☑︎ Diperbarui untuk 2025 – dengan alat baru, strategi lebih cerdas, dan tanpa jargon mubazir

Kepikiran mau ningkatin peringkat Google, tapi pusing lihat saran yang saling bertentangan?

πŸ‘³ White hat, πŸ₯· black hat, audit backlink, semantic clustering

Seolah SEO punya bahasa rahasia sendiri – dan kamu nggak dikasih kamusnya!

Kabar baiknya:

kamu nggak perlu jadi penyihir SEO πŸ§™β€β™‚οΈ untuk dapat hasil. Kamu cuma perlu paham dua pilar utama dari strategi SEO yang sukses:

  1. Riset Keyword alias mencocokkan kontenmu dengan apa yang benar-benar dicari orang
  2. Analisis SEO alias melacak performa pencarian supaya kamu tahu apa yang jalan – dan apa yang tidak

Itu saja. Kuasai dua hal ini, kamu sudah selangkah di depan 90% pemula SEO.

Di panduan ini, kita akan bahas:

  • 🧭Cara membuat semantic core yang selaras dengan search intent
  • πŸ”Alat riset SEO mana yang benar-benar layak dipakai di 2025
  • πŸ“ˆMetrik apa yang harus dilacak saat menganalisis performa SEO
  • πŸ†šCara melacak SEO kompetitor dan menemukan keyword andalan mereka

Kami juga akan berbagi beberapa alat SEO yang kuat namun ramah pemula – baik gratis maupun berbayar – untuk membantu kamu menumbuhkan trafik, meningkatkan peringkat, dan berhenti menebak-nebak.

Tanpa basa-basi – hanya taktik nyata yang bisa langsung dipakai untuk naik level.

Ayo mulai πŸ‘‡

Kenapa Riset & Analisis SEO Itu Penting

Tahukah kamu 90% halaman web dapat nol trafik organik? 🀨

Ini realita pahit yang kebanyakan orang sadari terlalu terlambat:

Bagusnya kontenmu nggak ada artinya kalau tak ada yang bisa menemukannya.

Keterjangkauan SEO

Dan itulah yang diselesaikan oleh riset dan analisis SEO:

  • Riset SEO memastikan kamu menarget orang yang tepat dengan intent yang tepat – bukan sekadar ranking untuk keyword acak yang tidak mengonversi jadi klien, subscriber, atau partner.
  • Analisis SEO memberi tahu apakah upayamu benar-benar berhasil – atau cuma “teriak ke angin”.

Kalau kamu melewatkan dua langkah ini, kamu buang-buang waktu dan uang.
Kalau kamu melakukannya dengan benar, kamu membangun aset yang terus bertumbuh:

Bayangkan websitemu jadi makin cerdas, kuat, dan terlihat tiap kali kamu menerbitkan halaman baru!

Makanya semua di panduan ini – dari pengelompokan keyword semantik sampai pelacakan performa – diarahkan pada satu tujuan:

🎯 Membuat websitemu mudah ditemukan dan bernilai di saat yang sama.

Dan semuanya dimulai dari…

Langkah 1: Bangun Semantic Core

Kalau kamu pernah langsung terjun ke riset keyword dengan Ahrefs atau Google Keyword Planner, kamu bukan satu-satunya.

Tapi begini masalahnya:

Daftar keyword tanpa struktur = berantakan.

Yang kamu butuhkan duluan adalah πŸ¦… gambaran helikopter – cara mengorganisir topik berdasarkan apa yang sebenarnya ingin dicapai audiensmu.

Itulah yang disebut semantic core:

  • “semantic” = terkait makna, dalam hal ini – apa arti dari kontenmu;
  • “core” = bagian inti, dalam hal ini – kata-kata paling penting yang menggambarkan makna kontenmu.

Dengan kata lain,

ini adalah peta terstruktur tentang apa yang dicari pengguna di nichenya – dikelompokkan berdasarkan tujuan, bukan sekadar kesamaan frasa atau volume pencarian.

Anggap saja ini rangka strategi konten SEO-mu. Semua hal lain menempel ke sini 🩻

Kenapa Ini Penting untuk Pencarian

Sekarang bukan tahun 1999 lagi –

Google tidak lagi memberi hadiah pada keyword semata – Google menghargai relevansi topikal:

Artinya kontenmu harus mencerminkan bagaimana orang sungguhan berpikir, mencari, dan memecahkan masalah.

