuito de temas WordPress 🔍

…Muy bien, ya vimos por qué los temas son un atajo inteligente. Ahora hablemos de cómo elegir uno bueno.

Checklist: Qué buscar en un tema de WordPress

Hay literalmente miles de temas para WordPress — y la mayoría se ven geniales en la demo.

Peeeero… las apariencias engañan 😬

Aquí tienes una checklist honesta para ayudarte a evitar temas hinchados, rotos o simplemente malos:

✅ ¿Quién lo creó?

Quédate con proveedores de confianza — los que llevan tiempo en el mercado, tienen buenas reseñas y actualizan sus productos.

Recomendamos empezar con:

Estos marketplaces son altamente competitivos — lo que significa que los desarrolladores tienen todas las razones del mundo para mantener su código limpio, seguro y actualizado.

✅ ¿Se ve moderno?

El buen diseño evoluciona. Evita cualquier cosa que parezca salida del 2010.

Busca cosas como:

  • Diseño limpio con mucho espacio en blanco
  • Tipografías claras y legibles (nada de Comic Sans 😅)
  • Diseño adaptado primero a móviles
  • Animaciones mínimas (puntos extra si carga rápido)

Siempre prueba el sitio demo en tu móvil y tablet antes de comprar.

✅ ¿El estilo encaja con tu contenido?

Un tema blanco y negro minimalista no va a ayudarte si estás lanzando un blog de cocina 🍜

Pregúntate:

  • ¿Necesito grandes visuales o bloques de texto compactos?
  • ¿Busco minimalismo o algo con textura y color?
  • ¿Este tema fue creado pensando en el tipo de contenido que voy a publicar?

No adaptes tu contenido al tema — encuentra un tema que se adapte a tu contenido.

✅ ¿Está pensado para tu nicho?

A veces un tema genérico funciona. Pero si estás haciendo un sitio para un sector específico (fitness, derecho, inmobiliaria…), un tema especializado puede ahorrarte mucho trabajo.

Suelen incluir:

  • Íconos, tipografías y diseños específicos del sector
  • Plugins especializados (por ejemplo, reservas para salones, mapas de propiedades para inmobiliarias)
  • Contenido demo adaptado a tu caso de uso

Un tema de nicho bien hecho puede ahorrarte horas de configuración y ajustes.

✅ ¿Es rápido?

¿Un tema precioso que tarda 7 segundos en cargar? No, gracias.

La velocidad lo afecta todo — desde el SEO hasta la tasa de rebote… y tu salud mental.

Usa herramientas como:

para probar la página demo del tema antes de comprometerte.

Consejo profesional: un “precargador” animado puede verse genial, pero no sustituye a un código limpio y optimizado ⚠️

✅ ¿Incluye un constructor visual?

A menos que te encante maquetar a mano, querrás un tema que funcione bien con un page builder.

La mayoría de los temas premium actuales son compatibles con:

  • Elementor
  • WPBakery (antes conocido como Visual Composer)
  • El editor nativo de bloques de WordPress (también llamado Gutenberg)

Algunos incluso traen su propio constructor drag-and-drop. Solo asegúrate de que no te dejen atrapado con shortcodes raros si algún día decides cambiar de tema.

✅ ¿Está optimizado para SEO?

Fíjate en cosas como:

  • Estructura HTML limpia
  • Compatibilidad con Schema
  • Capacidad para establecer títulos y descripciones meta personalizados
  • Compatibilidad con plugins SEO como RankMath o Yoast

Usa SEO Site Checkup o el validador W3C para analizar la demo.

✅ ¿Se lleva bien con los plugins populares?

Como mínimo, asegúrate de que el tema sea compatible con:

  • WooCommerce (si vas a vender algo)
  • Contact Form 7
  • WPML (si planeas tener un sitio multilingüe)
  • El constructor visual que quieras usar

Puntos extra si el tema ya incluye estilos y diseños predefinidos para estos plugins.

¿Sientes que esto es demasiado? Tranquilo: no necesitas un tema “perfecto”. Solo uno que te lleve al 80% del resultado sin frenar tu sitio ni atarte de manos.

Y ahora, la pregunta del millón: ¿tema gratuito o de pago?

Temas gratis vs premium: ¿realmente vale la pena pagar?

Vamos a desmontar un mito desde el principio: que algo cueste dinero no significa automáticamente que sea mejor.

Hay algunos temas gratuitos para WordPress que son muy sólidos — de hecho, nosotros mismos hemos creado uno:
échale un vistazo a Bento si no lo conoces aún.

Entonces, ¿qué ofrecen los temas premium que los diferencia?

He aquí un resumen rápido de lo que normalmente obtienes con cada tipo:

  • Los temas gratuitos suelen ser ligeros, limpios… y básicos. Perfectos si quieres un blog o sitio simple sin florituras.
  • Los temas premium normalmente incluyen demos completas, múltiples diseños, widgets adicionales, plugins integrados y soporte dedicado.

Ese último punto merece énfasis: cuando tu diseño se rompe a medianoche y Google no te da respuestas, tener a un humano que responda en 24 horas puede salvar tu proyecto (y tu cordura).

Entonces, ¿cuál deberías elegir?

  • Ve por un tema gratuito si te sientes cómodo usando WordPress, no necesitas funcionalidades complejas y tienes tiempo para experimentar.
  • Ve por uno premium si quieres ahorrar tiempo, necesitas un diseño pulido desde el principio o simplemente no quieres pelearte con el código y los foros.

🧠 Piensa en esto así: los temas gratis son como IKEA — económicos y funcionales, pero haces tú todo el montaje.
Los premium son como una casa prefabricada bien diseñada — pagas un poco más, pero está casi lista para entrar a vivir.

En el fondo, ambos pueden hacer el trabajo. Solo depende de cuánta energía, tiempo y acabado visual quieras invertir.

Ahora veamos dónde encontrar buenos temas (sin perder medio día buscando).

Dónde encontrar buenos temas (sin perder horas)

Ahora que ya sabes qué buscar, la pregunta es:

👉 ¿Dónde se consiguen temas de WordPress que realmente valgan la pena?

Aquí tienes los 3 mejores lugares para empezar — todos verificados, populares y con actualizaciones constantes:

  • ThemeForest
    – el marketplace de temas de WordPress más grande del mundo. Miles de opciones, filtros potentes, reseñas detalladas. Solo ten ojo: no todos los temas son iguales.
  • Elegant Themes
    – conocidos por su famoso tema Divi y su constructor visual. Una gran opción si quieres un “sistema de diseño” con mucha flexibilidad y buen acabado.
  • TemplateMonster
    – un proveedor con años de experiencia y una buena colección de plantillas para nichos específicos. Ideal si buscas algo para un sector concreto.

También puedes echar un vistazo al directorio oficial de temas de WordPress — está lleno de opciones gratuitas que cumplen con los estándares básicos, aunque el soporte y las funciones pueden variar bastante.

💡 Consejo: si encuentras un sitio que te encanta y quieres saber qué tema está usando, prueba esto:
detector gratuito de temas de WordPress 🔍

Te dirá qué tema está activo — y en muchos casos, incluso qué plugins están activos.

Ya tienes las herramientas y el mapa.
Solo queda una pregunta: ¿estás listo para elegir tu tema?

¿Sigues con dudas? Te ayudamos a decidir

Si has llegado hasta aquí y aún estás dudando entre 2 (o 12) temas de WordPress… tranquilo, es totalmente normal.

✨ La buena noticia: no tienes que resolverlo solo.

Cuéntanos tu caso en los comentarios:

  • ¿Qué tipo de sitio estás construyendo?
  • ¿Qué funciones o estilo estás buscando?
  • ¿Tienes ya algunos temas en mente?

Te responderemos con sugerencias personalizadas — sin ventas, sin relleno, solo consejos reales de gente que ha probado demasiados temas para que tú no tengas que hacerlo.

¿Prefieres mantenerlo privado? También puedes escribirnos directamente desde nuestra página de contacto. En cualquier caso, aquí estamos para ayudarte.

En resumen: el “tema perfecto” es el que te permite poner tu sitio en línea rápido, que se vea bien para tu audiencia y no te dé dolores de cabeza técnicos dentro de seis meses.

Ya estás por delante de la mayoría solo por haber leído hasta aquí — ahora vamos a poner ese sitio en marcha 🚀

Cómo Crear un Sitio Web con WordPress en 2025: Guía para Principiantes paso a paso

Vamos al grano: aunque WordPress es famoso por ser amigable para novatos, los primeros pasos pueden sentirse como armar muebles de IKEA sin las instrucciones.

Nombres de dominio, hosting, temas, plugins, paneles de administración, certificados SSL, enlaces permanentes… ¿qué demonios es un enlace permanente?

Esta guía está aquí para desmitificar todo eso.

Aprenderás a montar tu primer sitio en WordPress como se debe — desde elegir las herramientas correctas hasta hacer clic en ese brillante botón de “Publicar”. Sin paja, sin sopa de tecnicismos. Solo una guía paso a paso, cortesía de alguien que ha montado decenas (si no cientos) de webs con WordPress desde 2009.

Vamos allá 👇

¿Qué es exactamente WordPress?

Impulsa una cuarta parte de todo Internet. Es, con diferencia, la forma más popular de crear y mantener sitios web. Es gratuito para todo el mundo y puedes modificarlo como quieras. Pero… ¿qué es exactamente WordPress?

Vamos a despejar la niebla: WordPress no es un creador de sitios como Wix o Squarespace. Tampoco es un servicio de hosting. Y no trae un botón neón que diga “Lánzame”.

Entonces… ¿qué es?

WordPress es una herramienta gratuita y de código abierto que te permite construir y gestionar sitios web. Más concretamente, es lo que se llama un Sistema de Gestión de Contenidos (CMS) — lo que en cristiano significa que maneja todo el contenido del sitio (textos, imágenes, menús, páginas, usuarios, ajustes) para que tú te concentres en que se vea y funcione como quieres.

Sin necesidad de programar. Lo juro por Snoopy.

Está compuesto por tres ingredientes principales:

  • WordPress Core – el software principal que hace que todo funcione
  • Temas – controlan la apariencia del sitio (estructura, fuentes, colores, ese “look” general)
  • Plugins – extensiones que permiten hacer más cosas (formularios, tiendas, SEO, etc.)

Piensa en ello así: el Core de WordPress es la estructura de la casa, los temas son la decoración interior, y los plugins son los electrodomésticos y gadgets.

¿Qué se puede hacer con WordPress?

  • Crear y gestionar páginas y entradas de blog
  • Personalizar la apariencia del sitio (sin romper nada)
  • Añadir funciones como formularios, sliders, tiendas online, foros… lo que sea
  • Colaborar con otros usuarios (admin, editores, autores, etc. — cada uno con sus superpoderes)

Pero ojo: esto es lo que WordPress no hace por defecto:

  • No te da un dominio como misitiochido.com — eso hay que comprarlo aparte (aquí una guía)
  • No aloja tu web — necesitas un sitio donde “colgarla” (aquí explicamos cómo elegir hosting)
  • No escribe ni diseña tu contenido de forma mágica (al menos todavía 😏)

No te preocupes — esta guía cubre todo eso con enlaces a nuestros mejores tutoriales. Pero primero, respondamos una pregunta clave: ¿sigue siendo WordPress una buena idea en 2025?

¿Deberías usar WordPress en 2025?

Antes de meternos con herramientas, ajustes y temas bonitos, hagamos una pregunta más básica:

¿Realmente es WordPress la mejor opción para tu proyecto?

Porque aunque WordPress es potente, flexible y está en todas partes — no siempre es la mejor elección. Pero…

  • Si quieres tener control total sobre tu sitio (sin pagar cuotas mensuales)
  • Si estás dispuesto a aprender un par de cosas nuevas
  • Si quieres escalar, personalizar y ser dueño de tu web

…entonces WordPress sigue siendo una de las mejores opciones en 2025.

Pero echemos un vistazo a la competencia por un momento.

Cuándo no deberías usar WordPress

Si solo estás probando una idea, necesitas una landing page en el mismo día, o no quieres ni oír hablar de hosting, dominios o plugins — probablemente te convenga más un constructor de sitios como Wix, Squarespace o Webflow.

Estas herramientas lo traen todo incluido (hasta el hosting), y puedes arrastrar y soltar cosas sin preocuparte por nada técnico.

¿La desventaja?

Pagas mes a mes, tienes menos opciones de personalización, y una vez dentro… es difícil salir. Es como una secta con tipografías elegantes.

Por qué WordPress sigue ganando (para la mayoría)

Aquí va la razón por la que más del 40% de las webs siguen usando WordPress:

  • Puedes empezar gratis — el software es de código abierto y la mayoría de los plugins y temas también lo son
  • Es increíblemente flexible — puedes montar blogs, portfolios, tiendas, foros, newsletters, hasta apps tipo SaaS
  • No estás solo — si tienes un problema, alguien ya lo tuvo y lo resolvió (y lo bloggeó)
  • Conservas el control — sin bloqueos propietarios, ni cierres sorpresa, ni limitaciones raras

Sitios importantes como TechCrunch, BBC America e incluso partes de whitehouse.gov funcionan con WordPress. Si les va bien a ellos, probablemente también te sirva a ti.

Salvo que tengas un caso de uso ultra específico o odies aprender cosas nuevas, WP sigue siendo una apuesta segura en 2025.

Qué necesitas antes de empezar

Antes de instalar WordPress y empezar a toquetear ajustes como si fueras un pro, hay dos cosas esenciales que tienes que resolver:

1. Nombre de dominio

Es tu dirección en Internet — el famoso tunombre.com.

Puedes registrarlo en servicios como Namecheap, GoDaddy o incluso a través de tu proveedor de hosting.

Pero no te lances sin pensarlo — el dominio importa más de lo que parece. Si tienes dudas, aquí tienes una guía para elegir bien.

2. Proveedor de hosting

Aquí es donde tu sitio “vivirá” — en un servidor que almacena tus archivos y se los muestra a los visitantes.

Hay miles de hostings por ahí, pero no todos se llevan bien con WordPress. Busca uno que ofrezca:

  • Instalación de WordPress en 1 clic (ahorra mucho tiempo)
  • Certificado SSL gratis (para ese bonito https://)
  • Soporte decente (mejor aún si tienen chat en vivo)

¿No tienes tiempo para comparar? Ve directo con Hostinger.
¿Quieres explorar opciones con lupa? Te dejamos nuestra mega guía de hosting.

Opcional: entorno local o de pruebas (staging)

Si quieres trastear sin arriesgarte a romper nada en vivo, puedes instalar WordPress en tu propio ordenador (sitio “local”) o usar el entorno de pruebas que ofrecen algunos hostings.

Esto es súper útil para experimentar sin miedo.

Herramientas como Local by Flywheel hacen que todo sea ridículamente fácil.

* * *

Una vez tengas dominio y hosting listos, es hora de instalar WordPress.

Hay dos formas — y te enseñamos ambas a continuación.

Instalar WordPress (2 métodos fáciles)

Perfecto — ya tienes dominio, hosting, y esa chispa de ambición en los ojos.

Hora de poner WordPress en marcha.

Hay dos formas principales de instalar WordPress:

  • Modo fácil: instalación en 1 clic desde el panel de tu hosting
  • Modo manual: hacerlo a mano (sigue siendo sencillo, lo prometo)

Elige el que te dé más confianza. Ambos te llevarán al mismo destino: un sitio en blanco pero funcional listo para personalizar.

Método 1: instalación en un clic (recomendado)

La mayoría de hostings decentes incluyen un instalador de WordPress en su panel de control — normalmente bajo nombres raros como “Softaculous”, “Installatron” o simplemente el logo de WordPress.

Te pedirá que rellenes un formulario breve:

  • Nombre del sitio y eslogan – se pueden cambiar más tarde
  • Usuario administrador – por favor no uses “admin” 🙏
  • Contraseña – fuerte y única (un gestor de contraseñas ayuda)
  • Email – usa uno que revises de verdad
  • Ruta de instalación – déjala en blanco si es tu sitio principal (más abajo explicamos)

Haz clic en “Instalar”, espera 30 segundos, y boom — ya tienes web.

¿Y eso de “ruta de instalación”?
Si lo dejas en blanco, WordPress se instala en tu dominio principal.
Si escribes algo como blog, tu sitio quedará en tusitio.com/blog.
Útil si más adelante quieres tener varias secciones o micrositios.

Método 2: instalación manual (el modo friki útil)

Si tu hosting no ofrece instalación en 1 clic, o si quieres ejercitar tus músculos nerd, aquí va la versión manual. Tiempo estimado: ~10 minutos.

  1. Descarga la última versión de WordPress desde wordpress.org
  2. Crea una nueva base de datos MySQL + usuario desde el panel de tu hosting (normalmente en la sección “Bases de datos”)
  3. Descomprime WordPress y renombra la carpeta como quieras (ej: misitiochulo)
  4. Sube esa carpeta a tu servidor vía FTP usando FileZilla o el gestor de archivos del hosting
  5. Abre tu navegador y ve a tudominio.com — sigue el asistente de instalación: introduce datos de la base de datos, crea usuario admin, etc.

¡Listo! Ya puedes entrar en el panel de WordPress desde:

tudominio.com/wp-admin

Guarda ese enlace — lo vas a visitar bastante.

Ahora pasemos a los ajustes esenciales que conviene cambiar cuanto antes (antes de ponerte a publicar o instalar temas).

Ajustes clave tras instalar WordPress

¡Ya tienes WordPress instalado — felicidades! 🎉
Antes de ponerte a diseñar o escribir posts, vamos a dedicar cinco minutos a afinar algunos ajustes importantes.

¿Y por qué ahora? Porque algunos valores por defecto son… mejorables. Y arreglarlos más tarde puede ser un lío.

Aquí tienes lo que deberías hacer justo después de instalar WP:

Ajustes generales

Ve a Ajustes → Generales en tu panel de WordPress. Completa:

  • Título del sitio – aparece en las pestañas del navegador y en los resultados de búsqueda
  • Eslogan – opcional, pero útil para el SEO si describe bien tu web

Y revisa también:

  • Zona horaria – ajusta a tu ubicación real para que los posts y copias de seguridad tengan la hora correcta
  • Formato de fecha y hora – va a gustos, pero afecta cómo se ve todo para los visitantes

Ajustes de comentarios

Ve a Ajustes → Comentarios.
Si planeas permitir comentarios (blog o comunidad), deja activada la opción “Permitir que se publiquen comentarios”.

Si no… desactívala y disfruta del silencio.

Otras recomendaciones útiles:

✅ Activa “El comentario debe aprobarse manualmente” (créeme)
❌ Desactiva pings y trackbacks (ya casi nadie los usa y suelen ser spam)
✅ Activa comentarios anidados (se ve mucho más ordenado si hay conversaciones)

Estructura de enlaces permanentes

Esto es clave tanto para humanos como para Google.
Ve a Ajustes → Enlaces permanentes y elige:

✔️ Nombre de la entrada

Este ajuste convierte URLs feas como tusitio.com/?p=123 en direcciones limpias y entendibles como tusitio.com/guia-wordpress. Mucho mejor.

Eliminar contenido de ejemplo

Las instalaciones nuevas de WordPress suelen venir con cosas de prueba como el post “Hola mundo” o una “Página de ejemplo”.

Bórralos desde Entradas y Páginas para evitar que aparezcan en el menú o en tu sitemap.

* * *

Una vez hecho esto, tu sitio estará más limpio, seguro y preparado tanto para Google como para tus visitantes humanos.

¿Seguimos? Es hora de ponerle estilo y funciones con temas y plugins.

Tus Primeros Temas y Plugins en WordPress

Ahora que tu sitio está limpio y recién instalado, es momento de darle un poco de personalidad — y potencia.

Aquí entran en juego los temas y plugins.

Plugins: lo que tu sitio puede hacer

Los plugins son donde ocurre la magia. Añaden nuevas funciones a tu web WordPress — como formularios de contacto, herramientas SEO, tiendas online, mejoras de velocidad, lo que quieras.

Solo en el repositorio oficial hay más de 59.000 plugins, pero no te emociones demasiado.
Unos pocos bien elegidos hacen más por tu sitio que 30 al azar.

Aquí tienes algunos esenciales (y gratuitos) para empezar:

  • Rank Math – plugin SEO para optimizar títulos, meta tags y fragmentos en buscadores
  • Akismet – filtra automáticamente los comentarios spam (imprescindible si tienes comentarios activos)
  • WPForms Lite – permite que los visitantes te contacten mediante formularios simples
  • LiteSpeed Cache (o WP Super Cache) – acelera la carga de tu sitio
  • Wordfence Security – protege contra hackeos, malware y cosas chungas en general

¿Quieres ver quién visita tu web?
Añade Google Site Kit — conecta Analytics, Search Console y más, todo desde el panel.

Una nota sobre la “inflación de plugins”

No todos los plugins son buenos. Algunos son lentos, obsoletos o chocan entre sí. Por eso:

  • Usa solo plugins bien valorados y con actualizaciones frecuentes
  • Instala solo lo que realmente necesites
  • Elimina (no solo desactives) los que no uses

Temas: cómo se ve tu sitio

Los temas controlan el diseño del sitio — estructura, tipografías, colores, estilo del encabezado, formato del blog… todo.

Puedes verlos como la ropa de tu web. Y sí, puedes cambiar de look más adelante sin perder el contenido.

Hay miles de temas por ahí, pero no elijas el primero que brille. Algunos son lentos, otros tienen bugs, y algunos están rotos de fábrica.

Para mantenerlo simple:

Si piensas usar el nuevo editor de bloques de WordPress (full-site editing), busca un tema basado en bloques como Astra o GeneratePress. Funcionan de maravilla con el editor nativo y no sobrecargan tu web.

¿El próximo paso? Encontrar un tema que no sea una decepción.
Tenemos una guía completa sobre eso → cómo elegir el tema ideal en WordPress.

Próximos Pasos: Qué Hacer Después de la Instalación

A estas alturas ya tienes:

✔️ Un sitio WordPress funcionando
✔️ Ajustes clave configurados
✔️ Un tema que no da vergüenza
✔️ Plugins haciendo su magia en segundo plano

¿Y ahora qué?

Aquí va una hoja de ruta rápida para continuar:

  • Crea tus primeras páginas: normalmente una página de inicio, una de “Sobre mí/nosotros” y otra de contacto
  • Publica tu primer post: aunque sea un breve “Hola mundo”, sirve para probar que todo va bien
  • Personaliza tu menú de navegación: asegúrate de que los visitantes pueden encontrar lo importante
  • Configura las copias de seguridad: tu hosting puede ofrecer esta opción, o puedes instalar algo como UpdraftPlus

Opcional pero recomendable:

  • Explora nuevos temas si quieres una estética más personalizada
  • Empieza a pensar en velocidad, caché y seguridad — lo cubriremos en próximas guías

Preguntas frecuentes sobre WordPress

¿Necesito saber programar para usar WordPress?