Dengan membangun semantic core lebih dulu, kamu akan:

  • Memastikan struktur situs selaras dengan search intent nyata
  • Menghindari kanibalisasi keyword – kontenmu saling bersaing sendiri
  • Menyiapkan pondasi untuk mengelompokkan keyword per topik, alias semantic clustering

Cara Membangun Semantic Core

Mulai dari gambaran besar: apa yang ingin dilakukan orang saat datang ke situsmu?

Lalu pecah tujuan itu menjadi aksi dan subtopik yang lebih spesifik.

Contohnya untuk toko hewan peliharaan:

 
Perlengkapan Anjing
β”œβ”€β”€ Beli makanan anjing
|   β”œβ”€β”€ Makanan kering
β”‚   β”‚   β”œβ”€β”€ Makanan kering terbaik untuk anak anjing
β”‚   β”‚   └── Makanan kering bebas gandum
β”‚   └── Makanan basah
β”‚       β”œβ”€β”€ Makanan basah untuk anjing senior
β”‚       └── Makanan basah tinggi protein
β”œβ”€β”€ Beli aksesori anjing
β”‚   β”œβ”€β”€ Kalung anjing
β”‚   β”œβ”€β”€ Harness anjing
β”‚   └── Kasur anjing
β”œβ”€β”€ Riset sebelum membeli
β”‚   β”œβ”€β”€ Makanan terbaik untuk anjing alergi
β”‚   β”œβ”€β”€ Ukuran harness yang pas untuk anjing saya
β”‚   └── Makanan anak anjing vs anjing dewasa
└── Perawatan anjing
    β”œβ”€β”€ Cara ganti makanan anjing dengan aman
    └── Cara membersihkan kasur anjing
 

Pohon ini menjadi semantic coreβ€”dan titik awal untuk setiap landing page, artikel blog, atau artikel bantuan yang kamu terbitkan.

Tips Sukses

  • Jangan pusing dulu soal keyword persis – fokus pada tujuan pengguna dan pengelompokan logis
  • Pakai alat seperti AlsoAsked atau Answer the Public untuk menemukan intent terkait
  • Cukup 3 level kedalaman – targetmu adalah kejelasan, bukan tesis taksonomi

Begitu semantic core siap, kamu akan jauh lebih mudah menemukan keyword berdampak – tanpa tenggelam di lautan spreadsheet.

Itulah yang akan kita lakukan di langkah berikutnya πŸ‘‡

Langkah 2: Temukan Keyword yang Tepat

Sekarang kamu sudah punya semantic core, saatnya melengkapinya dengan keyword yang layak diranking.

Di sini banyak orang buntu – atau langsung lompat ke tool keyword dan mengambil apa pun yang terlihat β€œpopuler”.

Padahal:

Riset keyword bukan sekadar mencari istilah ber-volume tinggi. Ini tentang mencocokkan apa yang benar-benar dicari orang dengan apa yang ingin kamu ranking.

Tujuannya memastikan kontenmu tampil ketika calon pengunjung idealmu sedang bertanya, membandingkan, atau siap membeli.

Jenis-jenis Keyword (dan Kenapa Penting)

Tidak semua keyword itu sama: ada yang bawa trafik, ada yang bawa intent. Idealnya, kamu dapat keduanya.

Sebagai aturan umum, keyword terbagi tiga β€œfrekuensi”:

  • Frekuensi tinggi – luas, kompetitif, seringkali umum (mis. makanan anjing)
  • Frekuensi menengah – lebih spesifik, berorientasi intent (mis. makanan terbaik untuk anak anjing)
  • Frekuensi rendah – sangat tertarget (mis. makanan basah bebas gandum untuk anjing senior)

Masing-masing punya peran:

βœ”οΈ Keyword frekuensi tinggi membantu mesin pencari memahami niche-mu
βœ”οΈ Frekuensi menengah menarik pengunjung serius
βœ”οΈ Frekuensi rendah sering paling konversi, karena mencerminkan kebutuhan spesifik

Di Mana Menemukan Ide Keyword

Kamu sudah punya semantic core – sekarang isi dengan istilah pencarian spesifik!

Ada dua pendekatan:

  1. Pakai alat riset keyword – masukkan topik intimu ke suite khusus seperti:

    Cari istilah dengan volume oke dan kompetisi yang masuk akal. Jangan terobsesi angka besar, apalagi di awal –

    kadang keyword β€œmembosankan” 90 pencarian/bulan justru mendatangkan trafik nyata dibanding mengejar 90.000 pencarian tapi nyangkut di halaman 8.

  2. β€œMengintip” kompetitor (legal kok) – temukan yang sudah ranking bagus di niche-mu, masukkan situsnya ke alat di atas – lihat apa saja yang mereka ranking 🀷

    Tanyakan pada dirimu:

    • Apakah mereka membidik keyword yang belum aku sentuh?
    • Bisa nggak aku bikin konten yang lebih baik, lebih dalam, atau lebih membantu?
    • Adakah variasi long-tail yang belum mereka liput?

    Metode ini menunjukkan bukti dunia nyata apa yang bekerja – dan membuka peluang yang mungkin terlewat di opsi 1.

Berapa β€œVolume yang Bagus”?

Tergantung niche, otoritas situs, dan kompetisi – tapi berikut patokan kasar untuk membantumu:

Pencarian/bulan Jenis keyword Kapan dibidik
10–100 Ultra long-tail Kompetisi rendah, cocok untuk situs baru atau niche ketat
100–500 Long-tail Ideal untuk pertumbuhan awal; lebih mudah ranking, sering ber-intent tinggi
500–2.000 Frekuensi menengah Trafik lebih besar, kompetisi juga – gas kalau kontenmu solid
2.000+ Head term Lebih sulit kecuali situsmu sudah punya otoritas

Ingat!

intent > volume

Keyword dengan puluhan pencarian per bulan bisa saja membawa lebih banyak kunjungan (dan konversi) dibanding istilah umum dengan puluhan ribu pencarian.

Kelompokkan Berdasarkan Intent, Bukan Sekadar Volume

Setelah punya tumpukan kandidat keyword, kembali ke semantic core dan masukkan tiap keyword ke klaster berdasarkan intent:

  • Komersial: beli, bandingkan, review, diskon
  • Informasional: cara, apa itu, tips
  • Navigasional: istilah bermerek

Langkah ini memang butuh waktu, tapi inilah yang mengubah daftar keyword acak menjadi strategi konten yang bisa diskalakan!

Dan begitulah kamu beralih dari: β€œIni spreadsheet raksasa” 🫠 ke β†’ β€œIni topik yang harus ditulis, untuk siapa, dan kenapa” 😎

Berikutnya: mengintip kompetitor lebih dalam

Langkah 3: Belajar dari Kompetitor

Begini kenyataannya:

Kamu tidak perlu menciptakan ulang roda SEO – cukup cari tahu apa yang bekerja untuk orang lain, lalu lakukan lebih baik.

Itulah inti analisis kompetitor.

Alih-alih mulai dari nol, kamu memakai data dunia nyata dari situs yang sudah ranking. Lebih cepat, efisien, dan sering menemukan keyword emas yang tidak muncul di alat generik.

Jadi, apa itu analisis SEO kompetitor? Sederhana: proses untuk mencari tahu:

  • Keyword apa yang diranking kompetitormu
  • Konten seperti apa yang performanya terbaik
  • Dari mana asal trafik mereka
  • Seberapa kuat profil backlink mereka

Intinya kamu membedah sukses mereka πŸ‘€ dan membuatnya bekerja untukmu! Caranya:

Cara β€œMengintip” (dengan Produktif)

  1. Mulai dari satu-dua kompetitor langsung β€” situs yang: a) audiensnya sama b) meranking topik di semantic core-mu c) masih setara niche (bukan mega brand… setidaknya belum!)
  2. Masukkan domain mereka ke alat analisis seperti Ahrefs Site Explorer, Semrush, atau SpyFu
  3. Lalu cari: keyword organik teratas, konten terpopuler (berdasarkan trafik), sumber backlink, dan terutama keyword gap β€” istilah yang mereka ranking tapi kamu belum

Keyword Gap = Peluang Konten

Kebanyakan alat SEO punya laporan Keyword Gap atau Content Gap. Pakai untuk membandingkan situsmu dengan kompetitor dan menampilkan istilah yang:

  • Mereka ranking di halaman 1
  • Kamu belum ranking sama sekali
  • Masuk akal dengan klaster semantikmu

Ini target sempurna untuk artikel atau landing page berikutnya! Kamu bisa selangkah lebih jauh dan bertanya:

  • Bisa nggak aku memberi jawaban yang lebih berguna?
  • Bisa nggak aku bikin sesuatu yang lebih menarik secara visual?
  • Bisa nggak aku bidik variasi lebih spesifik (long-tail)?