¡Para nada! Puedes crear y gestionar un sitio completo en WordPress sin escribir una sola línea de código. Eso sí, saber un poco de HTML/CSS o usar un constructor visual como Elementor (o el editor de bloques integrado) te dará más flexibilidad.

¿Cuál es la diferencia entre WordPress.org y WordPress.com?

WordPress.org es la versión gratuita y de código abierto que instalas en tu propio hosting. WordPress.com es un servicio con hosting incluido — más fácil para empezar, pero con muchas limitaciones a menos que pagues. Si quieres control total, usa WordPress.org (que es el que explicamos aquí).

¿Puedo cambiar el tema más adelante?

Sí, puedes cambiar de tema cuando quieras sin perder tu contenido. Solo ten en cuenta que puede que tengas que reajustar menús o widgets, especialmente si usabas un constructor o un tema muy personalizado.

¿WordPress es seguro?

WordPress es seguro si lo mantienes actualizado, usas contraseñas fuertes y eliges plugins confiables. Instalar un plugin de seguridad como Wordfence o Solid Security también es buena idea. Y siempre haz copias de seguridad, por si acaso.

¿Puedo crear una tienda o portfolio con WordPress?

Absolutamente. WordPress puede con todo: tiendas online (con WooCommerce), portfolios de fotografía, membresías, foros o incluso aplicaciones tipo SaaS. Con los plugins adecuados, no hay casi límites.

* * *

WordPress puede parecer abrumador al principio — pero una vez que completas estos pasos, todo empieza a encajar.

Ya tienes la estructura.
Ahora toca enfocarte en el contenido, el diseño y hacer que tu web sea realmente útil para quien la visita.

Si tienes preguntas sobre la instalación o configuración inicial de WordPress, no dudes en dejar un comentario más abajo — ¡hablemos!

En Kapsamlı İncelemesi 2025 – Faydalı bir Araç mı Yoksa Sıradan bir Site Oluşturucusu mu?

☑︎ Bu inceleme October 2025 tarihinde güncellenmiştir

Dürüst olalım:

çoğu web sitesi oluşturma seçeneği ya 🪀 plastik oyuncak gibi hissettiriyor (klasik site kurucular), ya da 🛠️ eklenti bantlarıyla tutturulmuş bir karmaşa (WordPress!), ya da 😵‍💫 her seferinde tekerleği yeniden icat ediyormuşsunuz gibi görünen kod-ağırlık akışlar.

Tam da bu noktada Webflow şu iddiayla sahneye çıkıyor:

Kendini kutsal kase olarak konumluyor: geliştiriciler için yeterince güçlü, tasarımcılar için yeterince görsel ve bu ikisinden biri olmasanız bile (zamanla) çözülebilecek kadar basit.

Peki… gerçekten öyle mi?

2016’dan beri Webflow kullanıyoruz – onlarca kendi ve müşteri projesi, deney ve “eureka” anı boyunca. Elinizdeki rehber bunun sonucudur.

😇 iyi yanları, 🤬 can sıkan kısımları ve 👹 kafayı karıştıran bölümleri (sana bakıyoruz, fiyatlandırma planları) tek tek ele alacağız.

Ama önce – kısa özet:

Hızlı sonuç: Webflow, yaratıcı özgürlük ile teknik hassasiyeti nadir görülen bir dengede buluşturuyor. Öğrenme eğrisi ve beyaz tahta gerektiren bir fiyatlandırma modeli var; ancak adayanları temiz kod, güçlü tasarım araçları ve sorunsuz barındırma ile fazlasıyla ödüllendiriyor.

Tasarım Özgürlüğü: piksel hassasiyet + responsive? Designer’ı keşfet
9/10
CMS: esneklik ve kullanım kolaylığı? Detaylar
8/10
Barındırma: hız ve güvenilirlik? Analiz
9/10
e-Ticaret: ciddi mağazalara hazır mı? Öğren
6/10
Kullanım Kolaylığı: güç vs öğrenme eğrisi? Görüşümüz
7/10

Sürükle-bırak basitliği ile ham kod gücü arasında kalıyorsanız – Webflow aradığınız köprü olabilir.

Bakalım bu köprü ne kadar sağlam.

Peki Webflow Tam Olarak Nedir?

Basitçe söylemek gerekirse:

Webflow, kod yazmadan web sitesi tasarlamanıza, oluşturmanıza ve yayına almanıza izin veren hepsi bir arada bir web geliştirme platformudurtabii isterseniz kodla da oynayabilirsiniz.

Bunu Figma, WordPress ve VS Code’un 👼 ortak çocuğu gibi düşünün:

Sürükle. Bırak. Ayarla. Perde arkasında ise Webflow gerçek zamanlı olarak üretim kalitesinde HTML, CSS ve JS yazıyor.

Ancak bir not: Birçok no-code aracın aksine Webflow teknik detayları simlerin altına saklamaz – front-end mantığını benimser ve bunu görsel, erişilebilir hale getirir.

Kenar boşlukları, flexbox’lar ve kırılma noktalarının nasıl çalıştığını anlıyorsanız (ya da öğrenmeye hazırsanız), bu araç tam bir roket.

Webflow ayrıca şunları da paketler:

İster geliştiricilere bağımlı kalmaktan sıkılmış bir tasarımcı, ister daha hızlı prototiplemek isteyen bir dev olun – Webflow her iki tarafın da ortada buluşabildiği nadir araçlardan biridir.

Bu Yıl Neler Yeni? 2025

Webflow 2013’ten beri yerinde saymıyor – işte yakın dönemde öne çıkan güncellemeler ve özellikler:

  • Localization 2.0: yerleşik çok dilli destek – otomatik alt dizin kurulumu ve string tabanlı çeviri arayüzü
  • Components update: yeniden kullanılabilir bileşenlerde koşullu mantık ve dinamik slot’larla daha karmaşık yerleşimler
  • DevLink beta: özel uygulamalar için Webflow’u görsel ön yüz olarak kullanan ekipler adına React ile daha sıkı entegrasyon
  • Memberships 1.0: doğrudan Webflow içinde giriş/kayıt akışları, üye alanları ve hatta ücretli planlar
  • Geliştirilmiş Figma eklentisi: frame’leri daha iyi yerleşim koruması ve stil eşlemesiyle doğrudan Webflow’a aktarma

Bu yeniliklerin gerçek projeleri nasıl etkilediğini ilgili bölümlerde anlatacağız – ya da isterseniz doğrudan son karar özetimize geçebilirsiniz.

Aşağıdaki bölümlerde Webflow’un çekirdek bileşenlerini tek tek ele alacağız:

Webflow Site Designer: Basitlik mi, Hassasiyet mi?

Webflow’un asıl süper gücü Designer — pikselleri nokta atışı kontrolle düzenlemenizi sağlayan görsel arayüzdür.

Fakat hantallaşmış sürükle-bırak araçlardan farklı olarak, bu araç gerçekten web’in nasıl çalıştığına saygı gösterir: her bölüm, div ve stil ayarı arka planda doğrudan HTML, CSS ve JavaScript’e dönüşür ✨

Bu da size her şeyi kontrol etme imkanı verir…

Webflow Designer

…ama aynı zamanda web’in yapısını anlamanız (ya da öğrenmeye hazır olmanız) gerektiği anlamına gelir.

İyi haber mi?

2025 itibarıyla Webflow, yeni bir siteye başlamak için 3 farklı yol sunuyor – en kolayından en hardcore moda doğru:

  1. 🧠 AI Site Builder Beta Bu en yeni — ve belki de en tartışmalı — seçenek:

    İstediğiniz site türünü tarif edin, bir stil seçin, Webflow’un yapay zekası tam bir ana sayfa (veya çok sayfalı bir düzen) üretir.

    2025’e özgü mü? Hayır. Ama hızlı taslaklar, MVP’ler veya “boş sayfa sendromu”nu aşmak için harika.

    Tasarımlar kusursuz değil ama düzenli bir başlangıç noktası sunuyor — ve hepsi Designer içinde %100 düzenlenebilir.
  2. 🎨 Şablondan Başla: Kurulumu atlayıp direkt özelleştirmeye dalmak istiyorsanız, Webflow 100’den fazla şablon sunuyor (yaklaşık 30’u ücretsiz, geri kalanı ücretli).

    Bazıları minimal ve hızlı yükleniyor; diğerleri animasyonlar, CMS koleksiyonları ve önceden hazırlanmış sayfalarla dolu.

    Kişisel projeler için basit temalardan, premium şablonlara ($40–80) kadar geniş seçenek mevcut.

    Her şablon tamamen düzenlenebilir – yani düzen, renk, içerik yapısı ve responsive ayarları istediğiniz gibi değiştirebilirsiniz.
  3. 💻 Boş Tuval (nam-ı diğer Gerçek Webflow Modu): tam yaratıcı ve yapısal kontrol isteyenler için klasik deneyim.

    Bir boş sayfa ile başlar ve Bölümler, Konteynerler, Grid’ler, Flexbox’lar, Div bloklar gibi düzen öğelerini; metin, görsel, buton, form, video ve özel embed’leri sürükleyip bırakırsınız.

    Her piksel, margin, animasyon ve medya sorgusu sizin kontrolünüzdedir. Ama tüm sorumluluk da sizdedir — çünkü yapıyı sıfırdan siz kuruyorsunuz:

    Ortada kutu mu istiyorsunuz? Bir div ekleyin, “relative” yapın, ölçüler verin – işte gerçek web dünyasına hoş geldiniz.

Kulağa korkutucu mu geldi? Endişelenmeyin — Webflow’da CSS görsel kontrolleri ve cihaz görünümleri gibi kolaylaştırıcılar var.

Webflow Site Designer’ı Keşfet ›

Interactions görünümü sayesinde hover efektleri, scroll animasyonları, sayfa yükleme geçişleri, tıklama/trigger tabanlı animasyonları kolayca kurabilirsiniz — hiç JavaScript yazmadan (tabii isterseniz yazabilirsiniz 😉).

Ayrıca Webflow’un responsive tasarım sistemi piyasadaki en iyilerden biridir:

  • Her kırılma noktası (masaüstü, tablet, mobil yatay, mobil dikey) önceden tanımlıdır
  • Her ekran boyutu için stilleri görsel olarak ayarlayabilir ve değişiklikler aşağıya doğru aktarılır — tıpkı CSS’de olduğu gibi
  • İhtiyacınıza göre özel kırılma noktaları da ekleyebilirsiniz

Ve eğer kayıt olurken kendinizi “kod yazmıyorum” olarak işaretlerseniz, mobil stilleri sizin için otomatik ayarlar!

Sonuç: İster yapay zeka ile, ister bir şablonla, ister boş sayfadan başlayın — Webflow size sitenizi gerçekten “kendinizin” yapmanız için gereken araçları sunar.

Şimdi gelin, Webflow’un yapıyı nasıl ele aldığına bakalım:

Webflow’un İçerik Yönetim Sistemi (CMS)

Bir web sitesi sadece kutular ve butonlardan ibaret değildir – asıl mesele içeriktir.

Webflow’un CMS’i, hiç backend görmemiş olsanız bile içeriğinizi bir profesyonel gibi yapılandırmanıza izin verir 🫣

Klasik site kurucular her şeyi statik blok gibi görür – WordPress’te ise eklenti yığını patlamasın diye dua edersiniz – Webflow ise size içeriği yönetmek için görsel ama şema tabanlı bir yaklaşım sunar.

Notion + Airtable hayal edin… ama web siteleri için.

İşin kalbinde Koleksiyonlar vardır – ihtiyaçlarınıza göre özgürce tanımlayabileceğiniz tekrar kullanılabilir içerik türleri. Her Koleksiyon için sınırsız sayıda alan tanımlayabilirsiniz.

Örneğin:

  • Blog yazıları – başlık, yazar, yayın tarihi, öne çıkan görsel, etiketler, içerik
  • Portfolyo projeleri – galeriler, bağlantılar, referanslar ve kategoriler
  • Ekip üyeleri – rol, avatar, biyografi ve sosyal bağlantılar

Webflow CMS

Bir Koleksiyon oluşturduğunuzda şunları yapabilirsiniz:

  • Otomatik dinamik sayfalar oluşturun, örn. /blog/webflow-nasil-kullanilir
  • Koleksiyon öğelerini listeler, grid’ler, slider’lar içinde görüntüleyin; herhangi bir alana göre filtreleyin veya sıralayın
  • Belirli alan verilerine göre düzen bloklarını göstermek/gizlemek için koşullu görünürlük kullanın

En iyi yanı – bunların hepsi görsel olarak yapılır: veri tabanı yok, PHP fonksiyonları yok, “custom post type” eklentileri yok.

…Ve veriler üzerinde daha fazla kontrol isteyen geliştiriciler için – evet, Webflow CMS harici araçlara API ve özel embed’lerle bağlanabilir.

Webflow Editor

Site yayınlandıktan sonra canlı içerik düzenlemek için Webflow ayrıca Editor adında bir ön yüz aracı sunar.

Bunu “müşteri dostu mod” gibi düşünün:

🖱️ Canlı sitede herhangi bir metne veya görsele tıklayıp düzenleyin
Yeni Koleksiyon öğeleri ekleyin Designer’a girmeden
🔒 Düzeni kilitli tutun, böylece teknik olmayan kullanıcılar sadece içerik günceller

Hem tekil içerik üreticiler hem de ekipler için – veya blog kontrolünü tasarıma karışmadan yapmak isteyen müşteriler için oldukça pratik.

Çok Dilli? Artık Yerleşik Destek Var

Yıllarca çok dilli site oluşturmak Webflow’da baş ağrısıydı – üçüncü parti araçlar (örneğin Weglot) ya da karmaşık CMS hileleri gerekiyordu.

Artık Localization 2.0 ile bu tarih oldu:

🌐 Diller tanımla ve alt dizinleri ayarla (ör. /tr/ veya /de/)
🈯 Alanları, görselleri ve SEO etiketlerini her dil için ayrı ayrı çevir
🔁 Dili görsel olarak değiştir dropdown veya dinamik linklerle

Şimdilik ekstra ücretli bir eklenti ama doğrudan CMS’e entegre çalışıyor, bu da büyük bir adım.

Özet: Webflow CMS size bir headless CMS’in sunduğu şeylerin %90’ını verir – baş ağrısı olmadan.

Sıradaki adım – şaheserinizi yayınlamak:

Dağıtım ve Barındırma

Webflow’da tek yapmanız gereken… bir düğmeye tıklamak. Ciddi söylüyoruz – dağıtım Designer arayüzünün içine gömülüdür:

  • “Publish”e basın, staging (test) ve/veya production alan adınızı seçin, siteniz birkaç saniyede yayında.

Webflow yayınlama ekranı

cPanel yok. FTP yok. DNS kabusu yok (tamam, belki bir kere olabilir ama Webflow’un DNS paneli gördüklerinizin en temizlerinden biridir).

Yayınlayabileceğiniz seçenekler:

  • 💸 ücretsiz bir staging alt alan adı[siteniz].webflow.io formatında
  • biraz DNS ayarı ile herhangi bir özel alan adı
  • daha üst planlarda birden fazla ortam aynı anda

Bir kere dağıtıldığında, siteniz Webflow’un global altyapısında çalışır – hadi motor kapağının altına bakalım:

Motorun Altında Ne Var?

Webflow Hosting, Amazon Cloudfront ve Fastly tarafından desteklenir – dünya çapında performansı neredeyse otomatik pilotta sağlar:

  • Otomatik ölçeklenen altyapı: trafik artışlarında sunucunuzu yükseltmeye veya manuel işlem yapmaya gerek yok
  • Yerleşik SSL: her site ücretsiz ve süresiz bir HTTPS sertifikası alır, otomatik etkinleştirilir
  • Akıllı cache: içerik güncellemeleriniz saniyeler içinde tüm bölgelerde yayına girer, cache yönetimi gerekmez

Bu ne paylaşımlı hosting, ne de klasik “managed WordPress” hosting’tir. Bu daha çok 🚀 enterprise sınıfı yönetilen bulut gibidir – devops olmadan.

Bu açıdan Webflow, bir site kurucu felsefesine daha yakındır – sunucu yönetimi yok, eklenti güncellemeleri yok, uyumluluk yamaları yok, vs –

sadece… çalışır.

Özet: Webflow hosting size hız, ölçeklenebilirlik ve güvenlik sunar – parmağınızı bile kıpırdatmadan. Tek yapmanız gereken “Publish”e tıklamak — ve siteniz yayında.

Sıradaki konu: Webflow’da satış yapmak ne kadar kolay?

Webflow e-Ticaret: Hâlâ Gelişmekte

Webflow tarihindeki en çok talep edilen özelliklerden biri? Satış yapabilmek.

Ve evet – Webflow e-Ticaret artık platforma tam entegre. Yani şunları yapabilirsiniz:

🏪 Özel ürün sayfaları oluşturun
🛒 Kendi sepet ve ödeme akışınızı tasarlayın
🖼️ Mağazanızın her santimini tasarlayın – sabit kalıplar yok
🎛️ Envanter, sipariş, vergi ve e-postaları tek bir panelden yönetin

Peki… Shopify’a rakip olmaya hazır mı?

Tam değil — ama her geçen gün daha da yaklaşıyor.

Webflow e-Ticaret’in ana gücü, platformun geri kalanıyla aynı: tam tasarım özgürlüğü.

Sabit mağaza temaları yok. Eklenti karmaşası yok. Ürün, sepet, ödeme hatta e-postalar dahil tüm sayfaları diğer Webflow sayfaları gibi kendiniz tasarlıyorsunuz.

Shopify Liquid şablonlarıyla veya WooCommerce CSS override’larıyla uğraştıysanız, bunun oyun değiştirici olduğunu bilirsiniz.

Diğer hoş detaylar:

  • Fiziksel + dijital ürünleri destekler
  • Varyantlar, özellikler, indirilebilir dosyalar vb. için özel alanlar
  • Özelleştirilebilir ödeme ve teşekkür sayfaları
  • Markalı e-posta makbuzları ve terk edilmiş sepet akışları
  • Yerleşik Stripe + PayPal ödeme entegrasyonu

Piksel hassasiyetinde vitrin isteyen tasarımcılar ve ürün odaklı markalar için bu gerçek bir rüya.

Ancak, 2025 itibarıyla Webflow e-Ticaret’in hâlâ gelişim sürecinde olduğunu ve Shopify veya hatta WooCommerce’e kıyasla bazı gelişmiş özelliklerin eksik ya da sınırlı olduğunu belirtmek gerekir:

  • Yerleşik çoklu para birimi desteği yok
  • POS (Point of Sale) entegrasyonu yok
  • Yerel abonelik ürünleri yok
  • Sınırlı indirim mantığı (ör. sepet seviyesi kurallar)
  • Müşteri hesapları yalnızca Memberships üzerinden mevcut

Bu özelliklerin bazıları Webflow’un yol haritasında – ancak bazıları asla yerleşik gelmeyebilir. Yani büyük bir mağaza işletiyorsanız veya ciddi ERP/POS lojistiğine ihtiyacınız varsa, Shopify kullanın ve rahat edin.

Ancak küçük mağazalar, tek ürünlü markalar, dijital satışlar ve güçlü görsel kimliğe sahip özel vitrinler için Webflow hâlâ cazip bir seçenek.

Özet: Webflow e-Ticaret, küçük ve orta ölçekli özel vitrinler için idealdir – özellikle marka, tasarım ve esnekliğin saf özellik sayısından daha önemli olduğu durumlarda.

Peki gelelim asıl konuya: fiyatlandırmaya göz atalım!

Webflow Fiyatlandırma

Evet, Webflow’un planları biraz karmaşık. Ama temel mantığını anladığınızda hepsi gayet mantıklı gelmeye başlıyor.

Önemli nokta şu:

Webflow iki katmanlı bir fiyatlandırma sistemi kullanır: workspaces (çalışma alanları) genel hesabınız için, site plans (site planları) ise her bir proje (yani kurduğunuz web siteleri) için.

Tüm bu karmaşayı açıklığa kavuşturmak için Webflow’un fiyatlandırma planlarını görselleştiren bir “master diagram” hazırladık:

Webflow fiyatlandırma planları

Workspaces (çalışma alanları), siteleri ayrı erişim ve işbirliği özellikleriyle gruplandırmak için kullanılır – ajans düzeyinde proje yönetimi gibi düşünebilirsiniz. Kayıt olduğunuzda varsayılan olarak 1 workspace koltuğu (seat) gelir ve buna bir veya daha fazla site ekleyebilirsiniz.

Site Planları (Web Sitesi Başına Hosting)

Temel fark; kaç statik sayfa, CMS öğesi ve trafik sınırına sahip olduğunuzdur:

  • Starter (Ücretsiz): 2 sayfa, 20 CMS koleksiyonu, 50 CMS öğesi, 1 GB bant genişliği, ömür boyu 50 form gönderimi. Özel alan adı yok.
  • Basic – 14$/ay: Küçük siteler ve landing page’ler için; 150 statik sayfa, sınırsız form, 10 GB bant genişliği.
  • CMS – 23$/ay: Bloglar ve içerik ağırlıklı siteler için; 20 koleksiyon, 2.000 öğe, 50 GB bant genişliği, site arama, 3 editör koltuğu.
  • Business – 39$/ay: Yüksek trafikli siteler için; 300 sayfa, 40 koleksiyon, 10.000’e kadar öğe, 100 GB+ bant genişliği, dosya yükleme, 10 editör.
  • Enterprise: Büyük ölçekli ihtiyaçlar için özel çözüm — sınırsız kapasite, özel destek ve SLA içerir. Teklif için satış ekibiyle iletişime geçin.

Eğer sitenizde ürün satmak istiyorsanız, e-Ticaret için özel üç plan bulunuyor:

e-Ticaret Planları (Mağaza Fonksiyonu Ekleme)

Bunlar özellikle online satış için tasarlanmıştır, ancak yukarıdaki site planlarının üzerine inşa edilir:

  • Standard – 29$/ay: 500 ürüne kadar, %2 işlem ücreti.
  • Plus – 74$/ay: 1.000 ürün, Webflow işlem ücreti yok.
  • Advanced – 212$/ay: 3.000 ürün, %0 işlem ücreti, ekip hesapları, sınırsız satış hacmi.

Hepsi CMS, özelleştirilebilir ödeme/sepet, e-postalar, Stripe/PayPal, vergiler ve temel entegrasyonları içerir — asıl fark ürün sayısı ve işlem ücreti oranıdır.

Workspace Koltuk Planları (Ekip ve Ajans Erişimi)

Daha önce bahsettiğimiz gibi, workspace koltukları belirli projelerde kimlerin işbirliği yapabileceğini ve hangi erişim seviyesine sahip olacaklarını belirler:

  • Ücretsiz koltuk: Sadece görüntüleme/düzeltme erişimi (ör. içerik onayı veya müşteri geri bildirimi).
  • Sınırlı koltuk – 15$/ay: Kısıtlı yetkilere sahip içerik editörleri/pazarlamacılar için.
  • Tam koltuk – 39$/ay: Tam erişim — Designer, site ayarları, faturalandırma, her şey.

Uff…

Peki hem Site hem Seat almak gerekirse? 🤔 İşte bazı temel prensipler:

  • Üst düzey siteler yapan bir ekip için en az 1 Tam koltuk + her proje için ücretli bir Site planı gerekir.
  • Basit kişisel siteler, ek koltuk satın almadan yalnızca bir site planıyla çalışabilir.
  • Müşteriye içerik düzenleme izni vermek mi istiyorsunuz? Basit CMS güncellemeleri için Sınırlı veya Ücretsiz koltuk yeterli olabilir.

Özet: Ucuz değil – ama profesyonel tasarım, hosting, CMS ve ekip işbirliğini tek pakette istiyorsanız, Webflow’un fiyatlandırması sunduğu değeri yansıtıyor — özellikle 2025 itibarıyla gelen yeni seat esnekliği sayesinde.

Webflow’un Artıları ve Eksileri

Şimdi gerçeklerle yüzleşme zamanı. İşte Webflow’un parladığı alanlar — ve hâlâ geliştirilmesi gereken noktalar:

  • Tam görsel kontrol: düzen ve stillerde özgürlük — sabit temalar yok, kod gerekmez (tabii isterseniz yazabilirsiniz)
  • Temiz, üretim kalitesinde kod çıktısı: dışa aktarılabilir ve geliştirici dostu
  • Yerleşik CMS: şema tabanlı koleksiyonlarla — bloglar, portfolyolar, dizinler ve daha fazlası için ideal
  • En iyi responsive araçlar: cihaz kırılma noktaları, mobil önizleme, kademeli stiller
  • Anında yayınlama: staging veya özel alan adına — sunucu, FTP veya cPanel gerekmeden
  • Kurumsal seviye hosting: AWS/Fastly üzerinde global CDN, yerleşik SSL ve otomatik ölçekleme
  • Yerleşik lokalizasyon: nihayet! Çok dilli içerik ve alt dizin tabanlı dil sürümleri destekleniyor
  • Tam özelleştirilebilir e-Ticaret: ödeme sayfası, ürün sayfaları, e-postalar ve sepet mantığı
  • Esnek fiyatlandırma: ücretsiz başla, büyüdükçe ölçekle; yeni seat modeli ekip çalışmalarını daha erişilebilir kılıyor
  • Aktif yol haritası: son 12 ayda Memberships 1.0, React için DevLink ve AI builder gibi büyük güncellemeler yayınlandı
  • Daha dik öğrenme eğrisi: Wix, Squarespace veya klasik site kuruculara kıyasla, özellikle sıfırdan başlayanlar için
  • e-Ticaret hâlâ derinlikten yoksun: sınırlı çoklu para birimi, yerel abonelik yok, müşteri hesapları yalnızca Memberships üzerinden
  • Karmaşık fiyatlandırma: site, e-Ticaret ve workspace koltukları için ayrı planlar ilk başta kafa karıştırıcı olabilir
  • CMS öğe limitleri: alt planlarda 2k veya 10k sınırına büyük içerik projelerinde kolayca ulaşabilirsiniz
  • Yerleşik yedek/versiyon geçmişi yok: sadece tasarım öğeleri için mevcut, CMS içerikleri için değil
  • Bazı entegrasyonlar 3. parti araç gerektiriyor: (Zapier, Make, Memberstack) gelişmiş iş akışları veya ödemeler için
  • Eklenti ekosistemi sınırlı: WordPress’in aksine henüz dev bir kullanıcı eklenti kütüphanesi yok

Genel olarak Webflow, hassasiyet, performans ve profesyonellik isteyenler için birinci sınıf bir platform. Fiyatı daha yüksek, öğrenme eğrisi gerçek — ama getirisi de büyük.

Blitz: Sıkça Sorulan Sorular

Karar kısmına gelmeden önce, Webflow hakkında en sık aldığımız soruların bir derlemesi:

Webflow nedir?

Webflow, bir tasarım aracının görsel esnekliğini özel kodun gücüyle birleştiren hibrit bir web sitesi oluşturma platformudur. Hiç kod yazmadan tamamen işlevsel web siteleri oluşturmanıza, yönetmenize ve yayınlamanıza izin verir — üstelik arka planda kod seviyesinde hassasiyetle.

Webflow ne kadar tutar?

Webflow iki katmanlı bir fiyatlandırma sistemi kullanır: hesap planları ve site planları. Hesap planları kaç proje veya işbirlikçi ekleyebileceğinizi belirlerken, site planları her sitenin hosting seviyesini kontrol eder. Fiyatlar ücretsizden başlayıp ihtiyacınıza göre ayda 36$’a kadar çıkabilir — detaylı tablo için yukarıdaki fiyatlandırma bölümüne bakabilirsiniz.

Webflow kullanımı kolay mı?

Webflow’un kesinlikle bir öğrenme eğrisi var, özellikle ilk kez kullananlar için. Ancak düzenini ve mantığını (HTML ve CSS yapısını yansıtır) kavradığınızda sezgisel ve güçlü bir görsel geliştirme aracına dönüşür. Kodlamadan daha kolaydır, ama klasik site kurucular (Wix, Squarespace gibi) kadar basit değildir.

Webflow kimler için en uygundur?

Webflow; ham kod yazmadan tam yaratıcı kontrol isteyen tasarımcılar, geliştiriciler, ajanslar ve girişimciler için idealdir. Ayrıca tasarım, içerik ve yayını tek bir merkezde yönetmesi gereken ekipler için de harika bir çözümdür.

Webflow e-Ticareti destekliyor mu?

Evet, Webflow yerleşik bir e-Ticaret platformu içerir. Özel mağazalar oluşturabilir, envanteri yönetebilir, ödeme akışlarını tasarlayabilir ve markalı e-postalar gönderebilirsiniz. Hâlâ gelişim aşamasında olsa da özelleştirme ve kullanıcı deneyimi açısından birçok uzman platformla yarışıyor. Detaylar için yukarıdaki e-ticaret bölümüne göz atın.

Webflow, WordPress’in yerine geçebilir mi?

Birçok kullanım için evet. Webflow, WordPress eklenti ve tema ihtiyacını, ayrıca hosting kurulumunu ortadan kaldırır ve hepsini tek bir görsel platformda sunar. Ancak, WordPress hâlâ uç senaryolar için daha fazla eklenti çeşitliliği ve topluluk desteği sunar.

Tamamdır… epey bilgi yükledik! Peki işin özü nedir? Başka bir deyişle –

Son Karar: 2025’te Webflow Kullanmalı mısınız?

2016’dan beri onlarca proje ve güncelleme boyunca Webflow’u test ettikten ve üzerinde site inşa ettikten sonra, işte nihai görüşümüz:

Webflow, piyasadaki en güçlü web geliştirme seçeneklerinden biri — öğrenme eğrisini tırmanmaya hazırsanız, sizi profesyonel araçlarla, sorunsuz iş akışlarıyla ve eklenti karmaşasından tamamen kurtararak ödüllendirir.

☝️ Ancak dikkat: Bu araç herkes için değil

Eğer 10 dakikada tek sayfalık bir site oluşturmak istiyorsanız veya üçüncü parti entegrasyonlara ağır şekilde bağlıysanız, WordPress veya Squarespace sizin için daha uygun olabilir.

Ama önemsediğiniz şeyler şunlarsa:

  • kodsuz tasarım özgürlüğü,
  • temiz front-end çıktısı,
  • yerleşik lokalizasyon ile esnek bir CMS,
  • ölçeklenebilir hosting ve e-Ticaretin tek pakette gelmesi,

…o zaman Webflow kesinlikle zamanınıza değer.

Bu platform sizinle beraber büyür — bireysel portfolyodan ajans projelerine, oradan da özel içerik alanları ve dinamik kataloglarla tam teşekküllü ürün sitelerine kadar.

Webflow’u Ücretsiz Dene ›

Webflow analizimizi okumak için zaman ayırdığınız için teşekkürler! Bu incelemeyi faydalı buldunuz mu? Eklemek istediğiniz bir şey var mı ya da bazı noktalarda farklı mı düşünüyorsunuz? Gelin bunları yorum bölümünde konuşalım!

Bu yazıdaki bazı bağlantılar affiliate linkleridir. Yani, bu linkler üzerinden satın alım yaparsanız size ekstra bir maliyeti olmadan küçük bir komisyon kazanabiliriz. Bu rehberi faydalı bulduysanız, linklerimizi kullanmak siteyi desteklemenin harika bir yoludur. Teşekkürler!

Avis & Revue Complète 2025 – Nouvelle Génération ou Juste un Site Builder ?

☑︎ Cette revue a été mise à jour pour la dernière fois le October 2025

Soyons honnêtes :

la plupart des solutions pour créer un site web ressemblent soit à 🪀 des jouets en plastique (constructeurs de sites), soit à un sac de nœuds de 🛠️ plugins et rustines (WordPress !) – ou encore à 😵‍💫 des usines à gaz codées qui réinventent la roue à chaque fois.

C’est exactement le problème que Webflow prétend résoudre :

Il se présente comme le graal : assez puissant pour les développeurs, assez visuel pour les designers, et assez simple pour (finir par) être compris même si vous n’êtes ni l’un ni l’autre.

Alors… promesse tenue ?

Nous utilisons Webflow depuis 2016, au fil de dizaines de projets clients, d’expériences et de moments “eureka” – ce guide en est le résultat.

Nous allons passer en revue le 😇 positif, le 🤬 négatif, et le 👹 franchement casse-tête (coucou les plans tarifaires).

Mais d’abord — voici la version courte :

Résumé du verdict : Webflow se distingue comme un rare mélange de liberté créative et de rigueur technique. Certes, la courbe d’apprentissage est réelle et sa grille tarifaire mérite presque un tableau blanc pour être comprise, mais ceux qui persévèrent sont récompensés par une puissance de design inégalée, un code propre et un hébergement fluide.

Liberté de design : pixel-perfect + responsive ? Voir Designer
9/10
CMS : flexibilité et facilité d’utilisation ? Lire plus
8/10
Hébergement : rapidité et fiabilité ? Voir détails
9/10
eCommerce : prêt pour les vraies boutiques ? Découvrir
6/10
Simplicité d’usage : courbe d’apprentissage vs puissance ? Notre avis
7/10

Si vous vous êtes déjà senti coincé entre la simplicité du “drag-and-drop” et la lourdeur du code pur — Webflow pourrait bien être le pont que vous attendiez.

Voyons s’il tient ses promesses.

Alors, c’est quoi exactement Webflow ?

En version simple ?

Webflow est une plateforme web tout-en-un qui permet de concevoir, construire et publier des sites sans toucher au code – sauf si vous le voulez.

Imaginez le 👼 bébé de Figma, WordPress et VS Code :

Vous glissez, vous déposez, vous ajustez. Et en coulisse ? Webflow génère en temps réel du HTML, CSS et JS prêt pour la prod.

Webflow Site Designer : Simplicité vs Précision

Le super-pouvoir de Webflow, c’est le Designer — une interface visuelle qui permet de construire des sites web avec un contrôle pixel-perfect.

Mais contrairement aux outils de drag-and-drop classiques et un peu bancals, celui-ci respecte réellement la logique du web : chaque section, div et ajustement de style se traduit directement en HTML, CSS et JavaScript en arrière-plan ✨

Cela veut dire que vous contrôlez tout

Webflow Designer

…mais ça veut aussi dire que vous devrez comprendre comment le web est structuré (ou au moins être prêt à l’apprendre).

La bonne nouvelle ?

En 2025, Webflow propose 3 façons distinctes de démarrer un site, allant du plus assisté au plus hardcore :

  1. 🧠 AI Site Builder Beta
    La nouveauté (et probablement la plus controversée) : décrivez le site que vous voulez, choisissez un style visuel, et l’IA de Webflow va générer une page d’accueil complète (ou un layout multi-pages) avec sections réelles, faux contenus et styles basiques.

    Est-ce unique en 2025 ? Non. Mais c’est super pratique pour esquisser un wireframe, lancer un MVP ou dépasser le fameux “syndrome de la page blanche”.

    Les résultats ne sont pas parfaits, mais fournissent une base propre et éditable dans le Designer.

  2. 🎨 Commencer avec un modèle
    Si vous préférez zapper la mise en place et plonger directement dans la personnalisation, Webflow propose une bibliothèque de plus de 100 templates (environ 30 gratuits, le reste payants).

    Certains sont minimalistes et rapides à charger, d’autres bourrés d’animations, de collections CMS et de pages déjà prêtes – allant des thèmes simples pour projets perso aux templates premium ($40–80) créés par des experts Webflow.

    Évidemment, chaque modèle est 100% modifiable : mise en page, couleurs, structure de contenu, responsive, tout y passe.

  3. 💻 La page blanche (a.k.a. le vrai mode Webflow)
    L’expérience classique : vous partez d’une page vide et vous glissez des éléments de layout comme Sections, Containers, Grilles, Flexbox, Div Blocks — ainsi que des textes, images, boutons, formulaires, vidéos et embeds personnalisés.

    Chaque pixel, marge, animation et media query est sous votre contrôle. Mais aussi sous votre responsabilité :

    Envie d’un carré centré ? Ajoutez un <div>, définissez sa position en “relative”, ses dimensions — bienvenue dans le vrai web, les amis.

Si ça fait un peu peur, pas de panique : Webflow propose des garde-fous et raccourcis (contrôles visuels de CSS, aperçus mobile/tablette, points de rupture prédéfinis) pour vous guider.

Découvrir Webflow Site Designer ›

La vue Interactions permet de créer facilement des effets de survol, animations au scroll, transitions au chargement, ou encore des animations déclenchées par un clic — le tout sans écrire de JavaScript (sauf si vous en avez envie 😉).

Il faut aussi souligner que le système responsive de Webflow est l’un des plus efficaces du marché :

  • Chaque breakpoint (desktop, tablette, mobile paysage, mobile portrait) est intégré nativement
  • Vous pouvez ajuster visuellement les styles pour chaque taille d’écran, avec des changements qui se répercutent en cascade (comme en CSS)
  • Vous pouvez même créer des breakpoints personnalisés si nécessaire

…et si vous vous déclarez non-codeur lors de l’inscription, Webflow automatise une bonne partie des styles mobiles pour vous !

En bref : que vous commenciez avec l’IA, un template ou une page blanche — Webflow vous donne les outils pour en faire votre site.

Webflow CMS : un vrai gestionnaire de contenu visuel

Un site web, ce n’est pas qu’un assemblage de blocs et de boutons — c’est surtout du contenu.

Et le CMS de Webflow vous permet de structurer ce contenu comme un pro — même si vous n’avez jamais touché à un backend 🫣

Contrairement aux constructeurs classiques qui traitent tout comme des blocs statiques — ou à WordPress, où vous priez pour que vos plugins ne s’entre-tuent pas — Webflow propose une approche visuelle mais basée sur un schéma pour gérer le contenu.

Imaginez un mélange de Notion et Airtable… mais pour vos sites web.

Au cœur du système, on trouve les Collections — des types de contenus réutilisables que vous définissez selon vos besoins. Chaque Collection peut contenir n’importe quel nombre de champs personnalisés.

Par exemple :

  • Articles de blog avec titre, auteur, date de publication, image de couverture, tags, contenu
  • Projets portfolio avec galeries, témoignages, catégories et liens externes
  • Membres d’équipe avec rôles, avatars, bios et profils sociaux

Webflow CMS

Une fois une Collection créée, vous pouvez :

  • Générer automatiquement des pages dynamiques (ex: /blog/mon-article)
  • Afficher vos contenus dans des listes, grilles ou sliders, et les filtrer/ordonner selon n’importe quel champ
  • Utiliser la visibilité conditionnelle pour afficher/masquer des blocs en fonction de données spécifiques

Le meilleur dans tout ça ? Tout se fait visuellement : pas de base de données à installer, pas de fonctions PHP, pas de plugins “custom post type” aléatoires.

…Et pour les développeurs qui veulent garder la main sur les données — oui, le CMS de Webflow peut se connecter à des outils externes via API ou embeds personnalisés.

L’Éditeur Webflow

Pour la mise à jour de contenu en direct (après publication), Webflow propose aussi l’Éditeur — un outil front-end pensé pour les clients et les équipes.

C’est un peu le “mode client-friendly” :

  • Cliquez sur n’importe quel 🖱️ texte ou image en ligne pour l’éditer
  • Ajoutez ➕ de nouveaux éléments dans une Collection sans ouvrir le Designer
  • Gardez la mise en page verrouillée 🔒 tout en laissant des non-techniciens gérer le contenu

Idéal pour les freelances, les petites équipes — ou les clients qui veulent gérer leur blog sans tout casser côté design.

Multilingue : enfin supporté nativement

Pendant des années, créer un site multilingue avec Webflow relevait du cauchemar — il fallait passer par des outils externes comme Weglot ou bricoler le CMS.

Mais avec Localization 2.0, c’est enfin du passé :

  • Définissez vos langues 🌐 et assignez-les à des sous-dossiers (ex: /fr/, /en/)
  • Traduisez 🈯 champs, images, et balises SEO pour chaque version linguistique
  • Ajoutez un switcher visuel 🔁 pour permettre aux visiteurs de changer de langue

Notez que c’est pour l’instant un add-on payant — mais ça marche “out of the box” et s’intègre parfaitement au CMS. Un vrai bond en avant.

En résumé : le CMS de Webflow vous offre 90% des possibilités d’un headless CMS… mais sans les migraines.

Déploiement et Hébergement

Avec Webflow, publier un site devient… un clic. Sérieusement : le déploiement est directement intégré dans l’interface Designer.

– vous appuyez sur “Publish”,
– vous choisissez votre domaine de test et/ou votre domaine perso,
– et votre site est en ligne en quelques secondes.

Publication Webflow

Pas de cPanel. Pas de FTP. Pas de cauchemars DNS (bon, peut-être un seul, mais l’interface DNS de Webflow est l’une des plus simples que j’ai vues).

Vous pouvez publier sur :

  • un 💸 sous-domaine gratuit en [votresite].webflow.io
  • n’importe quel domaine personnalisé en configurant vos DNS
  • plusieurs environnements à la fois si vous êtes sur un plan avancé

Une fois publié, votre site tourne sur l’infrastructure mondiale de Webflow — voyons ce qu’il y a sous le capot :

Sous le capot

L’hébergement Webflow s’appuie sur Amazon Cloudfront et Fastly, deux géants du cloud, pour garantir des performances de haut niveau, pratiquement en pilote automatique :

  • Auto-scaling : pas besoin de changer de serveur manuellement quand le trafic grimpe, ça s’adapte tout seul
  • SSL intégré : chaque site reçoit automatiquement un certificat HTTPS gratuit et renouvelé en continu
  • Cache intelligent : vos mises à jour se propagent dans le monde entier en quelques secondes, sans que vous ayez à gérer quoi que ce soit

Ce n’est pas de l’hébergement mutualisé, ni même du WordPress managé classique. C’est plus proche de 🚀 l’infra cloud d’entreprise… mais sans DevOps.

En ce sens, Webflow se rapproche de la philosophie “site builder” :
pas de gestion de serveur, pas de mises à jour de plugins, pas de patchs de compatibilité à surveiller…

ça juste marche.

En résumé : l’hébergement Webflow vous offre rapidité, scalabilité et sécurité sans lever le petit doigt. Cliquez sur “Publish” — et c’est en ligne.

Webflow eCommerce : encore en chantier, mais prometteur

L’une des demandes les plus fréquentes adressées à Webflow ? Pouvoir vendre en ligne.

Bonne nouvelle : l’eCommerce est désormais intégré nativement à la plateforme. Concrètement, vous pouvez :

🏪 Créer des pages produits personnalisées
🛒 Concevoir vos propres paniers et parcours de paiement
🖼️ Designer chaque pixel de votre boutique, sans layouts rigides
🎛️ Gérer inventaire, commandes, e-mails depuis le même dashboard

Alors… est-ce que ça rivalise déjà avec Shopify ?

Pas encore — mais on s’en rapproche.

La grande force de Webflow eCommerce reste la même que le reste de la plateforme : la liberté totale de design.

Pas de thèmes figés. Pas de plugins empilés. Vous concevez chaque page — produit, panier, checkout, même les e-mails — comme n’importe quelle autre page Webflow.

C’est un game changer si vous avez déjà bataillé avec les templates Liquid de Shopify ou les CSS chaotiques de WooCommerce.

Parmi les points positifs :

  • Gestion des produits physiques et numériques
  • Champs personnalisés pour variantes, specs, fichiers à télécharger, etc.
  • Pages checkout et confirmation entièrement modifiables
  • E-mails transactionnels brandés + relances de panier abandonné
  • Intégration native des paiements Stripe et PayPal

Mais il faut être honnête : en 2025, Webflow eCommerce reste en développement. Certaines fonctionnalités avancées manquent toujours par rapport à Shopify ou même WooCommerce :

  • Pas de support multi-devises natif
  • Aucun POS (Point of Sale) intégré
  • Pas de produits par abonnement en natif
  • Logiciel de réductions encore limité (règles avancées manquantes)
  • Comptes clients disponibles uniquement via Memberships

Certaines de ces fonctions sont prévues sur la roadmap officielle, mais d’autres n’arriveront peut-être jamais en natif. Résultat : si vous gérez une grosse boutique ou avez besoin d’ERP/POS sérieux, optez plutôt pour Shopify et dormez tranquille.

En revanche, pour des petites boutiques, des marques mono-produit, des ventes digitales, ou toute boutique où l’identité visuelle prime sur le catalogue — Webflow est une option franchement séduisante.