Di sinilah riset kompetitor berubah jadi keunggulan konten. Yuk gali sedikit lagi:

Bonus: Intel Backlink

Kalau mereka tetap mengunggulimu meski kontennya mirip – kemungkinan bedanya ada pada tautan dari situs pihak ketiga tepercaya ke halaman mereka, alias backlink. Cek profil backlink mereka di Ahrefs atau Semrush untuk melihat:

  • Siapa yang menaut ke halaman top mereka?
  • Apakah situs yang sama bisa menaut ke kamu?
  • Ada peluang guest post atau penyebutan merek?

πŸ’‘ Tip: pakai filter dofollow saja, dan urutkan berdasarkan otoritas domain – metrik yang menunjukkan tingkat kepercayaan & popularitas suatu situs, berdasarkan siapa yang menaut ke mereka.

Tujuannya bukan menyalin β€” tapi mengungguli: penargetan lebih tepat, konten lebih dalam, struktur lebih cerdas – nilai lebih!

Langkah selanjutnya: setelah konten tayang β€” bagaimana tahu bahwa itu benar-benar bekerja? πŸ“Š

Langkah 4: Lacak Performa SEO-mu

Oke, konten sudah tayang, target keyword sudah mantap, kompetitor sudah terpetakan.

Sekarang bagian yang sering dilewatkan (dan disesali belakangan): benar-benar melacak apakah upaya SEO-mu membuahkan hasil! πŸ“ˆ

Faktanya:

Kamu tidak bisa memperbaiki apa yang tidak kamu ukur.

SEO bukan tugas sekali jadi – ini proses berkelanjutan; satu-satunya cara tahu halamanmu mulai mendapat traksi adalah melihat metrik performa yang tepat dari waktu ke waktu.

Ini elemen dasarnya:

  1. Trafik organik (Apakah orang menemukanmu?). Sinyal paling jelas dari kesuksesan SEO: apakah lebih banyak orang datang dari pencarian?

    Lacak via Google Analytics atau alat serupa. Buka Acquisition β†’ Traffic β†’ Organic Search, lihat tren trafik dari waktu ke waktu, dan apakah halaman tertentu (terutama yang baru) mulai menarik pengunjung.

    Kenaikan trafik organik sering jadi tanda awal SEO-mu bekerja β€” bahkan sebelum tembus halaman satu.

  2. Posisi keyword (Apakah kamu naik?). Trafik itu baik, tapi ranking memberi tahu kenapa trafik berubah. Melacak posisi keyword membantumu melihat:

    • Halaman mana yang naik/turun di SERP
    • Keyword mana yang naik impresinya
    • Di mana kamu mandek dan perlu perbaikan konten atau link

    Pakai Ahrefs, Semrush, Nightwatch, atau Google Search Console untuk pelacakan.

    Kalau ada keyword menjanjikan yang nangkring di halaman 2 (posisi 11–20), itu sering peluang quick win: perbarui konten, tambahkan internal link, mungkin cari 1-2 backlink β€” bisa lompat ke halaman 1.

  3. Keterlibatan & konversi (Apakah bermanfaat untuk bisnis?). Trafik & ranking itu bagus – tapi bukan tujuan akhir. Yang penting: apakah pengunjung berkonversi, alias melakukan aksi yang kamu mau?

    Itu bisa berarti klik ke produk, daftar email, baca artikel kedua, atau booking demo.
    Apa pun targetmu, pastikan kamu melacak:

    • Bounce rate – apakah mereka langsung pergi?
    • Waktu di halaman – apakah mereka benar-benar membaca?
    • Conversion rate – apakah mereka melakukan aksi bermakna?

    Bagian ini membantu memisahkan metrik β€œpajangan” dari nilai nyata. Ranking untuk keyword yang bawa trafik tapi nol hasil? Bukan kemenangan.

  4. Backlink (Apakah orang lain mempercayai kontenmu?). Backlink tetap jadi sinyal kuat yang dipakai Google untuk menilai kualitas & otoritas konten. Jika situs serupa mengunggulimu β€” walau kontennya setara β€” kemungkinan mereka punya lebih banyak link ke halaman itu.