En résumé : Webflow eCommerce est parfait pour des boutiques petites à moyennes qui misent sur le design et la flexibilité — mais pas encore prêt pour les mastodontes du e-commerce.

Tarification Webflow

Oui, les plans de Webflow sont un casse-tête au début. Mais une fois qu’on comprend la logique, tout devient plus clair.

Voici le point clé :

Webflow applique un système de tarification en couches, avec deux composantes distinctes : les workspaces pour votre compte global et les site plans pour chaque projet (site) individuel.

Pour vous éviter un mal de crâne, nous avons créé ce schéma qui résume tout ça de façon visuelle :

Tarification Webflow

Les workspaces permettent d’organiser plusieurs sites avec des accès séparés et des fonctionnalités collaboratives — idéal pour les agences.

Quand vous créez un compte, vous démarrez avec 1 siège de workspace par défaut, auquel vous pouvez rattacher un ou plusieurs sites.

Plans Site (hébergement par site)

Les différences principales portent sur le nombre de pages, d’items CMS et de trafic autorisé :

  • Starter (gratuit) : 2 pages, 20 collections CMS, 50 items CMS, 1 Go de bande passante, 50 soumissions de formulaires (à vie). Pas de domaine personnalisé.
  • Basic – 14 $/mois : idéal pour les petits sites et landing pages ; 150 pages statiques, formulaires illimités, 10 Go de bande passante.
  • CMS – 23 $/mois : parfait pour blogs et sites riches en contenu ; ajoute 20 collections, 2 000 items, 50 Go de bande passante, recherche interne et 3 éditeurs.
  • Business – 39 $/mois : adapté aux sites à fort trafic ; 300 pages, 40 collections, jusqu’à 10 000 items, 100 Go+ de bande passante, uploads de fichiers, 10 éditeurs.
  • Enterprise : sur mesure pour grands comptes — capacité illimitée, support dédié et SLA. Contactez Webflow pour un devis.

Si vous voulez vendre en ligne, il faut passer sur l’un des 3 plans eCommerce :

Plans eCommerce

Conçus spécifiquement pour la vente en ligne (toujours construits sur la base d’un plan Site) :

  • Standard – 29 $/mois : jusqu’à 500 produits, 2 % de frais de transaction.
  • Plus – 74 $/mois : 1 000 produits, 0 % de frais Webflow.
  • Advanced – 212 $/mois : 3 000 produits, 0 % de frais, comptes d’équipe, pas de limite de volume de ventes.

Tous incluent CMS, checkout/cart personnalisables, e-mails transactionnels, intégration Stripe/PayPal, gestion des taxes et intégrations basiques. Les différences clés concernent le nombre de produits et les frais appliqués.

Plans Workspace (accès équipe et agences)

Comme évoqué, les workspaces déterminent qui peut collaborer et avec quel niveau d’accès :

  • Siège gratuit : accès en lecture seule (ex : validation client ou relectures).
  • Siège limité – 15 $/mois : pour éditeurs de contenu/marketeurs avec permissions restreintes.
  • Siège complet – 39 $/mois : accès total (Designer, paramètres, facturation, etc.).

Whew…

Alors, comment combiner tout ça ? 🤔 Quelques principes simples :

  • Une équipe pro qui crée des sites complets aura besoin d’au moins 1 siège complet + un plan Site payant par projet.
  • Un site perso peut tourner avec seulement un plan Site, sans siège payant.
  • Un client qui veut juste éditer son contenu ? Un siège limité ou gratuit suffira.

En résumé : Webflow n’est pas donné — mais si vous voulez un package pro réunissant design, hébergement, CMS et collaboration, la tarification reflète cette valeur. Surtout avec la flexibilité des sièges introduite en 2025.

Avantages et Inconvénients de Webflow

Petit check de réalité. Voici une vue sans filtre de ce que Webflow fait très bien — et là où il doit encore progresser :

  • Contrôle visuel complet sur la mise en page et le style — pas de modèles rigides, pas besoin de code (sauf si vous voulez en écrire)
  • Code propre et prêt pour la prod — exportable et apprécié des développeurs
  • CMS intégré avec collections structurées — idéal pour blogs, portfolios, annuaires, et plus encore
  • Outils responsive de premier ordre — breakpoints d’appareils, prévisualisation mobile, styles en cascade
  • Publication instantanée sur un domaine de test ou un domaine personnalisé — sans serveur, FTP ni cPanel
  • Hébergement niveau entreprise sur AWS/Fastly avec CDN mondial, SSL inclus et auto-scaling
  • Localisation native (enfin !) — supporte les contenus multilingues via sous-dossiers
  • eCommerce entièrement personnalisable : checkout, pages produits, e-mails et logique du panier
  • Tarification flexible — création gratuite, montée en charge ensuite ; nouveau modèle de sièges rendant les workflows en équipe plus abordables
  • Roadmap active — mises à jour majeures récentes comme Memberships 1.0, DevLink pour React, et AI Builder
  • Courbe d’apprentissage plus raide que Wix, Squarespace ou autres constructeurs classiques — surtout pour les débutants complets
  • eCommerce encore limité — peu de support multi-devises, pas d’abonnements natifs, comptes clients seulement via Memberships
  • Complexité tarifaire — plans séparés pour sites, eCommerce et sièges d’équipe, pas évident au début
  • Limites sur les items CMS dans les plans d’entrée — plafond de 2k ou 10k vite atteint sur de gros projets éditoriaux
  • Pas de sauvegarde/versioning intégré pour le contenu CMS (seulement pour les éléments de design)
  • Certaines intégrations nécessitent des outils tiers (Zapier, Make, Memberstack) pour les workflows complexes
  • Écosystème d’extensions encore réduit — contrairement à WordPress, pas (encore) de gigantesque bibliothèque de plugins tiers

En résumé : Webflow est une plateforme taillée pour ceux qui recherchent précision, performance et finition — pas des raccourcis. Le prix est plus élevé, la prise en main demande un vrai effort, mais la récompense est à la hauteur.

Blitz : Foire Aux Questions

Avant de conclure avec le verdict, voici une compilation des questions les plus fréquentes que nous recevons à propos de Webflow :

Qu’est-ce que Webflow ?

Webflow est une plateforme hybride de création de sites web qui combine la flexibilité visuelle d’un outil de design avec le contrôle du code personnalisé. Elle permet de créer, gérer et publier des sites complets — sans coder, mais avec une précision proche du niveau développeur sous le capot.

Combien coûte Webflow ?

Webflow utilise un système de tarification double : les plans de compte et les plans de site. Les plans de compte définissent combien de projets ou collaborateurs vous pouvez avoir, tandis que les plans de site déterminent le niveau d’hébergement de chaque projet. Les prix vont du gratuit à 36 $/mois selon vos besoins — voir le détail de la tarification ci-dessus.

Webflow est-il facile à utiliser ?

Webflow a clairement une courbe d’apprentissage, surtout pour les débutants. Mais une fois qu’on comprend sa logique (qui reflète la structure HTML/CSS), cela devient un outil visuel intuitif et puissant. C’est plus simple que coder à la main, mais plus avancé qu’un constructeur classique comme Wix ou Squarespace.

À qui s’adresse Webflow ?

Webflow est idéal pour les designers, développeurs, agences et entrepreneurs qui veulent un contrôle créatif complet sans écrire du code brut. C’est aussi une excellente option pour les équipes qui ont besoin de collaborer sur le design, le contenu et la publication dans un seul et même espace.

Webflow gère-t-il l’eCommerce ?

Oui, Webflow inclut une solution eCommerce intégrée. Vous pouvez créer des boutiques sur mesure, gérer l’inventaire, concevoir vos parcours de checkout et envoyer des e-mails brandés. Même si la solution est encore en évolution, elle rivalise déjà avec certaines plateformes spécialisées en termes de personnalisation et d’expérience utilisateur. Plus de détails dans la section eCommerce ci-dessus.

Webflow peut-il remplacer WordPress ?

Dans de nombreux cas, oui. Webflow remplace les plugins, thèmes et configurations d’hébergement manuelles de WordPress en regroupant tout dans une plateforme visuelle fluide. Cependant, WordPress garde l’avantage sur la variété des plugins et la communauté pour des besoins très spécifiques.

Bon… ça fait beaucoup d’infos à digérer ! Alors, quel est le bilan ? En d’autres termes —

Notre Verdict : Faut-il utiliser Webflow en 2025 ?

Après avoir testé et construit sur Webflow depuis 2016, à travers des dizaines de projets et de mises à jour, voici notre conclusion finale :

Webflow est l’une des options les plus puissantes du marché pour développer un site web — si vous êtes prêt à gravir la courbe d’apprentissage, vous serez récompensé par des outils pro, des workflows fluides et zéro migraine de plugins.

☝️ Attention toutefois, ce n’est pas pour tout le monde —

Si vous voulez monter une landing page en 10 minutes chrono, ou si vous dépendez massivement des intégrations tierces, WordPress ou Squarespace restent peut-être plus adaptés.

Mais si vous cherchez :

  • une liberté de design sans coder,
  • un front-end propre et optimisé,
  • un CMS flexible avec localisation native,
  • un hébergement et un eCommerce scalables réunis dans une seule plateforme,

…alors Webflow vaut clairement le détour.

C’est une solution qui évolue avec vous — du simple portfolio solo jusqu’au site d’agence ou aux projets complexes avec contenus dynamiques et zones membres.

Essayer Webflow gratuitement ›

Merci d’avoir pris le temps de lire notre analyse de Webflow ! Vous avez trouvé cette revue utile ? Vous souhaitez ajouter quelque chose ou vous n’êtes pas d’accord sur certains points ? Discutons-en dans la section commentaires ci-dessous !

Certains liens de cet article sont des liens affiliés, ce qui signifie que nous pouvons toucher une petite commission si vous les utilisez — sans coût supplémentaire pour vous. Si ce guide vous a aidé, passer par nos liens est un excellent moyen de soutenir le site. Merci 🙏

La Reseña Definitiva de 2025 – ¿Herramienta de Próxima Generación o Solo Otro Constructor Más?

☑︎ Esta reseña fue actualizada por última vez en October 2025

Seamos honestos:

la mayoría de las opciones para crear sitios web hoy en día parecen ser 🪀 juguetes de plástico (los típicos constructores visuales), un caos de 🛠️ plugins y cinta adhesiva (¡hola, WordPress!) — o 😵‍💫 proyectos cargados de código que reinventan la rueda cada vez.

Y justo eso es lo que Webflow promete resolver:

Se presenta como el santo grial: lo bastante potente para desarrolladores, lo bastante visual para diseñadores, y lo bastante intuitivo como para que incluso quienes no son ninguno de los dos puedan dominarlo con el tiempo.

Entonces… ¿cumple esa promesa?

Llevamos usando Webflow desde 2016, tanto en nuestros propios sitios como en los de clientes, pruebas, rediseños y momentos de “¡Eureka!” — y esta guía es el resultado.

Vamos a cubrir lo 😇 bueno, lo 🤬 malo, y lo 👹 desconcertante (sí, estamos viendo hacia ti, estructura de precios).

Pero antes — aquí tienes la versión corta:

Resumen del veredicto: Webflow destaca como una rara combinación de libertad creativa y precisión técnica. Aunque tiene una curva de aprendizaje y una estructura de precios que parece necesitar una pizarra para entenderse, recompensa a quienes se comprometen con un poder de diseño sin igual, código limpio y alojamiento integrado.

Libertad de diseño: ¿precisión + responsive? Explorar Designer
9/10
CMS: ¿flexible y fácil de usar? Ver detalles
8/10
Hosting: ¿rápido y confiable? Ver análisis
9/10
eCommerce: ¿listo para tiendas serias? Descúbrelo
6/10
Facilidad de uso: ¿curva de aprendizaje vs poder? Nuestra opinión
7/10

Si alguna vez te has sentido atrapado entre la simplicidad del drag-and-drop y el poder del código puro — Webflow podría ser justo ese puente que estabas buscando.

Veamos si realmente lo es:

¿Qué Es Exactamente Webflow?

En pocas palabras:

Webflow es una plataforma integral de desarrollo web que te permite diseñar, construir y publicar sitios sin escribir código — a menos que tú quieras.

Imagínalo como el 👼 hijo prodigio de Figma, WordPress y VS Code:

Arrastras. Sueltas. Ajustas. ¿Y detrás de escena? Webflow genera automáticamente HTML, CSS y JS de nivel profesional en tiempo real.

Pero cuidado: a diferencia de otras herramientas no-code que esconden la parte técnica bajo capas de “brilli-brilli”, Webflow abraza la lógica del código front-end — haciéndola visual y accesible.

Si sabes cómo funcionan los márgenes, los flexbox y los puntos de ruptura (o estás dispuesto a aprender), esta herramienta es un cohete espacial.

Además, Webflow incluye de serie:

Ya seas un diseñador cansado de depender de desarrolladores, o un dev que quiere prototipar más rápido — Webflow es una de las pocas herramientas donde ambos mundos pueden encontrarse a mitad de camino.

⚡ ¿Qué Hay de Nuevo en October 2025?

Webflow no ha estado quieto desde su creación en 2013. Estas son algunas de las novedades y mejoras más relevantes:

  • Localización 2.0: soporte multilingüe nativo (¡por fin!) con subdirectorios automáticos e interfaz de traducción basada en cadenas
  • Actualización de Componentes: ahora los componentes reutilizables admiten lógica condicional y ranuras dinámicas para layouts complejos
  • DevLink beta: integración avanzada con React para usar Webflow como frontend visual en apps personalizadas
  • Memberships 1.0: crea contenido restringido, flujos de login/registro y hasta planes de pago directamente dentro de Webflow
  • Mejoras en el plugin de Figma: exportación de frames con mayor fidelidad visual y mejor mapeo de estilos

Puedes ver cómo estas funciones impactan en proyectos reales dentro de las secciones correspondientes más abajo — o saltar directamente a nuestro veredicto final.

En las próximas secciones analizaremos en detalle cada uno de los componentes principales de Webflow:

Diseñador de Sitios Webflow: ¿Simplicidad o Precisión?

La verdadera superpotencia de Webflow es su Designer — una interfaz visual que te permite construir sitios con control total al nivel de los píxeles.

Pero a diferencia de los creadores tradicionales de tipo “arrastrar y soltar”, este realmente respeta cómo funciona la web: cada sección, div y estilo se traduce directamente en HTML, CSS y JavaScript ✨

Eso significa que puedes controlar todo

Webflow Designer

…pero también implica que necesitarás entender cómo está estructurada la web (o al menos estar dispuesto a aprender).

¿La buena noticia?

En October 2025, Webflow ofrece 3 formas distintas de empezar tu próximo sitio, ordenadas de menor a mayor complejidad:

  1. 🧠 AI Site Builder Beta: esta es la opción más nueva — y posiblemente la más polémica:

    Describe qué tipo de sitio quieres, elige un estilo visual, y la IA de Webflow generará una página de inicio completa (o un sitio de varias páginas) con secciones reales, contenido de ejemplo y estilos aplicados con buenas prácticas.

    ¿Único en 2025? No. Pero sí útil para bocetos rápidos, MVPs o para superar el temido “síndrome del lienzo en blanco”.

    El diseño no será perfecto, pero te da una base sólida editable al 100% dentro del Designer.

  2. 🎨 Empezar con una Plantilla: si quieres saltarte la configuración inicial y personalizar directamente, Webflow ofrece una biblioteca con más de 100 plantillas (unas 30 son gratuitas y el resto de pago).

    Algunas son minimalistas y ligeras; otras vienen cargadas con animaciones, colecciones CMS y páginas prediseñadas: desde temas simples para proyectos personales hasta plantillas premium ($40–80) creadas por diseñadores profesionales de la comunidad Webflow.

    Y sí, todas las plantillas se pueden modificar por completo: desde el diseño y la estructura hasta colores, textos y comportamiento responsive.

  3. 💻 Lienzo en Blanco (a.k.a. el “Modo Webflow Real”): la experiencia clásica de Webflow — pensada para quienes quieren control total creativo y estructural.

    Comienzas con una página vacía y vas añadiendo elementos como Secciones, Contenedores, Grillas, Flexbox, Div Blocks, textos, imágenes, botones, formularios, videos o incrustaciones personalizadas.

    Cada píxel, margen, animación y media query queda bajo tu control. Pero también, toda la responsabilidad — porque tú estás construyendo la estructura desde cero:

    ¿Quieres un cuadro centrado? Añade un div, ponlo en posición relativa, dale dimensiones… Bienvenido al mundo real del desarrollo web.

¿Te suena intimidante? No te preocupes — Webflow incluye ayudas y protecciones: controles visuales de CSS, vistas por dispositivo, y sugerencias que te guían mientras trabajas.

Explorar Webflow Designer ›

La vista de Interacciones te permite crear fácilmente efectos hover, revelados al hacer scroll, animaciones al cargar la página o transiciones con clics — sin necesidad de JavaScript (a menos que quieras, claro).

Vale la pena destacar que el sistema responsive de Webflow es de lo mejor que existe:

  • Cada breakpoint (escritorio, tablet, móvil horizontal, móvil vertical) está integrado
  • Puedes ajustar visualmente los estilos por dispositivo, y los cambios se heredan hacia abajo, como en CSS
  • Incluso puedes crear breakpoints personalizados si lo necesitas

…y si te identificas como no-programador al registrarte, Webflow generará automáticamente estilos móviles por ti.

En resumen: ya sea que empieces con IA, con una plantilla o desde cero, Webflow te da las herramientas para que el sitio sea verdaderamente tuyo.

Ahora veamos cómo gestiona Webflow el contenido dinámico:

El CMS de Webflow: Contenido Dinámico Sin Complicaciones

Un sitio web no es solo cajas y botones: lo que realmente importa es el contenido.

Y el CMS (sistema de gestión de contenidos) de Webflow te permite estructurar ese contenido como un profesional — incluso si nunca has tocado un backend 🫣

A diferencia de los creadores de sitios tradicionales que tratan todo como bloques estáticos — o de WordPress, donde rezas para que tus plugins no choquen entre sí — Webflow ofrece una gestión visual pero basada en esquemas de contenido.

Imagina una mezcla entre Notion y Airtable… pero para sitios web.

El núcleo del sistema son las Colecciones — tipos de contenido reutilizables que tú defines según tus necesidades. Cada colección puede tener cualquier número de propiedades o campos.

Por ejemplo:

  • Entradas de blog con título, autor, fecha de publicación, imagen destacada, etiquetas, cuerpo del texto
  • Proyectos de portafolio con galerías, enlaces, testimonios y categorías
  • Miembros del equipo con roles, fotos, biografías y enlaces sociales

Webflow CMS

Una vez creada la colección, puedes:

  • Generar automáticamente páginas dinámicas, como por ejemplo /blog/como-hacer-que-webflow-baile
  • Mostrar elementos en listas, cuadrículas o sliders; además de filtrar y ordenar el contenido por cualquier campo
  • Utilizar visibilidad condicional para mostrar u ocultar bloques según el contenido

¿Lo mejor? Todo esto se hace de forma visual: sin bases de datos, sin funciones PHP, y sin plugins tipo “custom post types”.

…Y si eres desarrollador y aún quieres controlar datos: sí, el CMS de Webflow puede conectarse a herramientas externas mediante API y bloques personalizados.

Webflow Editor: Edición en Sitio

Para editar contenido en vivo (una vez publicado el sitio), Webflow también ofrece el Editor — una interfaz visual pensada para actualizaciones rápidas.

Piénsalo como un “modo amigable para clientes”:

🖱️ Haz clic en cualquier texto o imagen para editar directamente
Añade nuevos elementos de colección sin entrar al Designer
🔒 Mantén bloqueado el diseño mientras otros actualizan el contenido

Muy útil tanto para creadores individuales, como para equipos o clientes que quieren manejar su blog sin tocar el diseño.

¿Multilingüe? Ahora Con Soporte Nativo

Durante años, crear sitios multilingües en Webflow era un dolor de cabeza — con dependencias de terceros como Weglot o trucos poco elegantes usando CMS.

Pero eso ya es historia con la llegada de Localization 2.0:

🌐 Define idiomas y asígnales subdirectorios (/es/, /fr/, /de/, etc.)
🈯 Traduce campos, imágenes y etiquetas SEO por idioma
🔁 Cambia de idioma con menús desplegables o enlaces dinámicos

Cabe destacar que es un add-on de pago por ahora — pero funciona desde el primer momento e integra perfectamente con el CMS, lo que representa un gran avance.

En resumen: el CMS de Webflow te ofrece el 90% de lo que lograrías con un headless CMS — sin el trauma técnico.

A continuación, veamos cómo se publica tu obra maestra:

Publicación y Hosting con Webflow

Con Webflow, simplemente… haces clic en un botón. En serio — la publicación está integrada directamente en la interfaz del Designer:

– haz clic en “Publicar”, elige tu dominio de prueba o producción, y tu sitio está en línea en segundos.

Publicar en Webflow

Sin cPanel. Sin FTP. Sin pesadillas con DNS (bueno, quizás una vez, pero el panel de dominios de Webflow es uno de los más claros que hemos visto).

Puedes publicar en:

  • un 💸 subdominio gratuito del tipo [tunombre].webflow.io
  • cualquier dominio personalizado con una breve configuración DNS
  • múltiples entornos al mismo tiempo si usas planes más avanzados

Una vez desplegado, tu sitio se ejecuta sobre la infraestructura global de Webflow. Veamos qué hay bajo el capó:

¿Qué Hay Detrás?

El hosting de Webflow está impulsado por Amazon Cloudfront y Fastly, lo que garantiza un rendimiento de primer nivel, prácticamente en piloto automático:

  • Escalado automático: no necesitas actualizar tu servidor ni tocar nada durante picos de tráfico
  • SSL integrado: todos los sitios reciben un certificado HTTPS gratuito, activado automáticamente
  • Cacheo inteligente: tus actualizaciones se propagan en segundos a nivel mundial, sin gestión manual de caché

Esto no es hosting compartido ni hosting “gestionado” de WordPress. Es más bien 🚀 infraestructura cloud de nivel empresarial — sin necesidad de DevOps.

En este sentido, Webflow se acerca más a la filosofía de los creadores de sitios: sin gestión de servidores, sin actualizaciones de plugins, sin parches de compatibilidad…

simplemente… funciona.

En resumen: el hosting de Webflow te ofrece velocidad, escalabilidad y seguridad sin mover un dedo. Solo haz clic en “Publicar” — y tu sitio está en vivo.

Ahora veamos qué tan fácil es vender online con Webflow:

Webflow eCommerce: Aún en Evolución, Pero Prometedor

Una de las funciones más solicitadas en la historia de Webflow? ¡Vender cosas!

Y sí — el eCommerce de Webflow ahora está totalmente integrado en la plataforma. Esto significa que puedes:

🏪 Crear páginas de producto personalizadas
🛒 Construir tu propio flujo de carrito y pago
🖼️ Diseñar cada rincón de tu tienda online — sin limitaciones
🎛️ Gestionar inventario, pedidos, impuestos y correos desde un mismo panel

Entonces… ¿está listo para competir con Shopify?

Aún no del todo — pero cada vez se le acerca más.

La mayor fortaleza del eCommerce de Webflow es la misma que el resto de la plataforma: libertad de diseño total.

Sin temas predeterminados. Sin plugins enredados. Tú diseñas cada página — producto, carrito, pago, incluso los correos electrónicos — como cualquier otra página en Webflow.

Esto es un antes y después para quienes han batallado con plantillas de Shopify Liquid o estilos rebeldes en WooCommerce.

Otros puntos a favor:

  • Soporta productos físicos y digitales
  • Campos personalizados para variantes, especificaciones, archivos descargables, etc.
  • Páginas de pago y agradecimiento totalmente personalizables
  • Recibos por correo electrónico con marca + recuperación de carritos abandonados
  • Integración nativa con Stripe y PayPal

Para diseñadores y marcas centradas en el producto que quieren tiendas con diseño milimétrico, esto es un sueño hecho realidad.

Dicho esto, vale la pena aclarar que a día de hoy (October 2025), Webflow eCommerce sigue en desarrollo — y aún le faltan algunas funciones avanzadas que sí ofrecen Shopify o incluso WooCommerce:

  • Sin soporte nativo para múltiples monedas
  • Sin integración con puntos de venta (POS)
  • No permite productos por suscripción de forma nativa
  • Lógica de descuentos algo limitada (ej. reglas a nivel carrito)
  • Las cuentas de usuario solo están disponibles mediante la función de Memberships

Algunas de estas funciones están en la hoja de ruta de Webflow — pero otras puede que nunca lleguen de forma nativa. Así que si estás montando una tienda grande o necesitas integración con ERP o POS, usa Shopify y duerme tranquilo.

Pero para tiendas pequeñas, marcas de un solo producto, ventas digitales o escaparates personalizados con fuerte identidad visual — Webflow sigue siendo una opción muy atractiva.

En resumen: el eCommerce de Webflow es ideal para tiendas pequeñas o medianas donde el diseño, la marca y la flexibilidad pesan más que la lista de funciones.

Muy bien, pasemos a la parte jugosa: ¡los precios!

Precios de Webflow: Un Sistema Complejo, Pero Lógico

Sí, los planes de Webflow pueden parecer un enredo al principio. Pero todo empieza a tener sentido cuando entiendes cómo funciona su estructura por capas.

Aquí va lo más importante:

Webflow utiliza un sistema de precios dividido en dos componentes: espacios de trabajo (workspaces) para tu cuenta general, y planes por sitio para cada proyecto individual (es decir, cada web que construyes).

Para ayudarte a entenderlo más fácilmente, hemos creado este “diagrama maestro” que resume todos los planes de Webflow de forma visual:

Planes de precios Webflow 2025

Los espacios de trabajo se utilizan para organizar grupos de sitios web con distintos permisos y opciones de colaboración — ideal para agencias o equipos que gestionan varios proyectos.

Cuando te registras, obtienes un espacio con 1 asiento (usuario) por defecto, al que puedes ir añadiendo sitios web.

Planes por Sitio (Hosting por Proyecto)

La principal diferencia está en cuántas páginas estáticas, ítems CMS y tráfico mensual incluye cada plan:

  • Starter (Gratis): 2 páginas, 20 colecciones CMS, 50 ítems CMS, 1 GB de ancho de banda, 50 formularios (de por vida). Sin dominio personalizado.
  • Basic – $14/mes: Ideal para landings o sitios pequeños; 150 páginas, formularios ilimitados, 10 GB de ancho de banda.
  • CMS – $23/mes: Perfecto para blogs o sitios con mucho contenido; 20 colecciones, 2.000 ítems, 50 GB de ancho de banda, buscador interno y 3 editores.
  • Business – $39/mes: Para sitios de alto tráfico; 300 páginas, 40 colecciones, hasta 10.000 ítems, 100 GB+, subida de archivos y 10 editores.
  • Enterprise: Solución personalizada para necesidades a gran escala — incluye capacidad ilimitada, soporte dedicado y SLA. Contacta a ventas para presupuesto.

¿Quieres vender online? Entonces necesitas uno de los siguientes planes por sitio con funciones de tienda:

Planes eCommerce (Para Vender en Línea)

Estos planes están diseñados específicamente para tiendas, aunque se basan sobre los anteriores:

  • Standard – $29/mes: Hasta 500 productos, 2% de comisión por transacción.
  • Plus – $74/mes: 1.000 productos, sin comisión de Webflow.
  • Advanced – $212/mes: 3.000 productos, 0% comisión, cuentas de equipo, sin límite de ventas.

Todos incluyen CMS, carrito y checkout personalizables, emails, Stripe/PayPal, impuestos y funciones básicas de integración. La diferencia principal está en la cantidad de productos permitidos y las comisiones.

Ahora pasemos con cuidado a la otra capa:

Planes de Espacios de Trabajo (Acceso de Equipos y Colaboradores)

Como mencionamos antes, los “asientos” determinan quién puede colaborar en qué proyectos y con qué nivel de acceso:

  • Asiento gratuito: Acceso de solo lectura (ideal para revisiones de contenido o aprobaciones de clientes).
  • Asiento limitado – $15/mes: Para editores o marketers con permisos restringidos.
  • Asiento completo – $39/mes: Acceso total — Designer, ajustes del sitio, facturación, todo el paquete.

Whew…

Entonces, ¿qué pasa si necesito tanto un Plan por Sitio como un Asiento de Workspace? 🤔 Aquí algunas reglas básicas:

  • Un equipo que construye sitios pro necesita al menos 1 asiento completo + un plan por sitio por proyecto.
  • Un sitio personal simple puede funcionar con solo un plan por sitio, sin pagar por asientos.
  • ¿Quieres que un cliente edite contenido? Un asiento limitado o gratuito puede ser suficiente para tareas de CMS.

En resumen: Webflow no es barato — pero si quieres diseño profesional, hosting rápido, CMS potente y colaboración en equipo en una misma plataforma, su estructura de precios refleja ese valor. Especialmente ahora con más flexibilidad en los asientos (actualizado en October 2025).

Ventajas y Desventajas de Webflow

Hora de una revisión con los pies en la tierra. Aquí tienes un resumen sin rodeos de dónde destaca Webflow — y dónde aún necesita mejorar:

  • Control visual completo sobre el diseño y el estilo — sin plantillas rígidas y sin necesidad de código (a menos que lo quieras)
  • Código limpio y profesional — exportable y apto para desarrolladores
  • CMS integrado con colecciones estructuradas — ideal para blogs, portafolios, directorios y más
  • Herramientas responsive de primer nivel — breakpoints, vistas móviles, estilos en cascada
  • Publicación instantánea en dominio de prueba o personalizado — sin servidores, FTP ni cPanel
  • Hosting de nivel empresarial en AWS/Fastly con CDN global, SSL integrado y escalado automático
  • Localización nativa (¡por fin!) — permite sitios multilingües con subdirectorios por idioma
  • eCommerce totalmente personalizable — diseño libre de páginas de producto, carrito, checkout y correos
  • Modelo de precios flexible — puedes construir gratis y escalar luego; el nuevo sistema de asientos facilita el trabajo en equipo
  • Hoja de ruta activa — actualizaciones recientes como Memberships 1.0, DevLink para React y constructor con IA
  • Curva de aprendizaje más pronunciada que Wix, Squarespace o creadores clásicos — especialmente para principiantes absolutos
  • El eCommerce aún tiene limitaciones — sin multicurrency nativo, suscripciones o cuentas de cliente sin Memberships
  • Precios algo enredados — distintos planes para sitio, tienda y espacio de trabajo pueden ser difíciles de entender al principio
  • Límites de ítems CMS en planes básicos — fácil quedarse corto con 2.000 o 10.000 ítems en proyectos grandes
  • Sin backup/versionado interno para contenido del CMS (solo para diseño)
  • Algunas integraciones avanzadas requieren herramientas externas como Zapier, Make o Memberstack
  • Ecosistema de extensiones aún limitado — no hay una librería gigante de plugins como en WordPress (por ahora)

En resumen: Webflow es una plataforma de nivel profesional para quienes valoran precisión, rendimiento y pulido — no atajos. El precio es más alto, la curva de aprendizaje es real, pero el resultado vale la pena.

Preguntas Frecuentes Sobre Webflow

Antes de cerrar con nuestro veredicto, aquí tienes una recopilación de las preguntas más comunes que recibimos sobre Webflow:

¿Qué es Webflow?

Webflow es una plataforma híbrida de creación de sitios web que combina la flexibilidad visual de una herramienta de diseño con el control de un código personalizado. Te permite crear, gestionar y publicar sitios web completos — sin necesidad de programar, pero con precisión de nivel profesional bajo el capó.

¿Cuánto cuesta Webflow?

Webflow utiliza un sistema de precios doble: los planes de cuenta controlan cuántos proyectos o colaboradores puedes tener, y los planes por sitio determinan el nivel de hosting de cada web. Los precios van desde gratuitos hasta $36/mes según lo que necesites — consulta nuestro desglose completo en la sección de precios.

¿Es fácil de usar Webflow?

Webflow tiene una curva de aprendizaje más pronunciada que otros constructores, especialmente para principiantes. Pero una vez que entiendes su lógica (similar a HTML y CSS), se convierte en una herramienta visual potente e intuitiva. Es más fácil que programar desde cero, pero más avanzado que creadores como Wix o Squarespace.

¿Para quién es ideal Webflow?

Webflow es ideal para diseñadores, desarrolladores, agencias y emprendedores que buscan control creativo total sin tener que escribir código. También es excelente para equipos que necesitan colaborar en diseño, contenido y publicación desde una única plataforma.

¿Webflow incluye eCommerce?

Sí, Webflow cuenta con una plataforma de eCommerce integrada. Puedes crear tiendas personalizadas, gestionar productos e inventario, diseñar el flujo de compra y enviar emails con tu marca. Aunque sigue en evolución, ya compite con muchas plataformas especializadas en personalización y experiencia de usuario. Más detalles en la sección eCommerce.

¿Webflow puede reemplazar a WordPress?

En muchos casos, . Webflow reemplaza plugins, temas y configuración de hosting con una plataforma visual todo-en-uno. Sin embargo, WordPress aún ofrece una variedad de plugins y una comunidad enorme para casos muy específicos.

Bien… ¡eso fue mucha información! Entonces, ¿cuál es la conclusión?

Nuestro Veredicto: ¿Vale la Pena Usar Webflow en October 2025?

Después de probar y construir con Webflow desde 2016 — a lo largo de docenas de proyectos y actualizaciones — aquí va nuestro veredicto final:

Webflow es una de las herramientas de desarrollo web más potentes que existen hoy en día. Si estás dispuesto a escalar su curva de aprendizaje, te recompensará con herramientas profesionales, flujos de trabajo fluidos y cero dolores de cabeza con plugins.

☝️ Pero ojo: no es para todo el mundo.

Si solo quieres armar una landing en 10 minutos o dependes mucho de integraciones externas, tal vez WordPress o Squarespace te encajen mejor.

Pero si valoras:

  • libertad de diseño sin necesidad de código,
  • código limpio y bien estructurado,
  • un CMS flexible con localización nativa,
  • hosting y eCommerce escalables en un solo lugar,

…entonces Webflow definitivamente merece tu tiempo.

Es una plataforma que puede crecer contigo — desde tu portafolio personal hasta sitios para clientes o productos complejos con contenido dinámico y secciones privadas.

Probar Webflow Gratis ›

Gracias por tomarte el tiempo de leer nuestro análisis de Webflow

Avaliação Definitiva do 2025: Plataforma de Nova Geração ou Só Mais um Criador de Sites?

☑︎ Esta avaliação foi atualizada pela última vez em October 2025

Vamos ser sinceros:

a maioria das ferramentas para criar sites hoje em dia se divide em três grupos: 🪀 brinquedos de plástico (os criadores visuais simplificados), 🛠️ gambiarras com plugins (alô, WordPress!) ou 😵‍💫 soluções baseadas em código que parecem reinventar a roda a cada projeto.

É exatamente esse o problema que o Webflow promete resolver:

Ele se posiciona como o “santo graal”: poderoso o suficiente para desenvolvedores, visual o suficiente para designers — e simples o bastante para (eventualmente) ser dominado até por quem não é nenhum dos dois.

Mas… será que cumpre o que promete?

Usamos o Webflow desde 2016, em dezenas de sites próprios e de clientes, experimentos e descobertas — e este guia é o resultado disso tudo.

Vamos mostrar os 😇 pontos fortes, os 🤬 pontos fracos e o que é 👹 confuso pra caramba (estamos olhando pra você, planos de preços).

Mas antes — um resumo rápido:

Resumo da avaliação: o Webflow é uma combinação rara de liberdade criativa com precisão técnica. Apesar da curva de aprendizagem e de uma estrutura de preços que exige um quadro branco para entender, ele recompensa quem se dedica com um controle visual sem igual, código limpo e hospedagem integrada.

Liberdade de design: pixel a pixel + responsivo? Explorar Designer
9/10
CMS: flexível e fácil de usar? Leia mais
8/10
Hospedagem: rápida e confiável? Ver detalhes
9/10
eCommerce: pronto para lojas sérias? Descubra
6/10
Facilidade de uso: curva de aprendizado vs poder? Nosso veredito
7/10

Se você já ficou dividido entre a praticidade do arrasta-e-solta e o controle total via código — o Webflow pode ser exatamente a ponte que faltava.

Vamos descobrir se ela realmente aguenta o tranco.

Afinal, O Que É o Webflow?

Resumindo?

O Webflow é uma plataforma completa de desenvolvimento web que permite criar, montar e publicar sites sem escrever uma linha de código – a não ser que você queira!

Pense nele como o 👼 filho bastardo do Figma, WordPress e VS Code:

Você arrasta. Solta. Ajusta. E nos bastidores? O Webflow gera automaticamente HTML, CSS e JS de qualidade profissional em tempo real.

Mas atenção: ao contrário da maioria das ferramentas no-code que escondem a parte técnica sob camadas de glitter, o Webflow abraça a lógica do front-end – tornando-a visual e acessível.

Se você entende como funcionam margens, flexbox e breakpoints (ou está disposto a aprender), esta ferramenta é um foguete.

Além disso, o Webflow inclui:

Se você é designer e está cansado de depender de desenvolvedores, ou um dev que quer prototipar mais rápido – o Webflow é uma das poucas ferramentas onde os dois mundos conseguem se encontrar no meio do caminho.

⚡ O Que Há de Novo em 2025?

O Webflow não ficou parado desde seu lançamento em 2013 – veja os destaques mais recentes:

  • Localization 2.0: suporte multilíngue nativo (finalmente!) com criação automática de subdiretórios e interface de tradução baseada em strings
  • Atualização de Componentes: componentes reutilizáveis agora aceitam lógica condicional e “slots” dinâmicos para layouts complexos
  • DevLink beta: integração mais estreita com React, permitindo usar o Webflow como front-end visual para apps customizados
  • Memberships 1.0: crie áreas com conteúdo restrito, fluxos de login/cadastro e até planos pagos – direto no Webflow
  • Plugin do Figma melhorado: exporte frames direto para o Webflow com melhor preservação de layout e estilos

Você vai encontrar mais detalhes sobre como essas novidades impactam projetos reais nas seções específicas abaixo — ou pode pular direto para nosso veredito final.

Nos próximos blocos, vamos explorar os componentes principais do Webflow:

Designer Visual do Webflow: Simplicidade vs Precisão

O verdadeiro superpoder do Webflow é o Designer — uma interface visual que permite construir sites com controle total sobre cada pixel.

Mas diferente de ferramentas arrasta-e-solta mais limitadas, aqui você tem uma interface que respeita o funcionamento real da web: cada seção, div e ajuste de estilo corresponde diretamente a HTML, CSS e JavaScript por trás dos panos ✨

Ou seja: você controla tudo

Webflow Designer

…mas também precisa entender como a web é estruturada (ou pelo menos estar disposto a aprender).

A boa notícia?

Em 2025, o Webflow oferece 3 formas diferentes de começar seu próximo site — da mais guiada até o modo “hardcore total”:

  1. 🧠 Construtor com IA Beta: esta é a opção mais nova — e talvez a mais polêmica:

    Descreva o tipo de site que você quer, escolha um estilo visual, e a IA do Webflow gera uma homepage completa (ou até várias páginas), com seções reais, conteúdo fictício e estilos bem aplicados.

    É algo único em 2025? Não. Mas é ótimo para wireframes rápidos, MVPs ou para vencer o bloqueio da página em branco.

    O design gerado não é perfeito, mas fornece uma base limpa para você personalizar — e tudo continua 100% editável dentro do Designer.

  2. 🎨 Começar com um Template: se quiser pular a parte estrutural e ir direto para customização, o Webflow oferece uma biblioteca com mais de 100 templates (cerca de 30 são gratuitos e o resto pagos).

    Alguns são minimalistas e rápidos de carregar; outros vêm com animações, coleções CMS e páginas pré-construídas — com opções que vão de temas simples para projetos pessoais até modelos premium (USD 40–80) criados por experts da comunidade Webflow.

    Cada template é totalmente editável, claro — então você pode ajustar layout, cores, conteúdo e responsividade do jeito que quiser.

  3. 💻 Página em Branco (o verdadeiro “Modo Webflow”): a experiência clássica do Webflow — ideal para quem quer controle criativo e estrutural total.

    Você começa com uma página vazia e vai arrastando elementos como Seções, Containers, Grades (Grids), Flexboxes, Blocos de Divisão — além de textos, imagens, botões, formulários, vídeos e códigos embutidos.

    Cada pixel, margem, animação e ponto de quebra de mídia fica sob seu comando. Mas a responsabilidade também — porque você estará montando a estrutura do zero:

    Quer uma caixa centralizada? Crie uma div, defina como “relativa”, ajuste as dimensões — bem-vindo à web de verdade, meu chapa.

Se isso parece intimidador, calma — o Webflow oferece atalhos e proteções (como controles visuais de CSS e pré-visualizações por dispositivo) que ajudam a guiar o processo.

Testar o Designer Visual do Webflow ›

A aba de Interações permite configurar facilmente efeitos de hover, revelações ao rolar, animações de carregamento e transições com clique/disparo — tudo sem escrever uma linha de JavaScript (mas se quiser, pode também!).

Vale também destacar que o sistema de responsividade do Webflow é um dos melhores disponíveis:

  • Os pontos de quebra (desktop, tablet, celular horizontal e vertical) já vêm pré-configurados
  • Você pode ajustar visualmente os estilos para cada tela, e as alterações cascateiam para baixo — igual ao CSS
  • Também é possível criar breakpoints personalizados além dos padrões, se necessário

…e se você marcar que não é programador ao criar sua conta, o Webflow ainda automatiza os estilos para dispositivos móveis!

Resumo da ópera: não importa se você começa com IA, template ou página em branco — o Webflow te dá as ferramentas para criar algo 100% seu.

Vamos agora ver como o Webflow lida com o conteúdo:

Sistema de Gerenciamento de Conteúdo (CMS) do Webflow

Um site não é feito só de caixas e botões – o que importa de verdade é o conteúdo.

E o CMS do Webflow permite estruturar esse conteúdo como um profissional – mesmo que você nunca tenha encostado num backend 🫣

Diferente de criadores de sites tradicionais, que tratam tudo como blocos estáticos – ou do WordPress, onde você torce pra pilha de plugins não explodir – o Webflow oferece uma abordagem visual, mas baseada em estrutura para gerenciar conteúdo.

Pense numa mistura de Notion com Airtable… só que para websites.

O coração de tudo são as Coleções – tipos de conteúdo reutilizáveis que você pode definir livremente conforme suas necessidades. Para cada Coleção, você escolhe quantos campos quiser.

Por exemplo:

  • Posts de blog com título, autor, data de publicação, imagem destacada, tags e corpo do texto
  • Projetos de portfólio com galerias, links, depoimentos e categorias
  • Membros da equipe com funções, avatares, bios e redes sociais

Webflow CMS

Depois de criar uma Coleção, você pode:

  • Gerar páginas dinâmicas automaticamente, como por exemplo /blog/como-fazer-o-webflow-dançar
  • Exibir os itens da Coleção em listas, grades ou sliders – com filtros e ordenação por qualquer campo
  • Usar visibilidade condicional para mostrar/ocultar blocos de layout com base em dados específicos

E o melhor de tudo – tudo isso é feito visualmente: sem banco de dados, sem funções PHP, e sem plugins de “post types” personalizados.

…E se você é dev e quer controle sobre os dados – sim, o CMS do Webflow pode se conectar a ferramentas externas via API e embeds personalizados.

O Editor do Webflow

Para editar conteúdo ao vivo (após a publicação do site), o Webflow também oferece o Editor – uma ferramenta de front-end para atualizações de conteúdo.

Pense nele como um “modo amigável para o cliente”:

🖱️ Clique em qualquer texto ou imagem no site ao vivo para editar
Adicione novos itens de Coleção sem entrar no Designer
🔒 Mantenha o layout travado e deixe o pessoal de conteúdo mexer só no que interessa

Bem útil para criadores solo, equipes – ou clientes que querem publicar posts sem se meter no design.

Multilíngue? Agora com Suporte Nativo

Durante anos, criar sites multilíngues no Webflow era um pesadelo – exigindo ferramentas externas como o Weglot ou gambiarras com o CMS.

Mas tudo isso ficou no passado com o Localization 2.0:

🌐 Defina os idiomas com subdiretórios automáticos (como /pt/)
🈯 Traduza campos individuais, imagens e metadados SEO por idioma
🔁 Troque o idioma visualmente usando menus suspensos ou links dinâmicos

Vale mencionar que esse recurso é um complemento pago – mas funciona direto de fábrica e se integra profundamente com o CMS, o que representa um salto enorme na experiência multilíngue.

Resumo: o CMS do Webflow entrega 90% do que um headless CMS oferece – sem a dor de cabeça.

Próximo passo: publicar sua obra-prima:

Publicação e Hospedagem

Com o Webflow, você só precisa… clicar num botão. Sério – a publicação está integrada diretamente na interface do Designer:

– clique em “Publicar”, escolha seu domínio de teste (staging) e/ou produção – e seu site entra no ar em segundos.