    Pantau profil backlink di Ahrefs, Semrush, atau alat gratis seperti Ubersuggest atau Moz Link Explorer. Perhatikan:

    • Domain rujukan baru dari waktu ke waktu
    • Konten yang paling banyak mendapat link
    • Mention merek tanpa link yang bisa kamu konversi jadi backlink

    Kalau link datar sementara ranking stagnan, mungkin perlu dorongan link building.

Intinya: SEO bukan checklist sekali jalan β€” ini lingkar umpan balik. Melacak data yang tepat membantu kamu melihat apa yang berhasil, apa yang tidak, dan apa yang harus digas lagi.

Berikutnya, kita lihat alat yang bikin semua ini lebih mudah (tanpa menguras dompet atau energi):

Langkah 5: Rekomendasi Alat SEO

Jujur saja: alat SEO bisa terasa overwhelming. Ada yang kemahalan. Ada yang gendut fitur. Ada juga yang kasih 800 data tanpa arahan jelas.

Daripada melempar 27 tautan acak, berikut daftar alat yang benar-benar berguna β€” dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Masing-masing di bawah ini:

βœ”οΈ Membantu menemukan peluang
βœ”οΈ Memudahkan pelacakan progres
βœ”οΈ Atau memberi insight yang bisa kamu eksekusi hari ini

πŸ” Alat Riset Keyword

Alat-alat ini membantu menemukan apa yang dicari audiensmu β€” dan mana yang layak ditarget.

  • Google Keyword Planner Gratis – Data baseline andal langsung dari sumbernya. Bagus untuk estimasi volume, apalagi jika dipadukan dengan riset intent.
  • Ahrefs Keywords Explorer Berbayar – Mantap untuk menambang keyword kompetitor, long-tail, dan mengukur tingkat kesulitan. UI-nya enak.
  • LowFruits Freemium – Dirancang untuk menemukan keyword mudah-rangking, kompetisi rendah yang dicari orang. Ideal untuk situs kecil/kreator konten.
  • Ubersuggest Freemium – Paket gratis lumayan, all-rounder pemula. Ada ide keyword, volume, dan riset kompetitor dasar.
  • Answer the Public Freemium – Memvisualisasikan pertanyaan nyata yang orang ajukan. Keren untuk long-tail & ide FAQ.
  • AlsoAsked Freemium – Menggunakan β€œPeople Also Ask” Google untuk membuat pohon intent. Bagus untuk klaster konten & pemetaan semantic core.

πŸ“ˆ Alat Pelacak Ranking & Trafik

Setelah konten tayang, alat ini membantu melihat apakah ada traksi.

  • Google Search Console Gratis – Alat paling underrated. Cek impresi keyword, klik, posisi rata-rata β€” dan identifikasi halaman yang butuh dorongan.
  • Google Analytics 4 Gratis – Melacak semua trafik, bukan hanya SEO. Pakai untuk ukur engagement, bounce, dan konversi halaman organik.
  • Nightwatch Berbayar – Rank tracker dengan reporting cantik, segmentasi custom, dan visibilitas granular ke performa keyword.
  • SERProbot Freemium – Pengecek ranking ramah kantong; bisa lacak banyak keyword manual/terjadwal. Cocok pemula.

🧠 Alat Intel Kompetitif

Membalik apa yang sudah bekerja untuk orang lain bisa hemat berbulan-bulan trial-error.

  • Ahrefs Site Explorer Berbayar – Lihat keyword yang diranking kompetitor, jumlah backlink, dan konten penggerak trafik. Tambang emas.
  • Semrush Berbayar – Platform kaya fitur untuk audit kompetitif, keyword gap, riset PPC, dsb. Sedikit lebih curam kurva belajarnya.
  • SpyFu Freemium – Fokus pada tumpang tindih keyword dengan kompetitor. Memberi insight strategi organik & berbayar.

πŸ”— Alat Backlink & Link Building

Backlink tetap penting β€” alat ini membantu memahami siapa yang menaut ke kamu (atau belum).

  • Ahrefs Backlink Checker Freemium – Temukan domain rujukan, halaman paling banyak ditaut, dan link baru/hilang. Terbaik untuk data link.
  • Moz Link Explorer Freemium – Alternatif oke untuk cek otoritas domain dan peluang link saat budget terbatas.
  • Hunter.io Freemium – Menemukan email nyata di balik website untuk outreach. Berguna untuk link building, guest post, dan partnership.