Publicando com Webflow

Nada de cPanel. Nada de FTP. Nada de dor de cabeça com DNS (ok, talvez uma vez só – mas o painel de DNS do Webflow é um dos mais limpos que já vimos).

Você pode publicar em:

  • um 💸 subdomínio de teste gratuito no formato [seusite].webflow.io
  • qualquer domínio personalizado via configuração de DNS
  • múltiplos ambientes ao mesmo tempo, se estiver em planos mais avançados

Depois de publicado, seu site roda na infraestrutura global do Webflow – vamos dar uma olhada sob o capô:

O Que Tem Por Trás?

A hospedagem do Webflow é impulsionada pela Amazon Cloudfront e pela Fastly, garantindo desempenho de nível mundial, praticamente no piloto automático:

  • Backend com escalonamento automático: sem precisar atualizar servidor ou fazer ajustes manuais durante picos de tráfego
  • SSL embutido: todo site recebe um certificado HTTPS gratuito e permanente, ativado automaticamente
  • Cache inteligente: suas atualizações de conteúdo ficam disponíveis em todas as regiões em segundos – sem precisar limpar cache manualmente

Isso não é hospedagem compartilhada nem WordPress gerenciado. É algo mais como 🚀 infraestrutura cloud de nível enterprise – sem precisar de devops.

Nesse sentido, o Webflow adota mais a filosofia de criador de sites: sem gerenciar servidor, sem atualizar plugins, sem patch de compatibilidade, etc. –

ele simplesmente… funciona.

Resumo: a hospedagem do Webflow oferece velocidade, escalabilidade e segurança – sem que você precise mover um dedo. É só clicar em “Publicar” — e pronto.

A seguir: como funciona vender com o Webflow?

Webflow eCommerce: Ainda em Evolução

Um dos recursos mais pedidos na história do Webflow? Vender produtos online.

E sim – o Webflow eCommerce agora está totalmente integrado à plataforma. Isso significa que você pode:

🏪 Criar páginas de produto totalmente personalizadas
🛒 Montar seu próprio carrinho e fluxo de checkout
🖼️ Personalizar cada detalhe da sua loja – sem layouts engessados
🎛️ Gerenciar estoque, pedidos, impostos e e-mails no mesmo painel

Mas… será que está pronto para competir com o Shopify?

Ainda não — mas está cada vez mais perto.

A principal força do Webflow eCommerce é a mesma do resto da plataforma: liberdade total de design.

Nada de temas pré-montados. Nada de plugins bagunçados. Você desenha cada página — produto, carrinho, checkout e até e-mails – como faria com qualquer página no Webflow.

Isso muda o jogo se você já sofreu com templates do Shopify ou gambiarra de CSS no WooCommerce.

Outros pontos positivos incluem:

  • Suporte para produtos físicos e digitais
  • Campos personalizados para variações, especificações, arquivos para download, etc.
  • Páginas de checkout e agradecimento totalmente customizáveis
  • E-mails com identidade visual da marca e fluxos de carrinho abandonado
  • Integração nativa com Stripe + PayPal para pagamentos

Para designers e marcas focadas em produto que querem lojas com identidade visual perfeita, isso é um sonho realizado.

Por outro lado, vale lembrar que até 2025, o Webflow eCommerce ainda está evoluindo — e algumas funções mais avançadas ainda estão ausentes ou limitadas se compararmos com o Shopify ou até mesmo o WooCommerce:

  • Sem suporte nativo para múltiplas moedas
  • Sem integração com sistemas de ponto de venda (POS)
  • Sem suporte a produtos por assinatura
  • Lógica de descontos ainda limitada (especialmente em regras no carrinho)
  • Contas de cliente só estão disponíveis via o sistema de Memberships

Alguns desses recursos estão no roteiro oficial do Webflow – mas outros talvez nunca cheguem nativamente. Então se você precisa gerenciar uma loja grande ou precisa de integrações pesadas com ERP/POS, use Shopify e durma tranquilo.

Mas para lojas menores, marcas de produto único, vendas digitais ou vitrines 100% personalizadas com identidade visual marcante – o Webflow continua sendo uma opção muito atraente.

Resumo: o Webflow eCommerce é ideal para lojas pequenas e médias com visual personalizado – especialmente quando design e flexibilidade são mais importantes do que uma lista infinita de recursos.

Agora sim, chegou a parte suculenta: vamos falar dos preços!

Preços do Webflow

Sim, os planos do Webflow são confusos. Mas tudo começa a fazer sentido depois que você entende a lógica por trás.

Aqui está o mais importante:

O Webflow usa um sistema de preços em camadas com dois componentes principais: workspaces (espaços de trabalho) para sua conta geral, e sites para cada projeto individual (ou seja, os sites que você cria).

Para facilitar a visualização, montamos este “diagrama mestre” explicando os planos de forma mais clara:

Preços do Webflow

Workspaces servem para organizar grupos de sites com permissões e recursos de colaboração distintos — pense numa agência gerenciando vários projetos ao mesmo tempo.

Ao criar sua conta, você recebe 1 assento de workspace por padrão, ao qual pode adicionar um ou mais sites.

Planos de Site (Hospedagem por Website)

A diferença entre os planos está principalmente no número de páginas, itens de CMS e volume de tráfego:

  • Starter (Grátis): 2 páginas, 20 coleções CMS, 50 itens, 1 GB de banda, 50 envios de formulário (vitalício). Sem domínio personalizado.
  • Basic – $14/mês: Ideal para sites pequenos e landing pages; 150 páginas estáticas, formulários ilimitados, 10 GB de banda.
  • CMS – $23/mês: Melhor para blogs e sites com muito conteúdo; inclui 20 coleções, 2.000 itens, 50 GB de banda, busca no site e até 3 editores.
  • Business – $39/mês: Para sites de alto tráfego; até 300 páginas, 40 coleções, 10.000 itens, 100+ GB de banda, upload de arquivos, 10 editores.
  • Enterprise: Solução sob medida para grandes organizações — com suporte dedicado, capacidade ilimitada e SLA. É preciso contactar o time de vendas.

Se quiser vender online, será necessário escolher um dos planos específicos para eCommerce:

Planos de eCommerce (Loja Virtual Integrada)

Esses planos são construídos sobre os planos de site e servem para ativar funcionalidades de loja online:

  • Standard – $29/mês: Até 500 produtos, taxa de 2% por transação.
  • Plus – $74/mês: Até 1.000 produtos, sem taxas do Webflow.
  • Advanced – $212/mês: Até 3.000 produtos, sem taxas, contas de equipe e volume de vendas ilimitado.

Todos incluem CMS, checkout e carrinho personalizados, e-mails automáticos, Stripe/PayPal, impostos e integrações básicas — a diferença principal está no número de produtos e nas taxas por venda.

Agora, vamos (com cuidado!) adicionar a camada dos assentos de workspace:

Assentos de Workspace (Colaboração em Equipe)

Como mencionamos antes, os assentos definem quem pode colaborar em quais projetos e com qual nível de acesso:

  • Assento gratuito: Acesso somente leitura (útil para revisão de conteúdo ou aprovação de clientes).
  • Assento limitado – $15/mês: Para editores de conteúdo com permissões restritas.
  • Assento completo – $39/mês: Acesso total — Designer, configurações do site, faturamento, tudo incluso.

Ufa…

E se eu precisar de um plano de Site e um Assento? 🤔 Aqui vão alguns princípios básicos:

  • Uma equipe criando sites profissionais precisa de pelo menos 1 Assento completo + um plano de Site pago por projeto.
  • Sites pessoais simples podem funcionar apenas com um plano de Site, sem necessidade de assentos.
  • Quer permitir que um cliente edite conteúdo? Um assento gratuito ou limitado pode bastar para isso.

Resumo: Não é barato — mas se você busca uma plataforma única com design profissional, hospedagem, CMS e colaboração em equipe, o preço do Webflow reflete esse valor — especialmente com a nova flexibilidade de assentos a partir de 2025.

Prós e Contras do Webflow

Hora de encarar a realidade. Aqui vai um resumo sem enrolação do que o Webflow faz muito bem — e onde ainda deixa a desejar:

  • Controle visual total sobre layout e estilo — sem templates engessados, sem necessidade de código (a menos que você queira)
  • Código limpo de nível profissional — exportável e amigável para desenvolvedores
  • CMS integrado com coleções estruturadas — ideal para blogs, portfólios, diretórios e mais
  • Ferramentas de responsividade de primeira — breakpoints por dispositivo, visualização móvel e estilos em cascata
  • Publicação instantânea em domínio de teste ou personalizado — sem servidor, FTP ou cPanel
  • Hospedagem de nível enterprise via AWS/Fastly com CDN global, SSL embutido e escalonamento automático
  • Localização nativa (finalmente!) — suporte para conteúdo multilíngue com subdiretórios por idioma
  • eCommerce totalmente personalizável — páginas de produto, checkout, e-mails e lógica do carrinho
  • Preços flexíveis — comece de graça e escale depois; novo modelo de assentos facilita colaboração em equipe
  • Roadmap ativo — atualizações importantes como Memberships 1.0, DevLink para React e construtor com IA foram lançadas nos últimos 12 meses
  • Curva de aprendizagem mais íngreme do que Wix, Squarespace ou criadores de site tradicionais — especialmente para iniciantes totais
  • eCommerce ainda limitado — sem suporte a múltiplas moedas, assinaturas ou contas de cliente (fora do Memberships)
  • Estrutura de preços complexa — planos separados para site, loja e assentos podem confundir no início
  • Limites de itens no CMS nos planos mais básicos — fácil atingir os 2 mil ou 10 mil itens em projetos com muito conteúdo
  • Sem backup ou histórico de versão nativo para conteúdo do CMS (somente para elementos de design)
  • Algumas integrações exigem ferramentas de terceiros (como Zapier, Make, Memberstack) para fluxos avançados ou pagamentos personalizados
  • Ecossistema de plugins ainda limitado — diferente do WordPress, não há uma grande biblioteca de extensões criadas pela comunidade (por enquanto)

No geral, o Webflow é uma plataforma de nível profissional para quem busca precisão, desempenho e acabamento — não atalhos nem muletas. O preço é mais alto, a curva de aprendizado é real, mas a recompensa compensa.

Blitz: Perguntas Frequentes

Antes de chegarmos ao veredito final, aqui vai um apanhado das dúvidas mais comuns que recebemos sobre o Webflow:

O que é o Webflow?

O Webflow é uma plataforma híbrida de criação de sites que combina a flexibilidade visual de uma ferramenta de design com o controle de código personalizado. Permite criar, gerenciar e publicar sites completos — sem precisar programar, mas com precisão de nível profissional nos bastidores.

Quanto custa o Webflow?

O Webflow adota um sistema de preços duplo: planos de conta e planos de site. Os planos de conta determinam quantos projetos ou colaboradores você pode ter; os planos de site controlam o nível de hospedagem de cada site individual. Os preços vão desde o gratuito até US$ 36/mês, dependendo das suas necessidades — veja a seção de preços para a explicação completa.

O Webflow é fácil de usar?

O Webflow tem sim uma curva de aprendizado, especialmente para quem está começando. Mas depois que você entende como funciona a lógica visual (inspirada em HTML e CSS), ele se torna uma ferramenta intuitiva e poderosa. É mais fácil que programar à mão, mas mais avançado que criadores tradicionais como o Wix ou Squarespace.

Para quem o Webflow é mais indicado?

O Webflow é ideal para designers, desenvolvedores, agências e empreendedores que querem controle criativo total sem ter que escrever código. Também é ótimo para equipes que precisam colaborar em design, conteúdo e publicação num só lugar.

O Webflow tem suporte para eCommerce?

Sim, o Webflow possui uma plataforma de eCommerce integrada. É possível criar lojas personalizadas, gerenciar inventário, configurar o checkout e enviar e-mails com identidade visual. Ainda está evoluindo, mas já oferece uma boa alternativa às plataformas tradicionais em termos de flexibilidade e experiência do usuário. Veja mais detalhes na seção de eCommerce.

Webflow pode substituir o WordPress?

Para muitos casos, sim. O Webflow elimina a necessidade de plugins, temas e configuração de hospedagem manual ao reunir tudo em uma plataforma visual única. Porém, o WordPress ainda oferece uma variedade maior de plugins e uma comunidade enorme para cenários muito específicos.

Ufa… isso foi muita coisa! Então qual é o veredito?

Nosso Veredito: Vale a Pena Usar o Webflow em 2025?

Depois de testar e criar sites no Webflow desde 2016, ao longo de dezenas de projetos e atualizações, aqui vai nosso veredito final:

O Webflow é uma das ferramentas mais poderosas de desenvolvimento web disponíveis hoje — se você estiver disposto a encarar a curva de aprendizado, será recompensado com recursos de nível profissional, fluxos de trabalho suaves e zero dor de cabeça com plugins.

☝️ Mas atenção: ele não é para todo mundo –

Se você só quer montar uma landing page simples em 10 minutos ou depende fortemente de integrações externas, talvez o WordPress ou o Squarespace ainda sejam opções mais práticas.

Mas se o que você valoriza é:

  • liberdade total de design sem codar,
  • código limpo no front-end,
  • um CMS flexível com suporte multilíngue nativo,
  • hospedagem e eCommerce escaláveis em um só lugar,

…então o Webflow definitivamente merece sua atenção.

É uma plataforma que evolui junto com você — desde um portfólio pessoal até sites de clientes em agência ou produtos completos com conteúdo protegido e catálogos dinâmicos.

Experimente o Webflow de Graça ›

Obrigado por dedicar seu tempo para ler nossa análise do Webflow! Achou este conteúdo útil? Tem algo a acrescentar ou discorda de algum ponto? Vamos conversar na seção de comentários!

Alguns links neste artigo são links de afiliado — o que significa que podemos receber uma pequena comissão caso você opte por usá-los (sem custo adicional para você). Se este guia foi útil, usar nossos links é uma ótima forma de apoiar o site. Obrigado!

Das ultimative -Review 2025 – Next-Gen-Webplattform oder nur ein weiterer Baukasten?

☑︎ Dieses Review wurde zuletzt aktualisiert im October 2025

Mal ehrlich:

Die meisten Tools zur Website-Erstellung sind entweder 🪀 Spielzeug mit Baukasten-Flair, ein Wust aus 🛠️ Plugins, Problemumgehungen und Geduldsproben (hallo WordPress!) – oder 😵‍💫 Code-Labyrinthe, bei denen jedes Projekt bei null anfängt.

Webflow will genau dieses Dilemma auflösen:

Die Plattform verspricht den heiligen Gral: mächtig genug für Developer, visuell genug für Designer, und gerade noch verständlich für alle anderen – mit etwas Geduld.

Aber stimmt das?

Wir verwenden Webflow seit 2016 – für Kundenprojekte, eigene Seiten und viele kleine Experimente. Dieses Review ist das Resultat dieser Reise.

Wir zeigen dir die 😇 Highlights, die 🤬 Schwächen und die 👹 “Wie bitte?!”-Momente (schaut euch mal diese Preisstruktur an).

Aber zuerst – hier das Kurzfazit:

Fazit in Kurzform: Webflow ist eine seltene Mischung aus kreativer Freiheit und technischer Präzision. Ja, es braucht Einarbeitung – und ja, die Preisstruktur ist… speziell. Aber wer dranbleibt, wird mit einer eleganten Plattform für Design, Code und Hosting belohnt.

Design-Freiheit: pixelgenau + responsiv? Zum Designer
9/10
CMS: flexibel & benutzerfreundlich? Mehr dazu
8/10
Hosting: schnell & stabil? Zur Analyse
9/10
eCommerce: bereit für echte Shops? Zur Einschätzung
6/10
Benutzerfreundlichkeit: Lernkurve vs. Power? Unsere Meinung
7/10

Wenn du dich je zwischen Drag-and-Drop-Bequemlichkeit und vollwertigem Code gefragt hast, ob es da draußen nicht doch eine goldene Mitte gibt – könnte Webflow genau diese Brücke sein.

Lass uns herausfinden, ob sie trägt:

Was genau ist Webflow?

Kurz gesagt?

Webflow ist eine All-in-One-Plattform für Webentwicklung, mit der du Websites gestalten, bauen und veröffentlichen kannst – ganz ohne Code. Außer du willst!

Man könnte sagen, es ist das 👼 Liebeskind aus Figma, WordPress und VS Code:

Du ziehst, du platzierst, du justierst – und im Hintergrund generiert Webflow automatisch HTML, CSS und JavaScript auf Produktionsniveau.

Doch im Gegensatz zu anderen No-Code-Tools, die Technik lieber hinter Glitzer und Icons verstecken, setzt Webflow auf echtes Frontend-Verständnis – nur eben visuell umgesetzt.

Wenn du weißt, wie Margins, Flexbox oder Breakpoints funktionieren (oder Lust hast, es zu lernen), wird Webflow für dich zum Raketenantrieb.

Was alles mit dabei ist:

Egal ob du Designer bist und keine Lust mehr auf Entwickler-Abhängigkeit hast, oder Developer und einfach schneller Prototypen bauen willst – Webflow ist eines der wenigen Tools, wo sich beide Welten auf halbem Weg treffen können.

⚡ Was ist neu in 2025?

Seit dem Start 2013 hat sich bei Webflow einiges getan – hier die spannendsten Neuerungen:

  • Localization 2.0: endlich native Mehrsprachigkeit mit automatischer Subdirectory-Struktur und stringbasiertem Übersetzungseditor
  • Components Update: wiederverwendbare Komponenten unterstützen jetzt Bedingungslogik und dynamische Slots – ideal für komplexe Layouts
  • DevLink Beta: engere Integration mit React für Teams, die Webflow als visuelles Frontend für eigene Apps nutzen
  • Memberships 1.0: baue Login-Bereiche, gated Content oder sogar kostenpflichtige Mitgliederpläne – alles direkt in Webflow
  • Verbesserte Figma-Integration: überarbeiteter Plugin erlaubt direkteren Export mit besserer Layout- und Stilübernahme

Wie sich diese Features auf echte Projekte auswirken, zeigen wir in den jeweiligen Abschnitten – oder du springst direkt zu unserem Fazit.

Im nächsten Schritt sehen wir uns die wichtigsten Bausteine von Webflow im Detail an:

Webflow Site Designer: Einfachheit trifft Präzision

Das Herzstück von Webflow ist der Designer – eine visuelle Oberfläche, mit der du Websites bis auf den letzten Pixel gestalten kannst.

Aber im Gegensatz zu klobigen Drag-and-Drop-Baukästen respektiert Webflow, wie das Web wirklich funktioniert: jede Sektion, jedes Div, jede Stiländerung wird im Hintergrund direkt in sauberes HTML, CSS und JavaScript übersetzt ✨

Du bekommst also volle Kontrolle über alles

Webflow Designer

…aber das bedeutet auch: du solltest verstehen, wie Webseiten aufgebaut sind (oder zumindest bereit sein, es zu lernen).

Die gute Nachricht?

In 2025 gibt es drei verschiedene Wege, ein neues Webflow-Projekt zu starten – von einsteigerfreundlich bis komplett hands-on:

  1. 🧠 AI Site Builder Beta: Die neueste – und wahrscheinlich umstrittenste – Option:

    Beschreibe, welche Art von Website du willst, wähle einen Stil, und Webflows KI erstellt dir automatisch eine vollständige Homepage (oder ein ganzes Multi-Page-Layout) – mit echten Sektionen, Dummy-Content und brauchbarer Gestaltung.

    Einzigartig in 2025? . Aber für schnelle Wireframes, MVPs oder kreative Blockaden absolut nützlich.

    Das Ergebnis ist nicht perfekt – aber ein solider Ausgangspunkt, den du komplett im Designer anpassen kannst.

  2. 🎨 Start mit Vorlage: Wenn du das Grundgerüst überspringen und direkt loslegen willst, bietet Webflow eine Bibliothek mit über 100 Vorlagen (ca. 30 kostenlos, der Rest kostenpflichtig).

    Manche sind minimal und schnell, andere enthalten Animationen, CMS-Strukturen und komplette Unterseiten – von einfachen Themes für private Projekte bis zu Premium-Vorlagen ($40–80), die von Profis aus der Webflow-Community gebaut wurden.

    Natürlich sind alle Templates vollständig editierbar – du kannst also Layout, Farben, Inhalte und Responsivität komplett nach deinem Stil anpassen.

  3. 💻 Blank Canvas (a.k.a. echtes Webflow-Modus): die klassische Webflow-Erfahrung – für alle, die maximale Kontrolle wollen.

    Du beginnst mit einer leeren Seite und ziehst Layout-Bausteine wie Sections, Container, Grids, Flexboxen oder Div Blocks hinein – dazu Texte, Bilder, Buttons, Formulare, Videos oder Custom Embeds.

    Jeder Pixel, jede Animation, jeder Media Query ist deine Entscheidung. Aber auch deine Verantwortung – denn du baust die Struktur selbst:

    Du willst ein zentriertes Kästchen? Dann erstelle ein div, setze es auf „relative“, gib ihm Maße – willkommen im echten Web, mein Freund.

Wenn das abschreckend klingt: keine Sorge – Webflow bietet Hilfen und visuelle Kontroll-Elemente (inkl. CSS-Menüs und Gerätevorschau), die dich Schritt für Schritt durchleiten.

Webflow Site Designer ausprobieren ›

Das Panel Interaktionen macht es kinderleicht, Hover-Effekte, Scroll-Reveal, Page-Load-Animationen und Klick-Trigger zu erstellen – ganz ohne JavaScript (es sei denn, du willst natürlich!).

Auch das responsive Design-System von Webflow gehört zu den besten am Markt:

  • Alle wichtigen Breakpoints (Desktop, Tablet, Mobile quer & hochkant) sind eingebaut
  • Stile für jede Bildschirmgröße können visuell angepasst werden – und Änderungen vererben sich automatisch, ganz wie in echtem CSS
  • Du kannst sogar eigene Breakpoints definieren, falls die Standardansicht mal nicht reicht

Und falls du dich beim Anmelden als „kein Coder“ markierst, übernimmt Webflow sogar mobile Stile für dich automatisch.

Fazit: Egal ob du mit KI, Vorlage oder leerem Blatt startest – Webflow gibt dir alles an die Hand, um deine Website wirklich zu deiner eigenen zu machen.

Im nächsten Schritt schauen wir uns an, wie Webflow Inhalte strukturiert:

Webflows Content Management System

Eine Website besteht nicht nur aus Boxen und Buttons – sie lebt von Inhalten.

Und das CMS von Webflow hilft dir, diese Inhalte wie ein Profi zu strukturieren – selbst wenn du noch nie ein Backend gesehen hast 🫣

Im Gegensatz zu klassischen Baukästen, bei denen alles statisch ist – oder WordPress, wo du bei jedem Update hoffen musst, dass dein Plugin-Stapel nicht implodiert – setzt Webflow auf einen visuellen, aber schema-basierten Ansatz zur Inhaltsverwaltung.

Denk an: Notion trifft Airtable… aber fürs Web.

Das zentrale Element sind die sogenannten Collections – wiederverwendbare Inhaltstypen, die du komplett selbst definieren kannst. Jede Collection enthält beliebige Eigenschaften bzw. Felder, die du nach Bedarf festlegst.

Beispiele gefällig?

  • Blogartikel mit Titel, Autor, Veröffentlichungsdatum, Vorschaubild, Tags und Hauptinhalt
  • Portfolio-Projekte mit Bildergalerien, Links, Kundenstimmen und Kategorien
  • Teammitglieder mit Funktion, Avatar, Kurzbiografie und Social Links

Webflow CMS

Sobald du eine Collection erstellt hast, kannst du:

  • Dynamische Seiten automatisch generieren, z.B. /blog/webflow-tutorial
  • Collection-Inhalte in beliebigen Listen, Grids oder Slidern anzeigen – mit Filter- und Sortierfunktion basierend auf jedem beliebigen Feld
  • Layout-Blöcke mithilfe von konditionaler Sichtbarkeit ein- oder ausblenden – je nach Inhalt

Das Beste: All das funktioniert visuell – ohne Datenbanken, ohne PHP-Funktionen, ohne Plugins für „benutzerdefinierte Beitragstypen“.

…Und für alle, die trotzdem die Kontrolle brauchen: Ja, das CMS von Webflow lässt sich via API oder Embeds auch mit externen Tools verbinden.

Der Webflow Editor

Für die laufende Bearbeitung von Inhalten (nach Veröffentlichung deiner Seite) gibt es den Webflow Editor – ein schlanker Frontend-Modus für Content-Updates.

Man kann ihn sich als „Kundenfreundlicher Modus“ vorstellen:

🖱️ Text oder Bild direkt auf der Live-Seite anklicken und bearbeiten
Füge neue Collection-Einträge hinzu – ohne in den Designer zu müssen
🔒 Das Layout bleibt geschützt, während Kunden Inhalte ändern können

Ideal für Solo-Creators, kleine Teams – oder Kunden, die bloggen möchten, ohne das Design zu berühren.

Mehrsprachigkeit? Jetzt nativ integriert

Lange Zeit war Mehrsprachigkeit ein leidiges Thema in Webflow – man musste Drittanbieter wie Weglot nutzen oder komplizierte Workarounds basteln.

Doch das hat sich mit Localization 2.0 geändert:

🌐 Definiere Sprachen und eigene Subdirectories (z. B. /de/, /fr/)
🈯 Übersetze einzelne Felder, Bilder und SEO-Metadaten je Sprache
🔁 Wechsle die Sprache visuell über Dropdowns oder dynamische Links

Wichtig: Dieses Feature ist derzeit kostenpflichtig – funktioniert aber nativ und nahtlos im Zusammenspiel mit dem CMS. Ein riesiger Fortschritt im Vergleich zu früher.

Fazit: Das Webflow CMS deckt locker 90 % von dem ab, was ein „Headless CMS“ kann – nur ohne die Kopfschmerzen.

Nächster Schritt – wie bringt man seine Meisterwerke live? 🛰️

Veröffentlichung und Hosting

Mit Webflow veröffentlichst du deine Website buchstäblich per Klick. Kein Witz – Deployment ist direkt in die Designer-Oberfläche integriert:

– einfach auf „Publish“ klicken, Staging- oder Produktionsdomain auswählen – und deine Seite ist in wenigen Sekunden live.

Webflow publishing

Kein cPanel. Kein FTP. Keine DNS-Albträume (okay, vielleicht einmalig, aber das DNS-Panel von Webflow gehört zu den übersichtlichsten überhaupt).

Du kannst veröffentlichen auf:

  • eine 💸 kostenlose Staging-Subdomain wie [deineseite].webflow.io
  • jede eigene Domain über DNS-Einträge
  • mehrere Umgebungen gleichzeitig – falls du ein höheres Abo hast

Nach dem Deployment läuft deine Website auf Webflows globaler Infrastruktur – hier ein Blick unter die Haube:

Was steckt technisch dahinter?

Webflow Hosting wird betrieben über Amazon Cloudfront und Fastly – zwei Schwergewichte in Sachen Performance und Verfügbarkeit:

  • Automatisch skalierbare Infrastruktur: kein Server-Upgrade nötig, auch nicht bei Traffic-Spitzen
  • SSL inklusive: jede Seite erhält automatisch ein kostenloses, dauerhaft aktives HTTPS-Zertifikat
  • Intelligentes Caching: Inhalte werden weltweit in Sekunden aktualisiert – ganz ohne manuelle Cache-Verwaltung

Das ist kein Shared Hosting und auch kein „Managed WordPress“ – es ist eher 🚀 Enterprise-Cloud ohne DevOps-Aufwand.

In dieser Hinsicht orientiert sich Webflow eher am Website-Builder-Prinzip: kein Server-Setup, keine Plugin-Updates, keine Kompatibilitäts-Patches –

es funktioniert einfach.

Fazit: Webflow Hosting liefert dir Geschwindigkeit, Skalierbarkeit und Sicherheit – ganz ohne Aufwand. Du klickst „Publish“ – und es ist live.

Als Nächstes: Wie gut funktioniert Webflow fürs Verkaufen im Netz?

Webflow eCommerce: Noch nicht ganz Shopify – aber nah dran

Eines der meistgewünschten Features in der Webflow-Geschichte? Verkaufen können.

Und ja – Webflow eCommerce ist inzwischen voll in die Plattform integriert. Du kannst damit:

🏪 Eigene Produktseiten erstellen
🛒 Warenkorb- und Checkout-Flows frei gestalten
🖼️ Jedes Detail deines Shops designen – keine starren Vorlagen
🎛️ Produkte, Bestellungen und Mails im gleichen Backend verwalten

Also… kann es Shopify ersetzen?

Noch nicht ganz – aber es kommt näher dran.

Der große Vorteil von Webflow eCommerce ist derselbe wie beim Rest der Plattform: maximale Designfreiheit.

Keine starren Store-Themes. Keine Plugin-Hölle. Du gestaltest jedes Element – von der Produktseite über den Warenkorb bis zu den E-Mails – wie jede andere Webflow-Seite.

Das ist ein Game-Changer, wenn du je mit Shopify Liquid oder WooCommerce CSS-Overrides kämpfen musstest.

Weitere Pluspunkte:

  • Unterstützt physische und digitale Produkte
  • Eigene Felder für Varianten, technische Daten, Downloads usw.
  • Anpassbare Checkout- und Dankeseiten
  • Gebrandete Bestellmails und automatische Warenkorb-Erinnerungen
  • Integrierte Bezahlung via Stripe und PayPal

Für Designer und produktzentrierte Marken, die Wert auf ein pixelgenaues Frontend legen, ist das fast ein Traum.

Allerdings sollte man nicht verschweigen: Stand 2025 ist Webflow eCommerce noch in Entwicklung – und einige Funktionen fehlen oder sind eingeschränkt im Vergleich zu Shopify oder WooCommerce:

  • Kein integrierter Multi-Währungs-Support
  • Keine POS-Integration (Point of Sale)
  • Keine nativen Abo-Produkte
  • Rabatt-Logik (z. B. auf Warenkorbebene) nur eingeschränkt möglich
  • Kundenkonten nur über das Memberships-Feature verfügbar

Einige dieser Punkte stehen auf der Webflow-Roadmap – andere könnten nie nativ umgesetzt werden. Wenn du also einen großen Shop mit komplexer Infrastruktur oder POS-Anbindung brauchst, gilt: nimm Shopify und schlaf ruhig.

Aber für kleinere Shops, One-Product-Brands, digitale Produkte oder kreative Custom-Stores mit starkem Designfokus bleibt Webflow extrem attraktiv.

Fazit: Webflow eCommerce eignet sich hervorragend für kleine bis mittlere Shops, bei denen Branding, visuelle Freiheit und Flexibilität wichtiger sind als reine Feature-Masse.

Okay – Zeit für den spannenden Teil: Was kostet das Ganze?

Webflow Preisgestaltung

Ja, Webflows Preisstruktur ist… chaotisch. Aber sie ergibt Sinn – sobald man das Grundprinzip verstanden hat.

Der wichtigste Punkt dabei:

Webflow verwendet ein zweischichtiges Preismodell mit zwei Komponenten: Workspaces für dein gesamtes Konto und Site-Pläne für jedes einzelne Projekt (also jede Website).

Um das Ganze verständlicher zu machen, haben wir diese Grafik erstellt, die alle Webflow-Pläne visuell erklärt:

Webflow Preisstruktur

Workspaces dienen dazu, Websites in Gruppen zu organisieren, inklusive getrenntem Zugriff und Teamfeatures – ideal für Agenturen oder Freelancer mit mehreren Kunden.

Wenn du dich anmeldest, bekommst du automatisch 1 Workspace-Sitzplatz, zu dem du beliebig viele Websites hinzufügen kannst.

Site-Pläne (Hosting pro Website)

Hier entscheidet sich, wie viele Seiten, CMS-Inhalte und wie viel Traffic deine Website verkraftet:

  • Starter (kostenlos): 2 Seiten, 20 CMS-Sammlungen, 50 CMS-Items, 1 GB Bandbreite, 50 Formular-Einsendungen (lebenslang). Keine eigene Domain möglich.
  • Basic – $14/Monat: Ideal für kleine Seiten & Landingpages. 150 Seiten, unbegrenzte Formulare, 10 GB Bandbreite.
  • CMS – $23/Monat: Perfekt für Blogs und Content-Websites. 20 Sammlungen, 2.000 Items, 50 GB Bandbreite, Site-Suche, 3 Editor-Zugänge.
  • Business – $39/Monat: Für Seiten mit hohem Traffic. 300 Seiten, 40 Sammlungen, 10.000 Items, 100 GB+ Bandbreite, Uploads, 10 Editoren.
  • Enterprise: Maßgeschneiderte Lösung für große Projekte – mit unbegrenztem Volumen, SLA und dediziertem Support. Preis auf Anfrage.

Wenn du auf deiner Website Produkte verkaufen möchtest, brauchst du einen separaten eCommerce-Plan:

eCommerce-Pläne (für Online-Shops)

Diese Pläne erweitern die normalen Site-Pläne um Shop-Funktionalität:

  • Standard – $29/Monat: Bis zu 500 Produkte, 2 % Transaktionsgebühr an Webflow.
  • Plus – $74/Monat: Bis zu 1.000 Produkte, 0 % Webflow-Gebühr.
  • Advanced – $212/Monat: Bis zu 3.000 Produkte, 0 % Gebühr, unbegrenzter Umsatz, Team-Zugänge.

Alle Pläne enthalten CMS, Checkout, Warenkorb, Bestell-E-Mails, Stripe/PayPal, Steuerberechnung und Basis-Integrationen. Unterschiede gibt es bei Anzahl der Produkte & Transaktionskosten.

Und jetzt (vorsichtig!) zur zweiten Schicht:

Workspace-Pläne (Zugriff & Zusammenarbeit)

Wie erwähnt, definieren Workspaces wer an welchen Projekten mitarbeiten darf – und mit welchen Rechten:

  • Free Seat: Nur Leserechte (z. B. für Feedback oder Kundenkorrekturen).
  • Limited Seat – $15/Monat: Eingeschränkte Bearbeitung (z. B. für Redakteure/Marketing).
  • Full Seat – $39/Monat: Voller Zugriff: Designer, Einstellungen, Hosting, Abrechnung – alles.

Puh…

Was heißt das jetzt konkret?

  • Ein komplettes Team braucht mindestens 1 Full Seat + Site-Plan pro Projekt.
  • Persönliche Einzelprojekte kommen auch ohne bezahlten Sitzplatz aus – Site-Plan reicht.
  • Für Kunden reicht oft ein Free oder Limited Seat, wenn nur Inhalte gepflegt werden sollen.

Fazit: Günstig ist es nicht – aber wenn du Design, Hosting, CMS und Zusammenarbeit auf Profi-Niveau willst, liefert Webflow das Komplettpaket. Besonders mit den neuen, flexiblen Sitzplatz-Modellen ab 2025.

Vorteile und Nachteile von Webflow

Zeit für einen ehrlichen Check: Wo glänzt Webflow – und wo gibt’s noch Nachholbedarf?

  • Volle visuelle Kontrolle über Layout und Stil – keine starren Templates, kein Code nötig (außer du willst)
  • Sauberer, produktionsreifer Code – exportierbar und dev-freundlich
  • Integriertes CMS mit schema-basierten Collections – ideal für Blogs, Portfolios, Verzeichnisse und mehr
  • Top responsives Design-System – mit Breakpoints, Gerätevorschau und vererbbaren Styles
  • Sofortige Veröffentlichung auf Staging oder Custom-Domain – ganz ohne Server, FTP oder cPanel
  • Enterprise-Hosting via AWS/Fastly – mit globalem CDN, SSL und automatischer Skalierung
  • Native Mehrsprachigkeit (endlich!) – inkl. Subdirectory-Struktur und feldgenauer Übersetzung
  • Vollständig anpassbarer eCommerce – inkl. Checkout, Produktseiten, Mails und Warenkorb-Logik
  • Flexibles Preismodell – kostenlos starten, später skalieren; neue Sitzplatzstruktur senkt Teamkosten
  • Aktive Weiterentwicklung – große Updates wie Memberships 1.0, DevLink für React und AI-Builder in den letzten 12 Monaten
  • Deutlich steilere Lernkurve als bei Wix, Squarespace oder klassischen Baukästen – gerade für Einsteiger
  • eCommerce noch nicht voll ausgereift – kein Multi-Currency, keine nativen Abos, keine Kundenkonten (außer via Memberships)
  • Komplexe Preisstruktur – Site-, eCommerce- und Workspace-Pläne sind anfangs schwer zu durchblicken
  • Limits bei CMS-Items in kleineren Tarifen – große Content-Sites stoßen schnell an die 2k/10k-Grenze
  • Kein CMS-Backup oder Versionsverlauf – nur für Design-Elemente verfügbar
  • Einige Integrationen erfordern Drittanbieter (z. B. Zapier, Make, Memberstack) für komplexere Workflows oder Bezahlmodelle
  • Noch begrenztes Plugin-Ökosystem – im Gegensatz zu WordPress gibt es (noch) keine große Add-on-Bibliothek

Fazit: Webflow ist eine Plattform für Profis, die Präzision, Performance und Design-Freiheit suchen – keine Abkürzungen. Ja, sie ist anspruchsvoller und teurer – aber das Ergebnis lohnt sich.

Blitz: Häufige Fragen zu Webflow

Bevor wir zum finalen Fazit kommen – hier sind die Fragen, die uns zu Webflow am häufigsten gestellt werden:

Was ist Webflow?

Webflow ist eine hybride Plattform zur Website-Erstellung, die die visuelle Freiheit eines Design-Tools mit der Kontrolle von handgeschriebenem Code verbindet. Du kannst voll funktionsfähige Websites gestalten, verwalten und veröffentlichen – ganz ohne Programmierkenntnisse, aber mit Code-Präzision im Hintergrund.

Wie viel kostet Webflow?

Webflow hat ein zweischichtiges Preismodell: Workspace-Pläne für dein Konto und Site-Pläne für das Hosting einzelner Websites. Die Preise reichen von kostenlos bis etwa $36/Monat – je nach Umfang und Anforderungen. Alle Details findest du in unserer Preissektion oben.

Ist Webflow einfach zu bedienen?

Webflow hat definitiv eine gewisse Einstiegshürde, besonders für Anfänger. Aber sobald man das Layout- und Stilprinzip verstanden hat (ähnlich wie HTML/CSS), wird es zu einem intuitiven und sehr mächtigen Tool. Es ist einfacher als Hand-Coding, aber komplexer als klassische Baukästen wie Wix oder Squarespace.

Für wen ist Webflow am besten geeignet?

Webflow eignet sich besonders für Designer, Entwickler, Agenturen und Gründer, die maximale gestalterische Freiheit ohne Programmierung wollen. Auch Teams profitieren davon, weil Design, Inhalte und Veröffentlichung in einer Plattform zusammenkommen.

Unterstützt Webflow eCommerce?

Ja, Webflow enthält eine integrierte eCommerce-Funktion. Du kannst individuelle Produktseiten, Warenkorb und Checkout gestalten, Lagerbestand verwalten und gebrandete E-Mails verschicken. Noch nicht ganz auf Shopify-Niveau – aber was Designfreiheit angeht, sehr stark. Mehr dazu in der eCommerce-Sektion.

Webflow vs. WordPress – ein Ersatz?

Für viele Anwendungsfälle: Ja. Webflow ersetzt Plugins, Themes und Hosting-Konfiguration durch eine einheitliche, visuelle Plattform. Allerdings bietet WordPress nach wie vor eine größere Auswahl an Plugins und Community-Lösungen für Sonderfälle.

Alright… that was lot of information to take in! So what’s the bottom line? In other words –

Unser Fazit: Solltest du Webflow in 2025 verwenden?

Wir nutzen Webflow seit 2016 – über Dutzende Projekte, große Updates und kleine Entdeckungen hinweg. Und hier ist unser abschließendes Urteil:

Webflow ist eine der leistungsstärksten Plattformen zur Website-Erstellung auf dem Markt. Wenn du bereit bist, die Lernkurve zu meistern, bekommst du Profi-Tools, saubere Workflows – und nie wieder Stress mit Plugins.

☝️ Aber Vorsicht: Für jeden ist es nicht

Wenn du in 10 Minuten eine Onepager-Seite zusammenklicken willst oder auf viele externe Integrationen angewiesen bist, fährst du mit WordPress oder Squarespace wahrscheinlich besser.

Aber wenn dir wichtig ist:

  • Designfreiheit – ganz ohne Code,
  • sauberer Front-End-Code ohne Bloat,
  • ein flexibles CMS mit nativer Mehrsprachigkeit,
  • skalierbares Hosting & eCommerce in einer Plattform,

…dann ist Webflow definitiv einen Versuch wert.

Die Plattform wächst mit dir – vom Solo-Portfolio über Agenturprojekte bis hin zu umfangreichen Produktseiten mit Login-Bereich und dynamischem Katalog.

Webflow kostenlos testen ›

Danke, dass du dir die Zeit genommen hast, unsere Analyse zu Webflow zu lesen! War der Beitrag für dich hilfreich? Möchtest du etwas ergänzen oder widersprechen? Lass uns unten in den Kommentaren diskutieren!

Einige der Links in diesem Artikel sind sogenannte Affiliate-Links. Das bedeutet, wir erhalten eventuell eine kleine Provision, wenn du über einen solchen Link etwas kaufst – für dich ändert sich am Preis natürlich nichts. Wenn dir dieser Guide geholfen hat, ist das eine schöne Möglichkeit, unsere Arbeit zu unterstützen. Danke!

How to Start a WordPress Website in 2025: Beginner’s Guide to WP Setup

Here’s the thing: while WordPress is famously beginner-friendly, the first steps can still feel like assembling IKEA furniture without the instructions.

Domain names, hosting, themes, plugins, admin panels, SSL certificates, permalinks… what even is a permalink?

This guide is here to de-mystify all of it.

You’ll learn how to set up your first WP site the right way — from picking the right tools to clicking that shiny “Publish” button. No fluff, no jargon soup. Just a step-by-step walkthrough from someone who’s built dozens if not hundreds of WordPress websites since 2009.

Let’s get started 👇

What Is WordPress (Really)?

It powers a quarter of the Internet. It is by far the most popular way of creating and maintaining a website. It is free for anyone to use and modify in any way they want. But what is WordPress?

Let’s clear the fog: WordPress isn’t a website builder like Wix or Squarespace. It’s not a hosting service. And it doesn’t come with a neon “Launch Me” button either.

So… what is it?

WordPress is a free, open-source tool that helps you build and run websites. More precisely, it’s what’s called a Content Management System (CMS) — which is a fancy way of saying it handles all the behind-the-scenes stuff (text, images, menus, pages, users, settings) so you can focus on making your site look and work the way you want.

No coding required. Pinky swear.

It’s made up of three main ingredients:

  • WordPress Core – the actual CMS software that runs the show
  • Themes – these control how your website looks (layout, fonts, colors, the rest of the vibes)
  • Plugins – add-ons that make your site do more things (like contact forms, shops, SEO tools)

Think of it like this: WordPress Core is your house’s structure, themes are the interior design, and plugins are all the appliances and gadgets.

What can you do with WordPress?

  • Create and manage pages and blog posts
  • Customize your site’s appearance (without breaking anything)
  • Add functionality like email forms, image sliders, shopping carts, forums — you name it
  • Collaborate with other users (admins, authors, editors, contributors — each with their own superpowers)

But here’s what WordPress doesn’t do by default:

  • It doesn’t give you a domain name like mycoolwebsite.com — you’ll need to buy that separately (check out our domain guide)
  • It doesn’t host your website — you’ll need a place to “put” it (here’s our definitive guide on choosing a hosting provider)
  • It doesn’t magically write or design your content for you (yet 😏)

Don’t worry — we’ll walk you through all of that in this guide, with links to our best tutorials along the way. But first: is WordPress still a smart choice in 2025?

Should You Use WordPress in 2025?

Before we get into tools and settings and fancy themes, let’s ask a more fundamental question:

Is WordPress actually the right choice for your project?

Because while WordPress is powerful, flexible, and everywhere — it’s not always the best fit. But…

  • If you want full control over your site (without paying monthly fees)
  • If you’re okay learning a few new things along the way
  • If you want the ability to scale, customize, and actually own your site

…then WordPress is still one of the best options in 2025.

But let’s look at the competition for a sec.

When not to use WordPress

If you’re just testing an idea, need a single landing page up today, or absolutely don’t want to deal with hosting, domains, or plugins — then you might be better off with a site builder like Wix, Squarespace, or Webflow.

Those tools bundle everything (including hosting), and give you drag-and-drop control out of the box.

But the tradeoff?

You pay monthly, get fewer customization options, and once you’re in — you’re in. Moving away later is like trying to leave a cult with stylish fonts.