✨ Sebutan Terhormat

  • Screaming Frog Freemium – Crawler desktop untuk audit teknis: judul hilang, link rusak, konten duplikat, dll.
  • SEOptimer Freemium – Mini-audit all-in-one untuk cek SEO halaman, kecepatan, mobile, dan perbaikan on-page.
  • PageSpeed Insights Gratis – Punya Google. Tunjukkan seberapa cepat situsmu (mobile + desktop) dan apa yang menghambatnya.

Jadi, Mana yang Benar-benar Harus Dipakai?

Kalau kamu baru mulai atau kerja sendirian, ini kombinasi sederhana (dan hemat):

  • Riset Keyword: Google Keyword Planner + LowFruits
  • Trafik + Ranking: Google Search Console + Nightwatch atau SERProbot
  • Intel Kompetitif: Ahrefs atau Semrush (pilih satu β€” dua-duanya mahal)
  • Backlink: Moz + Hunter.io untuk outreach

Alat terbaik adalah yang benar-benar kamu pakai. Bahkan cuma Search Console + satu alat keyword yang oke sudah bisa membawamu cukup jauh.

Selanjutnya: beberapa pertanyaan SEO yang paling sering kami dapat β€” dijawab singkat:

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah saya perlu alat berbayar untuk sukses di SEO?

Tidak. Walau alat seperti Ahrefs atau Semrush itu mantap jika mampu, banyak kemenangan SEO bisa dicapai hanya dengan alat gratis seperti Google Search Console, Keyword Planner, dan PageSpeed Insights β€” apalagi kalau kamu baru mulai.

Apa bedanya keyword dan search intent?

Keyword adalah apa yang orang ketik di mesin pencari. Intent adalah kenapa mereka mencari. Misalnya, β€œmakanan anjing terbaik” punya intent komersial, sedangkan β€œcara memberi makan anak anjing” bersifat informasional. SEO yang bagus mencocokkan keyword dengan tipe konten yang tepat berdasarkan intent-nya.

Butuh berapa lama sampai SEO bekerja?

Tergantung niche, usia situs, dan kompetisi β€” namun umumnya mulai terlihat pergerakan dalam 1–3 bulan. Lompatan lebih besar biasanya terjadi di bulan 4–6 jika kamu konsisten menerbitkan konten teroptimasi dan membangun backlink.

Harus fokus ke keyword volume tinggi atau long-tail?

Long-tail, terutama di awal. Kompetisinya lebih rendah, lebih mudah diranking, dan sering ber-intent tinggi. Saat otoritas situs tumbuh, barulah lebih agresif membidik istilah yang lebih luas/bervolume tinggi.

Mana yang lebih penting: konten atau backlink?

Keduanya penting β€” tapi kalau mulai dari nol, konten menang duluan. Tanpa konten yang solid, backlink tidak banyak membantu. Fokus terbitkan halaman yang bermanfaat dan cocok dengan intent β€” lalu tambahkan backlink untuk mendorong halaman paling bernilai.

Penutup & Langkah Berikutnya

Ringkasnya:

SEO bukan ilmu hitam yang cuma bisa dipakai para penyihir Silicon Valley. Intinya melakukan hal yang tepat dalam urutan yang tepat β€” dan cukup konsisten sampai Google memperhatikan.

Inilah yang baru kita pelajari:

  • Cara membangun semantic core yang mencerminkan apa yang benar-benar diinginkan orang
  • Cara memilih keyword yang masuk akal untuk target situsmu
  • Cara menemukan celah & peluang dengan melihat kompetitor
  • Cara melacak progres nyata β€” bukan cuma menatap grafik trafik
  • Dan alat SEO mana yang benar-benar layak dicoba

Pada titik ini, kamu tidak butuh teori lagi – yang kamu perlukan adalah aksi πŸš€ Jadi ini langkah berikutnya:

Pilih satu halaman atau topik di websitemu.
Jalankan dengan langkah di panduan ini.
Ukur hasilnya. Perbaiki dari sana.

Bagian terbaiknya? Hasil SEO itu akumulatif: tiap halaman cerdas yang kamu terbitkan membuat halaman berikutnya lebih mudah diranking.

Dan kalau kamu mentok?

Balik lagi ke panduan ini. Anggap sebagai GPS SEO-mu. Kami tetap di sini; toh kamu menemukan kami lewat SEO juga ;)

Ada pertanyaan? Komentar? Pengalaman β€œperang” di SERP? Tinggalkan di kolom komentar β€” yuk ngobrol.

Sekarang, bikin sesuatu yang pantas diranking πŸ”₯

Ayo diskusikan!