Why WordPress still wins (for most people)

Here’s why over 40% of websites still run on WordPress:

  • You can start free — the software is open-source and the vast majority of plugins and themes cost nothing
  • It’s endlessly flexible — blogs, portfolios, shops, forums, newsletters, even entire SaaS apps can be built on WP
  • You’re not alone — if you run into a problem, someone’s already solved it (and blogged about it)
  • You keep control — no proprietary lock-in, no surprise shutdowns, no weird limitations

Major sites like TechCrunch, BBC America, and even parts of whitehouse.gov use WordPress. If it works for them, it’ll probably work for you too.

So unless you have a very niche use case or hate learning new tools, WP is a solid bet in 2025.

Next, let’s open the package:

What You Need Before You Start

Before you can install WordPress and start tweaking settings like a pro, there are two essential things you’ll need to get sorted:

1. Domain Name

That’s your address on the Internet — the yourwebsite.com part.

You can register one via services like Namecheap, GoDaddy, or through your hosting provider.

But don’t rush it — your domain name matters more than you think. We’ve got an entire guide on choosing a domain if you’re not sure where to start.

2. Hosting Provider

This is where your website will “live” — a server that stores your files and delivers them to visitors.

There are thousands of hosting providers out there, but not all play nice with WordPress. Look for one that offers:

  • 1-click WordPress installs (saves a ton of time)
  • Free SSL certificate (for that secure https://)
  • Decent support (preferably with live chat)

Short on time? Go for Hostinger. Feel like going into the nitty-gritties? Check out our hosting guide.

Optional: A Local or Staging Setup

If you want to experiment before going live, you can set up WordPress on your computer (a “local” site) or use your host’s staging environment. This is especially useful for playing around without breaking anything on the public version.

Tools like Local by Flywheel make it ridiculously easy.

* * *

Once you’ve got your domain and hosting ready, it’s time to install WordPress.

You’ve got two options — and we’ll walk through both of them next.

Installing WordPress (2 Easy Methods)

Alright — you’ve got your domain, your hosting, and that glint of ambition in your eye.

Let’s get WordPress up and running.

There are two main ways to install WordPress:

  • Easy Mode: one-click install via your hosting control panel
  • Manual Mode: doing it yourself (still pretty simple, promise)

Pick whichever feels more comfortable. They both lead to the same result: a blank but functional WP site you can start customizing right away.

Method 1: One-Click Install (Recommended)

Most decent hosting providers offer a WordPress installer in their dashboard — usually under funky names like “Softaculous”, “Installatron”, or just a WordPress logo.

It’ll ask you to fill out a short form:

  • Site Name and Tagline – you can change these later
  • Admin username – please don’t use “admin” 🙏
  • Admin password – strong and unique (a password manager helps)
  • Email address – use one you actually check
  • Install path – leave blank if this is your main site (more on that below)

Click “Install”, wait 30 seconds, and boom — you’ve got a website.

What’s this “install path” thing? If you leave it blank, WordPress goes into the root folder (your main domain). If you add something like blog, your site will live at yourwebsite.com/blog. That’s useful if you want to run multiple sites later.

Method 2: Manual Install (The Nerdy but Useful Way)

If your host doesn’t offer one-click installs, or you just want to flex some technical skills, here’s how to do it manually. Total time: ~10 minutes.

  1. Download the latest version of WordPress from the official repository at wordpress.org
  2. Create a new MySQL database + user in your hosting panel (usually under “Databases”)
  3. Unzip WordPress and rename the folder to whatever you want (e.g. myawesomeproject)
  4. Upload the folder to your server via FTP using FileZilla or your host’s file manager
  5. In your browser, go to yourdomain.com and follow the setup wizard — enter your database info, pick admin username/password, etc

That’s it — you’re in! You can now log into your WordPress dashboard by visiting:

yourdomain.com/wp-admin

Bookmark that link. You’ll be using it a lot.

Next up: the settings you’ll want to tweak right away (before adding any content or themes).

Must-Change WordPress Settings

You’ve installed WordPress — congrats! 🎉 Before you start designing or publishing posts, let’s take five minutes to dial in some key settings.

Why now? Because a few defaults are… not great. And fixing them later is going to be increasingly messy.

Here’s what to do right after installing WP:

General Settings

Go to Settings → General in your WP dashboard. Fill out:

  • Site Title – this shows up in browser tabs and search results
  • Tagline – optional, but good for SEO if it describes what your site does

Also check:

  • Timezone – set it to your actual location so posts and backups get the correct timestamps
  • Date + Time Format – personal preference, but it affects how things display to visitors

Discussion Settings

Head to Settings → Discussion. If you plan to allow comments (for a blog or community site), go ahead and leave “Allow people to post comments” on. If not — turn it off and enjoy the silence.

Other smart tweaks:

✅ Enable “Comment must be manually approved” (trust me on this one)
❌ Disable pingbacks + trackbacks (they’re mostly spam these days)
✅ Enable threaded comments (looks cleaner if you do allow discussions)

Permalink Structure

This one’s crucial for both humans and search engines. Go to Settings → Permalinks and choose:

✔️ Post name

This setting turns ugly URLs like yourwebsite.com/?p=123 into clean, readable ones like yourwebsite.com/awesome-guide. Much better.

Remove Sample Content

WordPress installs often come with junk like a “Hello world” blog post or a “Sample Page”.

Delete them from Posts and Pages to avoid weird stuff showing up in your menus or sitemap.

* * *

Once that’s done, your site is cleaner, safer, and better prepared for Google (and humans).

Next up: how to make your site actually look and work the way you want — with themes and plugins:

Your First WP Themes and Plugins

Now that your site is lean and freshly installed, it’s time to give it some personality — and power.

This is where themes and plugins come in.

Plugins: What Your Site Can Do

Plugins are where the magic happens. They add new features to your WordPress site — things like contact forms, SEO tools, online stores, performance boosters, you name it.

There are 59,000+ plugins in the official repo alone, but don’t go overboard. A few well-chosen plugins will do more for your site than 30 random ones.

Here are a few essential (and free) picks to get started:

  • Rank Math – an SEO plugin to optimize titles, meta tags, and search snippets
  • Akismet – filters out spam comments automatically (a must if you allow comments)
  • WPForms Lite – lets visitors contact you through simple, customizable forms
  • LiteSpeed Cache (or WP Super Cache) – helps your site load faster
  • Wordfence Security – protects against hacks, malware, and other bad stuff

Want to track your visitors? Add Google Site Kit — it connects Analytics, Search Console, and more right into your dashboard.

A Word on Plugin Bloat

Not all plugins are good for your site. Some are slow, outdated, or conflict with others. So:

  • Stick to well-reviewed, actively updated plugins
  • Only install what you actually need
  • Delete (don’t just deactivate) anything unused

Themes: How Your Site Looks

Themes control your site’s design — layout, fonts, colors, header style, blog format, all of it.

You can think of them as your website’s outfit. And yes, you can change clothes later without losing your content.

There are thousands of themes out there, but don’t just grab the first flashy one. Some are bloated, others are buggy, and a few are downright broken.

To keep it simple:

If you’re planning to use the new full-site editing features in WordPress, look for a block-based theme like Astra or GeneratePress. They play nicely with the native editor and don’t weigh your site down.

Next step? Finding a theme that doesn’t suck.
We’ve got a full guide on that → how to choose the right WP theme.

Next Steps: What to Do After Setup

At this point, you’ve got:

✔️ A working WordPress site
✔️ Clean settings
✔️ A theme that doesn’t make you cringe
✔️ Plugins doing useful things in the background

So what now?

Here’s a short roadmap for what to do next:

  • Create your first pages: usually a homepage, an about page, and a contact page
  • Add your first blog post: even a short “hello world” intro is a good way to test things
  • make sure visitors can actually find stuff
  • Set up backups: your host might handle this, or you can install something like UpdraftPlus

Optional but smart:

  • Explore new themes if you want a more custom vibe
  • Start thinking about speed optimization, caching, and security — we’ll cover all that in upcoming guides

WordPress Setup FAQ

Do I need to know how to code to use WordPress?

Nope! You can build and manage an entire WordPress site without writing a single line of code. That said, knowing a bit of HTML/CSS or using a page builder like Elementor or the built-in block editor can give you more flexibility.

What’s the difference between WordPress.org and WordPress.com?

WordPress.org is the free, open-source version you install on your own hosting. WordPress.com is a hosted service — easier to start with, but much more limited unless you pay. If you want full control, use WordPress.org (which this guide covers).

Can I change my theme later?

Yes! You can switch themes anytime without losing your content. Just keep in mind that layouts and widgets might need a little cleanup afterward, especially if you were using a page builder or a highly customized theme.

Is WordPress secure?

WordPress is secure as long as you keep it updated, use strong passwords, and install reputable plugins. Adding a security plugin like Wordfence or Solid Security is also a good move — and always keep backups, just in case.

Can I build a store or portfolio with WordPress?

Absolutely. WordPress can handle everything from online shops (using WooCommerce) to photo portfolios, membership sites, forums, or even full-blown SaaS platforms. It’s endlessly flexible if you’ve got the right plugins.

* * *

WordPress can feel overwhelming at first — but once you’ve gone through these steps, it starts to click.

You’ve got the framework. Now it’s about content, design, and making your site actually useful to visitors.

In case you’ve got questions about WordPress installation and initial setup, don’t hesitate to hit us in the comment section below – let’s discuss!

How to Choose a WordPress Theme in 2025 (Without Losing Your Mind)

☑︎ This guide has been updated for 2025

Choosing a WordPress theme can feel like walking into a massive warehouse with 50,000 outfits and zero mannequins.

They all promise speed, beauty, SEO, unicorn dust — but which one actually fits?

In this guide, we’ll break down:

  • what a theme really is (hint: it’s more than just “colors and fonts”)
  • whether you should go free or premium
  • and the 8 key things to look for when choosing the right theme for your site.

Whether you’re launching a blog, building a portfolio, or revamping your company homepage, this guide will help you avoid bloatware, design regrets, and support nightmares — so you can focus on growing your website, not babysitting it.

Let’s start from the top:

What Is a Theme?

Let’s clear up a common confusion right away: a WordPress theme isn’t just about how your site looks.

It’s the entire visual engine behind your site — layout, typography, color palette, navigation style, button shapes, blog archive design, mobile responsiveness, you name it.

Under the hood, a theme is made up of templates, stylesheets, and sometimes JavaScript magic that tells WordPress how to display your content. Some themes are barebones, others come packed with demos, animations, and bundled plugins.

But here’s the catch:

Not all templates are created equal — and more than that, they are platform-specific. A Joomla template won’t work on WordPress. A Wix layout won’t magically import into Drupal. Themes are CMS-specific by design.

So when we say “WordPress theme,” we mean: a theme built *specifically* for WordPress. And there are thousands of them. Literally.

Which brings us to the next point…

3 Ways to Design a Website (And Why Themes Win for Most People)

Let’s say you want to launch a new website. Broadly speaking, you’ve got three options:

  1. Hiring a designer + developer 🧑‍💻 can get you a stunning, custom-built website — if you’ve got several thousand dollars to spare. Even then, there’s no guarantee you’ll get something easy to maintain or update unless you also budget for ongoing dev help.
  2. Building it yourself from scratch 🔧 is awesome if you already know HTML, CSS, JavaScript, and have the free time of a hermit monk. If you’re reading this guide, chances are you’ve got better things to do than debug code at 2am
  3. Using WordPress + a theme 🎯 strikes the perfect balance for most people: it’s fast, affordable, and looks great right out of the box

Here’s why themes are the sweet spot:

  • They cost less than dinner for two — most paid themes range from $40 to $80.
  • They’re ready to go — no need to design every page from scratch.
  • Many come with pre-built layouts, demo content, and bundled plugins (like sliders, contact forms, or page builders).
  • Top themes are well-documented and often include support from the developers.
  • You can launch your site in a weekend — and still have time for Netflix.

Not sure what theme a site is using? Try our free WordPress theme detector 🔍

…Alright, now that we’ve seen why themes are a smart shortcut, let’s talk about how to actually pick a good one.

Checklist: What to Look for in a WordPress Theme

There are literally thousands of WordPress themes out there — and most of them look good in the demo.

But looks can be deceiving 😬

Here’s a no-nonsense checklist to help you avoid bloated, broken, or just plain bad themes:

✅ Who built it?

Stick to trusted theme providers — the ones who’ve been around, have solid reviews, and actually update their products.

We recommend starting with:

These marketplaces are highly competitive — which means developers have every reason to keep their code clean, secure, and modern.

✅ Does it look modern?

Good design evolves. Avoid anything that feels stuck in 2010.

Look for:

  • Clean layout with lots of white space
  • Clear, readable fonts (no Comic Sans 😅)
  • Mobile-first responsiveness
  • Minimal animations (bonus points for loading fast)

Always test the demo site on your phone and tablet before buying.

✅ Does the style match your content?

A sleek black-and-white portfolio theme won’t do you any favors if you’re launching a food blog 🍜

Ask yourself:

  • Do I need big visuals or tight paragraphs?
  • Do I want minimalism or lots of texture?
  • Is this theme built for the kind of content I plan to publish?

Don’t bend your content to fit the theme. Find a theme that fits your content.

✅ Is it made for your niche?

Sometimes a general-purpose theme works fine. But if you’re building a website in a specific field (fitness, law, real estate, etc.), you’ll likely benefit from a niche template.

These often come with:

  • Industry-specific icons, fonts, and layouts
  • Specialized plugins (e.g. booking tools for salons, property maps for real estate)
  • Pre-made demo content tailored to your use case

A niche theme can save you hours of setup and customization.

✅ Is it fast?

A beautiful theme that takes 7 seconds to load? Hard pass.

Speed affects everything — from SEO to bounce rate to your own sanity.

Use tools like:

to test the demo page of the theme before you commit.

Pro tip: an animated “pre-loader” looks cool, but it’s not a substitute for clean, optimized code ⚠️

✅ Does it include a page builder?

Unless you love hand-coding layouts, you’ll want a theme that works well with a page builder.

Most premium themes these days are compatible with:

  • Elementor
  • WPBakery (formerly Visual Composer)
  • The native WordPress block editor (a.k.a. Gutenberg)

Some even come with custom drag-and-drop builders included — just make sure they don’t lock you into weird shortcodes if you ever change themes.

✅ Is it SEO-friendly?

Look for:

  • Clean HTML structure
  • Schema support
  • Ability to set custom meta titles/descriptions
  • Compatibility with SEO plugins like RankMath or Yoast

Use SEO Site Checkup or W3C validator to scan the demo.

✅ Does it play nice with popular plugins?

At a minimum, make sure your theme supports:

  • WooCommerce (if you’re selling stuff)
  • Contact Form 7
  • WPML (if going multilingual)
  • Any builder plugin you plan to use

Bonus points if the theme includes tested styles and layouts for those plugins out of the box.

Feeling overwhelmed? Don’t worry — you don’t need a “perfect” theme. Just one that gets you 80% of the way there without slowing your site or boxing you in.

Up next: should you go free or premium?

Free vs Premium Themes: What Are You Really Paying For?

Let’s bust a myth right away: just because something costs money doesn’t automatically make it better.

There are some absolutely solid free WordPress themes out there — and we’ve even built one ourselves:
check out Bento if you haven’t already.

So what’s the deal with premium themes then?

Here’s a quick breakdown of what you typically get with each:

  • Free themes tend to be lean, clean, and… basic. Great if you want a minimal blog or starter site without fancy bells and whistles.
  • Premium themes often include full demo sites, multiple layout options, extra widgets, bundled plugins, and dedicated support.

That support part is worth emphasizing: when your layout breaks at midnight and Google doesn’t help, having a real human respond within 24 hours can save your project (and your sanity).

So which one’s right for you?

  • Go free if you’re comfortable with WordPress, don’t need fancy features, and have time to experiment.
  • Go premium if you want to save time, need a polished design out of the box, or just don’t feel like messing around with code and support forums.

🧠 Think of it like this: free themes are IKEA — affordable and functional, but you’ll do a lot of the lifting.
Premium themes are more like a well-designed prefab house — you pay a bit more, but it’s mostly move-in ready.

In the end, both can get the job done. It just depends how much time, energy, and design polish you want to invest.

Next up: where to actually find a quality theme that doesn’t suck.

Where to Find Great Themes (Without Wasting Hours)

So now that you know what to look for, the question becomes:

👉 Where do you actually find trustworthy WordPress themes?

Here are the 3 best places to start — all of them vetted, popular, and regularly updated:

  • ThemeForest
    – the largest WordPress theme marketplace in the world. Thousands of options, strong filters, detailed reviews. Just be picky — not all themes are created equal.
  • Elegant Themes
    – best known for their popular Divi theme and builder. A solid choice if you want a “design system” with lots of polish and flexibility.
  • TemplateMonster
    – a long-time provider with a wide variety of niche templates. Especially useful if you’re looking for something industry-specific.

You can also browse the official WordPress theme directory — it’s full of free options that meet core standards, although support and features can vary wildly.

💡 Pro tip: If you find a site you love and want to know what theme they’re using, try this:
free WordPress theme detector 🔍

It’ll sniff out the theme and sometimes even tell you which plugins are active.

Alright, you’ve got the tools and the roadmap.
Only one question remains: ready to pick your theme?

Still Stuck? Let’s Help You Decide

If you’ve made it this far and still feel torn between 2 (or 12) WordPress themes — don’t worry, it’s totally normal.

✨ The good news? You don’t have to figure it out alone.

Drop your situation in the comments:

  • What kind of site are you building?
  • What features or vibe are you going for?
  • Any themes you’re already considering?

We’ll reply with tailored suggestions — no upsells, no fluff, just real advice from people who’ve tried way too many themes so you don’t have to.

Or if you’d rather keep things private, shoot us a message directly via our contact page. Either way, we’ve got you.

Bottom line: the “right” theme is the one that gets you online faster, looks great to your audience, and doesn’t turn into a technical headache six months in.

You’re already ahead of most by reading this far — now let’s get that website up and running 🚀

Avada vs Enfold: Choosing the Right WordPress Theme for Your Project

With all the available options, choosing the right WordPress template can be a daunting task. For example, most top themes available on ThemeForest are so powerful and well-built that they almost look identical from the first glance. And if you’re considering Avada and Enfold as your final candidates, the choice only gets harder as both themes are TF top-sellers with massive feature sets and fantastic design. So how do we choose just one? Let’s break down the primary aspects of theme quality and find out which template is right for whom:

Close-up Comparison

There are several things to consider when buying a WordPress theme, and design plus features are by far not the only components of the mix: one should also be mindful of such aspects as search engine optimization, theme speed, item rating and reviews, and support quality. For your convenience, we’ve summarized the important factors in a table; below we will discuss them in more detail.

Avada Enfold
Year created 2012 2013
Content Builder Fusion (custom) Avia (custom)
Builder elements 55 47
One-click demos 27 27
ThemeForest sales 300,000+ 100,000+
Average rating 4.77 4.84
Price $60 $60

Both Avada and Enfold have a long history on ThemeForest, having been around for more than 5 years. Avada was the theme that probably had the most influence on the ongoing all-round, multipurpose WP theme revolution, and Enfold followed suit shortly after. The idea was to create a truly versatile and flexible theme which would allow users to build their own layouts; this implied integrating a content builder of some sort, and most themes went for the Visual Content Builder by WPBakery at first. The idea was a huge success, and nowadays you won’t find a self-respecting premium WP theme that does not use a content composer.

Avada, and later Enfold, when their own way, creating custom content builders which are fully integrated into the theme core – this meant smoother updates and zero compatibility troubles. These custom composers contain dozens of pre-made functional elements such as widgets, sliders, buttons, etc, enabling each user to build beautiful custom pages from scratch, with being confined to pre-set layouts. At the moment Avada offers 55 composer blocks, and Enfold is slightly behind with 47, yet both are continuously adding new ones to their arsenals, and the tally might change in the future.

Time flows fast in the world of web design, so over the years both themes had to keep modernizing to keep pace with the latest visual trends. Most experts would agree that Enfold has managed this path slightly better than its competitor, being more minimalist from the start. While the initial theme demos have stayed mostly intact since their creation, theme authors responded to the new design challenges, most notably the flat design movement, by creating numerous new demos based on specific user needs; whether it’s a coincidence or not, both Avada and Enfold currently offer 27 demos, and each can be easily installed with a single click as a ready-made website to tinker with and work from.

When it comes to popularity, Avada is clearly the winner, with over 300 thousand purchases on ThemeForest, Enfold having three times less. However, this can be a double-edged sword, since a huge user base can generate a wide variety of websites, so new users building a website on even a theme as versatile as Avada can have difficulties staying unique. This is mitigated by the wide variety of settings, options, layouts, and content blocks each theme offers, but should not be forgotten when choosing the right one for your website.

Support is top-notch for both themes, with entire teams of dedicated experts always ready to answer user questions. Both Enfold and Avada have extensive manuals and video tutorials, with slightly differing approaches to pre-purchase information. Avada chose to make its knowledgebase public, letting anyone to browser through its features before buying, while Enfold’s manual is contained within the downloadable theme package. However, Avada does not let non-buyers ask questions on its support forums (in fact, their forums can only be viewed by those who have the purchase code), while Enfold has a separate section on its open forums for pre-purchase questions.

Enfold has a slightly higher average rating among the two themes, standing at 4.84 as opposed to Avada’s 4.77. This might seem like an insignificant difference, but given tens of thousands reviews, even decimals can translate into large numbers of extra negative or positive opinions.

It’s easy to see that none of the themes has a clear upper hand and can be called the ultimate winner. However, there are cases in which one might be preferable over the other, and we’ll go over them in the next sections of our article.

Who Should Use Avada?

Avada is perfect for those who have little or no experience with WordPress, or need to set up a website as quickly as possible. Their extensive online tutorials and walkthroughs include countless useful articles, from general WP-related questions to specific Avada-related aspects: you might not even need to use the support ticket system at all! It is also worth keeping in mind that, as the top-selling ThemeForest item, Avada has the highest motivation to stay on top of its game by constantly improving, which is clearly evident from the frequency with which the authors publish new updates.

Who Should Use Enfold?

Enfold is a great theme for picky users who aim for absolute quality and support excellence. With this theme, websites stand slightly more chances of looking unique. Despite its 100,000+ sales, Enfold can still be called an underdog when compared to the behemoth Avada, and this gives Enfold’s authors additional motivation to keep striving for the top position.

Have you got hands-on experience with any of the themes? Still looking for the right one? Let us know what you think in the comments below!